URstyle

Vaksin Sinopharm dapat Izin Penggunaan Darurat dari WHO

Kintan Lestari, Selasa, 11 Mei 2021 11.10 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Vaksin Sinopharm dapat Izin Penggunaan Darurat dari WHO
Image: Ilustrasi vaksin COVID-19. (Freepik/rawpixel)

Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum lama ini memasukkan vaksin Sinopharm ke daftar penggunaan darurat. Artinya, vaksin COVID-19 ini sudah mendapat lampu hijau untuk diluncurkan secara global. 

Untuk diketahui, vaksin Sinopharm merupakan produksi Beijing Bio-Institute of Biological Products Co Ltd, anak perusahaan China National Biotec Group (CNBG).

Menanggapi pernyataan tersebut, Koordinator PMO Komunikasi Publik KPCPEN Arya Sinulingga menyambut baik keputusan WHO. Menurutnya, ini akan mempermudah penyediaan stok vaksin sehingga proses vaksinasi bisa berlangsung dengan baik. 

"Dengan begitu kita berharap herd immunity bisa segera tercapai," ujar Arya dalam siaran pers, Senin (10/5/2021).

BPOM pun sebelumnya juga sudah mengeluarkan izin penggunaan darurat/Emergency Use Authorization (EUA)  terhadap vaksin Sinopharm.

Arya menyebut sejauh ini Indonesia sudah mengamankan sebanyak 75.910.500 juta dosis vaksin COVID-19.

Dari 75 juta lebih dosis vaksin yang sudah diamankan pemerintah, vaksin Sinovac sebanyak 68.500.000 dosis, vaksin AstraZeneca COVAX sebanyak 6.410.500 dosis, dan Sinopharm jumlahnya 1 juta dosis.

"Dengan divaksinasi, tidak hanya melindungi diri sendiri, tapi juga orang sekitar kita," katanya.

Di situs resminya, WHO menyebut penambahan vaksin ini berpotensi mempercepat akses vaksin COVID-19 bagi negara-negara yang ingin melindungi petugas Kesehatan dan populasi yang berisiko.

Ini juga memungkinkan negara untuk mempercepat persetujuan peraturan mereka sendiri untuk mengimpor dan mengelola vaksin COVID-19.

Kepala Badan POM RI, Penny K. Lukito, mengatakan vaksin COVID-19 Produksi Sinopharm sebelumnya telah menjalani uji klinik fase 3 di Uni Emirat Arab dan beberapa negara lainnya dengan 42.000 subjek uji.

Hasilnya vaksin tersebut punya efikasi sebesar 78,02% dan pengukuran imunogenisitas setelah 14 hari penyuntikan dosis kedua, seropositive rate (persentase subjek yang terbentuk antibodi) netralisasi adalah 99,52% pada orang dewasa dan 100% pada lansia.

Keamanan vaksin juga bisa ditoleransi dengan baik dan frekuensi kejadian masing-masing efek samping tersebut adalah 0,01% (terkategori sangat jarang), serta pada usia di atas 60 tahun tidak ada laporan efek samping lokal grade 3.

“Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, dan juga pertimbangan manfaat risiko, maka Badan POM telah menerbitkan persetujuan penggunaan pada masa darurat atau EUA pada 29 April 2021 dengan nomor EUA2159000143A2 untuk vaksin dengan kemasan 1 vial berisi 0,5 ml (1 dosis) vaksin,” jelas Penny dalam konferensi pers virtual, Jumat (30/4/2021) lalu. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait