URnews

Beredar Hoax Ambulans Kosong untuk Menakuti Warga, Ini Faktanya!

Alwin Jalliyani, Minggu, 18 Juli 2021 13.16 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Beredar Hoax Ambulans Kosong untuk Menakuti Warga, Ini Faktanya!
Image: Potret dua mobil ambulans yang sedang menjemput pasien. (Twitter @ChristantoDN)

Jakarta - Beredar hoax di dunia maya yang menyatakan ambulans kosong sengaja berkeliling untuk menakut-nakuti warga.

Parahnya, ada yang mempercayai hoax tersebut sampai merusak sebuah mobil ambulans yang tengah mengantar pasien suspek COVID-19 menggunakan helm di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Padahal faktanya, lonjakan kasus infeksi harian COVID-19 dan tingginya angka kematian merupakan penyebab ambulans beredar lebih sering dari biasanya.

Seorang relawan sopir ambulan yang merangkap kuli angkut peti jenazah, Antonius Christ, meluruskan hoax yang beredar dengan membeberkan situasi sebenarnya di lapangan melalui akun Twitter @christiantodn, Minggu (18/7/2021).

1. Kok ada ambulans kosong masuk kampung dengan sirine?

1598001818-Screen-Shot-2020-08-21-at-16.20.59.pngSumber: Ilustrasi ambulans. (Freepik)

Saat ini petugas ambulans menjemput orang sakit atau mengantar jenazah berdasarkan informasi dari WhatsApp grup dan Handy Talky (HT).

Misalnya, ‘mohon bantuan kepada relawan terdekat di daerah XX, patokannya dekat gedung YY, atas nama Bapak ZZ, positif COVID-19, mengalami perburukan nafas. Tolong dibawa ke RSUD untuk ditangani’. Selanjutnya relawan terdekat akan menuju ke lokasi.

Menurut Antonius, sebagian sopir ambulans yang bertugas merupakan relawan dari berbagai profesi, seperti dosen, karyawan, pemuka agama, dan lain-lain. Sehingga mereka tidak mengetahui persis kawasan suatu daerah, hanya mengandalkan patokan.

Mereka menyalakan sirine supaya keluarga atau tetangga yang sakit mendengar dan mengarahkan petugas ke lokasi pasien. Hal ini bisa menghemat waktu dan sangat berarti bagi pasien yang sedang bertarung melawan COVID-19.

"Maka saat kami masuk gang, ya kami menyalakan sirine supaya keluarga atau tetangga si sakit mendengar ambulance sudah datang dan mengarahkan kru kami ke rumah ybs. Itu sangat menghemat waktu dan mungkin sangat berarti bagi beliau yang bertarung nyawa dengan Covid," jelas Antonius.

Antonius menegaskan bahwa ambulan kosong lantaran sedang mencari seseorang yang hendak diselamatkan nyawanya.

2. Ambulans jalan beriringan, mau nakut-nakutin?

scmp.jpgSumber: Sebuah ambulans membawa penumpang Kapal Diamond Princess yang terjangkit virus corona jenis baru. (Ilustrasi/scmp.com)

Selama pandemi COVID-19, ambulans kerap berjalan dua mobil secara bersamaan. Hal ini dikarenakan saat menjemput jenazah COVID-19, relawan membawa tiga tim dengan tugas masing-masing.

Pertama, tim pemulasaraan jenazah yang bertugas mengkafani dan membersihkan jenazah. Kedua, tim pemakaman yang mengurus jenazah sampai dikuburkan. Ketiga, tim dekontaminasi lingkungan yang melakukan sterilisasi di sekitar rumah dan pemakaman.

Ketika jenazah suda masuk peti dan siap dimakamkan, hanya sopir ambulans dan jenazah yang boleh berada di ambulans pertama. Relawan lainnya harus berdesak-desakkan di ambulans kedua.

"Jadi dua ambulance itu BUKAN gagah gagahan, tapi memang kebutuhan," tegas Antonius.

3. Suara sirine ambulans menyebalkan, kenapa?

1625726012-Ambulance-antre-.jpgSumber: Antrean ambulance di TPU Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara/Instagram@alivikry

Perlu diketahui bahwa suara ambulans sebenarnya ada empat atau lima jenis. Suara seruling seperti pintu penutup lintasan kereta api digunakan saat membawa jenazah.
Sirine raung dibunyikan untuk pasien darurat. Sedangkan dua suara lainnya digunakan untuk membuka jalan.

"Mengapa suara ambulance itu ga enak didengar ? Sebab kalau suaranya lagu dangdutan, atau joget koplo, saya khawatir nanti ambulance dicegat warga untuk jogetan bersama," gurau Antonius.

Di akhir cuitannya, Antonius mengimbau bila menemukan ambulans yang mencurigakan sebaiknya dihentikan saja.

Apabila terindikasi kriminal, Antonius melanjutkan, silakan lapor ke Polisi atau Bintara Pembina Desa (Babinsa).

"Kalau ada ambulance mencurigakan, dihentikan saja dan ditanya tujuannya kemana, cari siapa. Biar semua jelas. Siapa tau bawa batu atau parang dan kelewang. Kalau terindikasi kriminal, laporkan ke Polsek atau babinsa," tutupnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait