URedu

Bukan Sekadar Pengganti UN, Ini 4 Hal tentang Asesmen Nasional 2021

Nivita Saldyni, Senin, 23 Agustus 2021 20.33 | Waktu baca 4 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Bukan Sekadar Pengganti UN, Ini 4 Hal tentang Asesmen Nasional 2021
Image: Ilustrasi Ujian Nasional. (disdik.jabarprov.go.id)

Jakarta – Sejak tahu lalu mungkin Urbanreaders sudah mengetahui soal rencana Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, RIset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) mengganti Ujian Nasional (UN) dengan Asesmen Nasional (AN) di tahun 2021. Bahkan Mendikbud Ristek Nadiem Makarim memastikan bahwa AN akan tetap dijalankan tahun ini, meski kita masih berada di tengah pandemi COVID-19.

"Ini adalah pemetaan mutu pendidikan. Jadi jauh lebih penting kita lakukan ini Asesmen Nasional secepat mungkin untuk mengetahui sejauh mana ketinggalan kita dan mana daerah-daerah dan sekolah-sekolah yang paling membutuhkan bantuan kita sejak pandemi ini sudah berlalu. PJJ sudah 1,5 tahun dan saat ini kita tidak punya informasi sama sekali untuk mengkuantifikasi dampak learning loss. Kalau kita tidak segera, kita tidak akan bisa mengejar ketertinggalan kita,” kata Nadiem dalam rapat bersama Komisis X DPR RI, Senin (23/8/2021).

“Justru dengan adanya pandemi ini jauh lebih penting untuk mengetahui seberapa sih ketertinggalan kita? Mana sih sekolah yang butuh bantuan secepat mungkin?” imbuhnya.

Rencananya, AN untuk siswa sekolah akan digelar pada pekan keempat September hingga pekan kedua November mendatang. Namun sebelum itu, akan ada simulasi pada bulan Agustus hingga September untuk melihat persiapannya.

Kendati demikian hingga saat ini masih banyak masyarakat yang bertanya-tanya tentang AN. Bahkan tak dipungkiri bahwa masih ada kesalahpahaman yang terjadi di tengah masyarakat terhadap pelaksanaan AN ini.

Untuk itu, Urbanasia mencoba untuk merangkum sejumlah informasi penting mengenai AN dari berbagai sumber dalam empat poin penting yang harus kamu pahami berikut ini!

1. Pengertian dan Tujuan Asesmen Nasional (AN)

Melansir situs resmi Kemendikbud, Asesmen Nasional adalah program penilaian terhadap mutu setiap sekolah, madrasah, dan program kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah. Nah, mutu satuan pendidikan ini dinilai berdasarkan hasil belajar murid yang mendasar (literasi, numerasi, dan karakter) serta kualitas proses belajar-mengajar dan iklim satuan pendidikan yang mendukung pembelajaran itu sendiri.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Perbukuan Kemendikbud Ristek Anindito Aditomo pun mengatakan dalam rapat bersama Komisi X DPR RI hari ini bahwa AN merupakan evaluasi terhadap sistem pendidkan kita.

“Asesmen Nasional ini merupakan evaluasi terhadap sistem pendidkan. Mungkin ini pertama yang perlu kita tegaskan, Asesmen Nasional tujuannya adalah untuk mendorong perubahan positif dalam cara guru mengajar, dalam cara kepala sekolah memimpin pembelajaran di sekolahnya, dalam pengawasan sekolah, dan dalam cara pemerintah daerah melakukan evaluasi diri dan penganggaran agar semua itu lebih berorientasi pada kualitas pembelajaran,” kata Anindito.

“Jadi tujuan Asesmen Nasioanal itu sebenarnya pemantik perubahan,” tegasnya.

2. Tiga Instrumen Utama dalam AN

Nah AN sendiri terdiri dari tiga instrument utama. Pertama adalah Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang akan mengukur literasi membaca dan matematika (numerasi) murid. Kedua yaitu Survei Karakter (SK) yang akan mengukur sikap, nilai, keyakinan dan kebiasaan yang mencerminkan karakter murid. Terakhir adalah Survei Lingkungan Belajar yang mengukur kualitas berbagai aspek input dan proses belajar-mengajar, baik di kelas maupun di tingkat satuan pendidikan.

Adapun bentuk soal AN sendiri nantinya terdiri dari pilihan ganda, pilihan ganda kompleks, menjodohkan, isian singkat, hingga uraian. Laporan hasil AN sendiri nantinya menghasilkan informasi untuk memantau perkembangan mutu dari waktu ke waktu serta kesenjangan antar bagian di dalam sistem pendidikan. Seperti misalnya kesenjangan antarkelompok sosial ekonomi dalam satuan pendidikan, kesenjangan antara satuan pendidikan negeri dan swasta di suatu wilayah, kesenjangan antardaerah, atau pun kesenjangan antarkelompok berdasarkan atribut tertentu.

3. Tak Ada Konsekuensi Apapun Terhadap Individu dari Hasil AN

Anindito memastikan tidak akan ada konsekuensi apapun terhadap individual, baik murid, guru, maupun kepala sekaolah dari besaran nilai yang diperoleh dalam AN. Ia mengatakan bahwa AN 2021 ini merupakan pemetaan awal.

“Jadi tidak ada beban bagi murid. Tidak perlu ikut bimbingan belajar, tidak perlu beli buku latihan soal, apalagi sampai harus beli perangkat-perangkat lain untuk mempersiapkan diri menghadapi Asesmen Nasional ini,” katanya.

Hal ini pun juga ditegaskan kembali oleh Nadiem. Dalam kesempatan yang sama, Nadiem mengingatkan kepada orang tua siswa agar tak perlu mengikutkan anaknya bimbingan belajar untuk mempersiapkan AN. Apalagi sampai harus membeli perangkat khusus untuk berlatih menjalani AN.

“Kalau ada sekolah-sekolah yang meminta murid-muridnya melakukan bimbingan belajar, bahkan bayar untuk bimbingan belajar, tolong diberi tahu tidak ada gunanya sama sekali. Tidak ada gunanya. Bahkan saya mendengar beberapa sekolah yang meminta muridnya beli laptop untuk latihan AKM. Ini hal yang salah persepsi total mengenai kebutuhan ini,” kata Nadiem.

4. Jadwal Pelaksanaan AN Tahun 2021

Melansir dari situs Kemendkbud, AN tahun ini akan dilakukan pada siswa yang duduk di pertengahan masing-masing jenjang sekolah. Misalnya kelas 4 untuk SD, kelas 8 untuk SMP, dan kelas 11 untuk SMA. AN sendiri awalnya akan mulai dilaksanakan pada Maret 2021. Namun pelaksanaannya diundur dan akan dimulai pada pekan keempat September hingga pekan kedua November mendatang.

Berikut jadwal pelaksanaan AN seperti yang dipaparkan Anindito dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR RI, Senin (23/8/2021) :

1 Tingkat SMK dan Paket C: 20 – 23 September 2021

2. Tingkat SMA/MA: pekan keempat September 2021

3. Tingkat SMP dan MTS: pekan pertama September 2021

4. Tingkat SD/MI: pekan kedua November 2021

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait