URnews

Bicara soal Ekonomi Dunia, Jokowi: Tahun Ini Sulit, Tahun Depan Akan Gelap

Ika Virginaputri, Sabtu, 6 Agustus 2022 09.54 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Bicara soal Ekonomi Dunia, Jokowi: Tahun Ini Sulit, Tahun Depan Akan Gelap
Image: Presiden Jokowi (Foto: SetKab)

Jakarta - Presiden Joko Widodo mengungkapkan saat ini kondisi ekonomi dunia sedang berada pada posisi yang tidak mudah. Mulai dari PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), IMF (International Monetary Fund, hingga Bank Dunia memprediksi akan ada 60 negara yang ekonominya ambruk.

Selain dari angka inflasi yang makin meningkat, hal tersebut terlihat dari 320 juta orang di dunia yang menderita kelaparan akut. Presiden Jokowi mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi di banyak negara tidak saja mengalami penurunan, namun sudah masuk kategori anjlok.

"Saya bertemu dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, bertemu dengan lembaga-lembaga internasional, bertemu dengan kepala-kepala negara G7, saya tanyakan sebetulnya dunia ini mau kemana?" ujar Jokowi. "Beliau-beliau menyampaikan, 'Presiden Jokowi, tahun ini kita akan sangat sulit. Tahun depan akan gelap.' Ini saya sampaikan apa adanya karena memang posisi pertumbuhan ekonomi semuanya bukan hanya turun, tapi anjlok semuanya," tambahnya lagi dalam acara Hari Ulang Tahun Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD) 2022 di Sentul International Convention Center (SICC), Jawa Barat, Jumat (5/8/2022).

Situasi ekonomi ini juga terlihat dari melonjaknya harga-harga seperti harga bahan bakar minyak yang terjadi di Amerika Serikat. Meski begitu Presiden Jokowi menyampaikan, pemerintah saat ini terus berusaha mengendalikan kenaikan harga, terutama bahan bakar minyak, di tengah inflasi yang terjadi di berbagai negara di dunia. Imbasnya, subsidi yang dikeluarkan pemerintah dalam APBN menjadi sangat besar.

“Inilah yang sekarang dikendalikan oleh pemerintah. Dengan apa? Dengan subsidi, karena begitu harga bensin naik, harga barang otomatis langsung melompat bersama-sama. Oleh sebab itu pemerintah mengeluarkan anggaran subsidi yang tidak kecil, Rp 502 triliun yang tidak ada negara berani memberikan subsidi sebesar yang dilakukan Indonesia,” ujarnya.

Presiden Jokowi juga memberikan peringatan bahwa kondisi ekonomi yang memburuk ini akan mempengaruhi kompetisi antar negara ke depannya. Untuk itu Indonesia perlu memperbaiki fondasi-fondasi dasar ekonomi seperti industrialisasi dan pembangunan infrastruktur yang mungkin baru akan terasa manfaatnya dalam kurun waktu 5-10 tahun lagi. 

"Ke depannya bukan negara besar mengalahkan negara kecil, bukan negara kaya mengalahkan negara miskin, bukan," Jokowi mewanti-wanti. "Pertarungannya adalah, negara cepat akan mengalahkan negara yang lambat. Kalau stok infrastruktur kita baik, akan kelihatan kita bisa bersaing atau tidak," Jokowi menuturkan. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait