URtrending

Berkedok Riset, Mahasiswa Unair Jadi Predator 'Fetish Kain Jarik' 

Nivita Saldyni, Kamis, 30 Juli 2020 14.31 | Waktu baca 4 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Berkedok Riset, Mahasiswa Unair Jadi Predator 'Fetish Kain Jarik' 
Image: Pemilik akun Twitter @m_fikris saat membantu Gilang untuk menyelesaikan riset 'bungkus-membungkusnya'. Sumber: Twitter @m_fikris

Surabaya - Seorang mahasiswa salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Kota Surabaya, Gilang, mendadak viral di media sosial. Bahkan kini nama Gilang tengah menjadi trending di Twitter.

Pemilik nama lengkap Gilang Aprilian Nugraha Pratama itu mendadak viral usai seorang netizen membuat thread berjudul Predator "Fetish Kain Jarik" Berkedok Riset Akdemik dari Mahasiswa PTN di SBY pada Rabu (29/7/2020) malam.

Lewat thread tersebut, pemilik akun @m_fikris itu mengaku sebagai salah satu korban 'fetish kain jarik' Gilang. Ia bercerita bahwa tak ada pikiran buruk di awal saat menerima permintaan pertemanan Gilang di Instagram. Bahkan keduanya pun telah bertukar kontak Whatsapp.

"Jadi awalnya waktu gw maba di salah satu PTN di SBY (tp beda PTN ama dia ya), taun lalu, dia ngefollow gw di IG dan ninggalin komentar suruh difollback. Nah yaa udah lah, liat foto ignya dia juga anak PTN di SBY yaa aku follback," cuit Fikri mengawali ceritanya.

Kemudian baru-baru ini, Gilang yang mengaku sebagai mahasiswa Unair angkatan 2015 itu meminta bantuan kepada Fikri untuk menyelesaikan riset proyek tugas akhirnya yang berkaitan dengan 'bungkus-membungkus'.

"Lanjut di wa, dia njelasin maksud minta no WAku sebelumnya yakni untuk riset dia. Dia bilang sedang ngadain riset tentang bungkus-membungkus. Waktu gw nanya maksudnya apa pasti dialihin gitu lah, kek jangan nanya-nanya dulu, nanti juga bakal tau dsb," kata Fikri.


"Nah karena gw baik, yaelah :), waktu ditanya mau membantu ngga? mau berkenan nolong? gw iya2 ajah (bego emang)," lanjutnya.

Gilang menjelaskan dalam riset ini, subjek akan ditutup mata dan mulut dengan lakban, begitu juga dengan tubuhnya. Subjek akan dililit lakban sehingga tak dapat bergerak, berbicara, dan juga melihat.

Kemudian, subjek harus dibungkus dengan tiga lapis kain jarik hingga kepala hingga kaki tertutup rapih. Tujuannya, kata Gilang, untuk melihat reaksi natural dan sifat asli dari subjek penelitian. Namun karena terkendala pandemi COVID-19, ia meminta subjek penelitian untuk mengirimkan foto dan video selama penelitian berlangsung.

"Kakak sudah lama menjalankan riset ini. Dan gak sedikit yang jadi model untuk bantuin kakak," kata Gilang dikutip dari tangkapan layar percakapan keduanya.

Meski awalnya ragu dan takut, namun Fikri akhirnya memutuskan untuk bersedia membantu riset mahasiswa semester 10 di Fakultas Ilmu dan Budaya itu.

Tak sendiri, Fikri mengajak beberapa teman laki-lakinya yang akhirnya bersedia ikut membantu. Kriteria yang diminta Gilang pun sederhana, anak yang baik dan mudah paham.

"Nah besok pagine gw dichat, trus juga dia mau gw janji buat komitmen ngerjain projeknya. Gw iyain dgn syarat selama tidak terjadi apa2, gw mau. Kata dia gak bakal ada apa2, yaa udah gw iyain ajah. Nah risetnnya ini kan di rumah temen gw. Gw ke sana," lanjut Gilang.

Sesuai instruksi, Fikri dan temannya pun secara bergantian menjalankan apa yang dikatakan oleh Gilang. Ia pun mengirimkan foto dan video saat ia sedang dibungkus kain jarik.

Selama tiga jam, Fikri baru diperbolehkan melepas ikatan tersebut. Namun di luar dugaan, hal-hal aneh mulai dirasakan. Gilang pun sempat mengirim chat dengan nada yang menggoda kepada Fikri.

"Sini peluk wkwk. Canda Dek," kata Gilang setelah Fikri selesai menjalankan permintaannya.

"Habis itu dia nyuruh ngelakban seluruh badan. Selain itu, dia ngirim foto gw yang tadi (waktu mau dilakban) sambil bilang 'Dek, siapanih ganteng'. Anjirt udah gak enak bgt gw," cerita Fikri.

Bahkan saat Fikri dan temannya menolak melanjutkan hal itu, Gilang tiba-tiba berulah. Dengan mengandalkan penyakit vertigonya, ia meminta Fikri minta maaf karena telah menolak membantunya. Bahkan Gilang sempat mengancam akan bunuh diri, guys.

Sempat tenang, namun tiba-tiba Gilang kembali berulah. Dia membuat status seakan status itu dibuat oleh keluarganya. Status itu menyebut bahwa kondisi Gilang sedang buruk.

Keluarga pun meminta Fikri untuk menuruti kemaun Gilang agar kondisinya kembali membaik. Namun dengan tegas permintaan itu di tolak mentah-mentah.

"Gw gak homofobia, atau apa lah cuma gw yang straight di sini. Denger godaan2 gitu (ganteng, peluk) dri Gilang gw risih malah jijik. Jadi terlepas dari orientasi seksualnya yg gw benci adalah kelakuan dan sifatnya itu!! Oh ya disclaimer yaa di sini. Gw di sini gak mempermasalahkan orientasi seksual seseorang, mau elu bisex, gay, suka pohon, suka jembatan itu hak elu terserah elu," ungkap Fikri.

Sayangnya ia pun baru menyadari apa yang dilakukan Gilang adalah fetish yang aneh, yaitu memiliki hasrat seksual yang tinggi dengan melihat benda atau objek yang dibungkus dengan kain.

"Nah setelah gw ngobrol ama temen gw. Katane hal2 kek pocong (dibungkus jarik) itu adalah fetish/kink gitu lah," kata Fikri.

Ia pun berharap dengan terungkapnya kasus ini, tak ada lagi korban-korban Gilang berikutnya.

"Itu ajah si dari gw, gw harap gw korban terakhir dri si Gilang ini. Dengan adane thread ini si Gilang tobat dan gak ngincer orang lain. Selain itu gw di sini gak ada niat menyudutkan suatu institusi mana pun," tutup Fikri.

 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait