URguide

Berawal dari Hobi, Pemuda Asal Malang Ini Sukses Berbisnis Rebana

Shelly Lisdya, Jumat, 8 April 2022 14.19 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Berawal dari Hobi, Pemuda Asal Malang Ini Sukses Berbisnis Rebana
Image: Seseorang membuat rebana. (Humas Pemkot Malang)

Malang - Berawal dari hobi bermain banjari di Masjid Al-Mubarokah, warga Kelurahan Bumiayu, Arif Priadi justru terkenal sebagai ahli pembuat rebana berkualitas dari Kota Malang, Jawa Timur.

Kini berbagai produk rebana telah dibuatnya, hingga menghasilkan pundi-pundi rupiah setiap bulannya.

Menggunakan merek Arief, produk yang dibuat oleh Arif Priadi ini banyak dipakai oleh grup-grup al banjari, kasidah, dan ishari. 

Jaminan kualitas dan pelayanan yang memuaskan diberikan oleh pemilik usaha, sehingga usaha yang dirintisnya sejak 2013 ini terus berkembang.

Arif Priadi mengungkapkan, membuat usaha rebana di tahun 2013 awalnya hanya berdasarkan hobi saja. Karena memang suka bermain musik al banjari. Berawal dari kecintaan itu, dia membuat sendiri rebana secara otodidak.

“Setelah yakin rebana buatan sendiri berkualitas, akhirnya saya memberanikan diri menjualnya melalui Facebook. Alhamdulillah, sejak pertama dikenalkan hingga sekarang permintaan lancar,” kata Arif, Kamis (7/4/2022).

Dari awalnya dikerjakan sendiri, Arif mengaku saat ini dibantu tiga pekerja dalam menyelesaikan pesanan. Dalam satu bulan, kurang lebih dia bisa menyelesaikan 30 hingga 50 rebana.

“Termasuk di bulan Ramadan yang biasanya sepi pembeli. Namun pada Ramadan tahun 2022 ini, Alhamdulillah permintaan justru bertambah banyak. Meningkat hingga 100 persen,” terang Arif.

Arif mengaku semakin bersemangat menekuni usaha pembuatan rebana. Karena prospeknya masih sangat cerah. Terlebih untuk di Kota Malang, perajin rebana juga belum begitu banyak.

Harga rebana yang dijual tergantung dari bahan yang dibuat, seperti bahan kayu mangga dijual Rp 200 ribu per buah. Sementara itu, dari kayu mahoni harganya antara Rp 350 ribu hingga Rp 400 ribu.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait