URtrending

Berstatus PDP, Perawat RS Siloam Surabaya Meninggal Dunia

Nunung Nasikhah, Jumat, 17 April 2020 12.03 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Berstatus PDP, Perawat RS Siloam Surabaya Meninggal Dunia
Image: ANTARA

Surabaya – Kabar duka kembali datang dari para petugas kesehatan. Salah satu perawat di Rumah Sakit Siloam Surabaya berinisial HY dikabarkan telah meninggal dunia pada Kamis (16/4/2020) pagi, dengan status pasien dalam pengawasan atau PDP virus corona (COVID-19).

Perawat tersebut meninggal dunia di usia 51 tahun dan merupakan perawat senior di Siloam Hospitals Surabaya.

“Kami baru saja kehilangan salah satu sosok pahlawan kesehatan. Beliau bergabung bersama kami sejak 17 Maret 1988. Sudah 32 tahun lamanya beliau mendedikasikan hidupnya untuk melayani kebutuhan kesehatan masyarakat,” ujar CEO Siloam Hospitals Surabaya dr. Maria Magdalena Padmidewi, Sp.PK. melalui siaran pers yang diterima tim Urbanasia Kamis (16/4/2020) malam.

“Kami memberikan penghormatan yang sebesar-besarnya untuk almarhumah atas dedikasi yang begitu luar biasa terhadap kesehatan dan kemanusiaan dan telah menjadi teladan bagi kita semua. Segenap keluarga besar Siloam Hospitals mendoakan agar Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberikan kekuatan dan penghiburan untuk keluarga yang ditinggalkan,” imbuhnya.

Ketua Dewan Pengurus Wilayah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Timur Prof Dr H Nursalam mengatakan bahwa pada hari Minggu (5/4/2020), HY sempat mengeluhkan demam dan periksa di Instalasi Gawat Darurat, kemudian dirawat dengan status PDP COVID-19.

"Saya mendapat data yang belum resmi, beliau ini koordinator yang mungkin tidak langsung berhubungan dengan pasien," kata Nursalam, sebagaimana dikutip dari Antara (17/4/2020).

Nursalam juga menambahkan, pada Jumat (10/4/2020), HY dipindah ke ruang isolasi khusus, lalu pada Senin (13/4/2020) dipindah ke ruang non-ventilator karena hasil pemeriksaan darahnya bagus.

"Terakhir, hari Selasa (14/4/2020), beliau diinkubasi untuk dipasang ventilator. Data ini masih belum resmi, perlu saya konfirmasi ke Dewan Pengurus Komisariat Siloam. Jadi, terakhir status PDP, tapi kondisinya memburuk," katanya.

Dengan adanya kejadian ini, Nursalam juga meminta pemerintah bersedia memberikan pemeriksaan COVID-19 melalui rapid test atau swab pada setiap perawat.

"Perawat itu bukan hanya merawat pasien, bisa jadi dia terpapar saat registrasi pasien atau saat memberikan penyuluhan. Saat tidak merawat pasien biasanya APD (alat pelindung diri) tidak lengkap," ujarnya.

Ia juga berharap perawat dapat diedukasi untuk memakai APD berstandar, minimal masker yang digunakan adalah masker N95. Ia mengatakan, selama ini, perawat minim memakai APD, padahal perawat juga tidak tahu pasien yang ditemui positif corona atau tidak.

Memang, kasus kematian tenaga medis seperti ini tak akan berakhir jika tidak ada kepedulian antar sesama. Pemerintah membantu sosialisasi dan mengontrol kinerja tenaga medis di Indonesia, masyarakat membantu dengan saling bekerjasama dan memberikan dorongan secara psikologis agar mereka tetap sehat.

Untuk itu, supaya kita bisa menjaga agar mereka tetap sehat, yuk sebagai masyarakat kita bantu mereka yang mengalami kekurangan APD dan masalah fasilitas kesehatan lainnya dengan cara mengikuti aksi donasi Urbanasia melalui kitabisa.com/urdonation. Karena dari uluran tanganmu lah sangat berharga bagi keselamatan mereka.

Stay safe, everyone!(*)

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait