URtainment

Bilang 'Maaf' Terlalu Sering Juga Bentuk Merendahkan Diri Sendiri, Lho!

Itha Prabandhani, Selasa, 5 Mei 2020 09.00 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Bilang 'Maaf' Terlalu Sering Juga Bentuk Merendahkan Diri Sendiri, Lho!
Image: istimewa

Jakarta - Saking seringnya kita mengucapkan kata “maaf”, sangat mungkin bahwa kata penting ini akan kehilangan maknanya.

Dalam budaya ketimuran, kita memang menganut nilai kesopanan yang tinggi. Namun, kita masih bisa tetap sopan tanpa harus mengucapkan kata “maaf” pada sesuatu yang bukan kesalahan kita lho, guys.

Maaf yang Tidak Perlu

Menurut Maja Jovanovic, seorang sosiolog yang juga dosen di Universitas McMaster, Ontario, Kanada, kata maaf yang diucapkan terlalu sering, too much, atau tidak pada tempatnya, justru akan membuat kita menyakiti diri sendiri dan merasa rendah diri. Maja menyebut ini sebagai 'maaf yang tidak perlu'.

Misalnya, 'Maaf, saya makan duluan, ya,' atau 'Maaf, jadi merepotkan, tapi saya ingin mengubah jadwal penerbangan saya.'

Sebaliknya, alih-alih mengucapkan maaf, Maja menyarankan untuk langsung mengungkapkan maksud pembicaraan kita saja. Misalnya, saat ingin menginterupsi sebuah rapat, kamu bisa bilang, 'Saya ingin menyampaikan sebuah ide,' atau 'Bolehkah kita mencoba hal lain seperti...,' ungkapan ini, menurut Maja, masih tergolong sopan tanpa harus merendahkan diri sendiri.

 Ungkapkan Alasan dan Ucapkan Terima Kasih

Sementara itu, dalam pembicaraan sehari-hari, saat kamu terlambat merespons pesan, kamu bisa menjelaskan alasan keterlambatan itu ketimbang minta maaf. 'Saya tadi ada meeting, jadi baru bisa membalas pesan Bapak.'

Kamu juga bisa menambahkan ucapan terima kasih karena telah bersedia menunggu. 'Aduh! Jalanan tadi macet banget. Terima kasih ya, kamu masih sabar menunggu.'

Namun, mengubah kebiasaan ini bukan perkara yang mudah, guys. Kamu bisa mulai dari dirimu sendiri, lalu orang-orang terdekatmu. Prinsipnya, kata 'maaf' sebaiknya digunakan untuk mengungkapkan penyesalan karena kamu telah berbuat kesalahan.

Dengan begitu, kata 'maaf' tidak lagi menjadi kata yang murah dan lumrah diterima, namun tetap dihargai sebagai bentuk ungkapan hati yang tulus.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait