URstyle

BPOM Terbitkan Izin Darurat untuk Vaksin Janssen dan Convidecia

Kintan Lestari, Sabtu, 11 September 2021 13.46 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
BPOM Terbitkan Izin Darurat untuk Vaksin Janssen dan Convidecia
Image: Ilustrasi vaksinasi COVID-19. (Freepik)

Jakarta - Bertambah lagi vaksin COVID-19 di Indonesia yang sudah mendapatkan izin Persetujuan Penggunaan dalam Kondisi Darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM).

Kali ini adalah vaksin Janssen produksi Johnson & Johnson. UEA tersebut diterbitkan BPOM pada 7 September lalu. 

Berdasarkan pengujian kepada penerima vaksin yang berusia atas 18 tahun, vaksin Janssen memiliki efikasi untuk mencegah semua gejala COVID-19 sebesar 67,2%, dan efikasi untuk mencegah gejala COVID-19 sedang hingga berat sebesar 66,1%.

Di tanggal yang bersamaan dengan vaksin Janssen, BPOM juga menerbitkan izin penggunaan darurat untuk vaksin Convidecia yang dikembangkan CanSino Biological Inc. dan Beijing Institute of Biotechnology. 

Efikasi vaksin tersebut bisa memberi perlindungan pada semua gejala COVID-19 sebesar 65,3 persen, sedangkan efikasi untuk perlindungan terhadap kasus COVID-19 berat adalah 90,1 persen.

Dengan demikian, total sudah ada 9 vaksin COVID-19 di Indonesia yang mendapatkan UEA dari BPOM

Sebelumnya BPOM sudah mengeluarkan UEA untuk vaksin Sinovac, Vaksin COVID-19 Bio Farma, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer, dan Sputnik V.

"Dari sembilan vaksin yang sudah mendapatkan EUA dari Badan POM, enam diantaranya telah digunakan di Indonesia. Kemudian, dalam waktu dekat, vaksin Janssen juga akan tiba di Indonesia," ujar Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate dalam siaran pers, Jumat (10/9/2021). 

Maka dari itu, ia meminta masyarakat tidak memilih-milih jenis vaksin yang diberikan.

"Hadirnya beragam jenis vaksin COVID-19 di Indonesia ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mengamankan ketersediaan vaksin. Seluruh dunia sangat memerlukan vaksin COVID-19 saat ini, dan Indonesia memerlukan 400 juta lebih dosis vaksin. Oleh karenanya, pemerintah berupaya mendapatkan vaksin dari berbagai produsen," katanya lagi.

Pakar Imunisasi, dr. Elizabeth Jane Soepardi, terus mendorong pemerintah untuk memperluas cakupan vaksinasi, khususnya di daerah dengan tingkat kasus COVID-19 paling tinggi.

"Dengan cara ini otomatis cakupan imunisasi akan lebih cepat meningkat dibanding vaksin yang ada di distribusi secara merata," ujar Doktor Bidang Penelitian Pelayanan Kesehatan dari Erasmus University, Belanda ini.

Dokter Jane juga mengingatkan kalau varian delta lebih cepat menular, sehingga ia meminta masyarakat segera melakukan vaksinasi guna menghindari risiko kesehatan yang lebih parah akibat infeksi COVID-19 varian delta.

"Sebanyak 99% kasus positif COVID-19 di Amerika Serikat terjadi pada mereka yang belum diimunisasi, kelompok anti vaksin, dan anti masker," tutupnya. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait