URnews

Borneo Vortex, Fenomena Alam yang Ganggu Penerbangan di Pontianak

Nivita Saldyni, Jumat, 15 Januari 2021 13.52 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Borneo Vortex, Fenomena Alam yang Ganggu Penerbangan di Pontianak
Image: Ilustrasi cuaca buruk saat penerbangan. (Pixabay)

Jakarta - Belum lama kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute penerbangan Jakarta-Pontianak terjadi, masyarakat kembali dihebohkan dengan gagalnya pesawat Lion Air dan Garuda Indonesia mendarat di Bandara Internasional Supadio Pontianak, Rabu (13/1/2021) lalu. Keduanya dialihkan ke bandara lain karena cuaca yang buruk.

Untuk mencari tahu kondisi cuaca yang terjadi di Pontianak saat itu, Urbanasia mencoba menghubungi peneliti petir dan atmosfer BMKG, Deni Septiadi, Kamis (14/1/2021).

Kepada Urbanasia, Deni pun menjelaskan kondisi cuaca yang telah mengganggu beberapa penerbangan di Pontianak pada Rabu lalu.

Deni menjelaskan, cuaca Pontianak saat itu memang sedang tak bersahabat. Gangguan cuca itu berasal dari sel awan besar yang berada di sebelah barat Pulau Kalimantan.

"Jadi kalau dilihat dari satelit itu ada sel awan yang besar sekali. Saya lihat pada saat kejadian, radius sel-nya saja itu mencapai 100 kilometer dan suhu puncak awannya mencapai minus 90 derajat celsius. Jadi ini awannya nggak main-main, besar banget," kata Deni lewat sambungan telepon kepada Urbanasia, Kamis (14/1/2021) malam.

Setelah diperiksa lebih lanjut, ternyata awan ini telah terbentuk dan mengendon sejak Selasa (12/1/2021) pukul 11 malam waktu setempat, guys.

Bahkan saat itu, radius sel awan ini sempat mencapai nilai maksimum sebesar 180 kilometer dengan rata-rata kecepatan angin yang ada di sekitar awan itu berkisar 37 - 56 kilometer/jam.

"Dari situ, saya curiga karena dia kan lokasinya di sekitar Kalimantan, ekuator ya. Dari situ saya cek pakai analisis angin gradien, saya cek analisis anginnya dari angin di level permukaan, kemudian angin 850, angin 700, angin 500 milibar, itu ada sirkulasi tertutup namanya. Sirkulasi tertutup di sekitar Kalimantan bagian barat. Fenomenanya kalau dalam meteorologi itu namanya Borneo Vortex," jelasnya.

Mungkin bagi sebagian besar Urbanreaders istilah Borneo Vortex masih terasa asing. Namun ternyata sudah banyak penelitian yang menjelaskan tentang fenomena satu ini, salah satunya Anip dan Lupo dari Colorado, Amerika Serikat.

Dikutip dari artikel LAPAN, Anip dan Lupo (2011) menyatakan bahwa Borneo Vortex adalah sebuah gangguan monsun, yaitu sirkulasi siklonik level bawah dan quasi-stasionary yang terbentuk di pesisir pulau Borneo. Nah pusarannya bahkan terus terjadi meski di bagian timur Kalimantan tidak tertutup sempurna.

Masih bingung, begini penjelasan sederhana dari Deni, Urbanreaders. 

"Jadi Borneo Vortek itu sebetulnya sel awan. Kan kalau awan cumulonimbus (Cb) itu kan ada yang single cell, ada yang multi cell, super cell, dan ada yang gede lagi namanya mesoscale jadi skalanya meso. Nah Borneo Vortex itu sebenernya mengarah ke fenomena yang meso itu, besar sekali kalau saya lihat. Jadi berbahaya memang," jelas Deni panjang lebar.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait