URnews

Cegah Kemiskinan Baru, Kampus Diminta Bantu Tangani Wabah PMK

Ahmad Sidik, Minggu, 3 Juli 2022 16.09 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Cegah Kemiskinan Baru, Kampus Diminta Bantu Tangani Wabah PMK
Image: Ilustrasi. (Dok. Kementerian Pertanian)

Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meminta peran aktif kampus dalam menanggulangi wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di daerah-daerah terjangkit.

Hal itu dikarenakan wabah PMK pada hewan ternak yang masih merajalela menjelang Idul Adha 1443 H. Sebab hewan yang terjangkit wabah bisa membuat peternak skala kecil ataupun besar mengalami kerugian. 

Melansir laman Kemenko PMK, Minggu (3/7/2022), pemerintah sudah melakukan berbagai upaya untuk menangani PMK, di antaranya dengan memberikan vaksin untuk hewan ternak demi mencegah terjangkitnya virus serta mengobati hewan yang terjangkit.

Menko Muhadjir juga telah mengunjungi Desa Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur sebagai salah satu daerah yang terjangkit wabah. Benar saja, di sana Ia menemukan sapi ternak milik masyarakat yang terjangkit PMK.

Untungnya, sapi tersebut dapat ditangani dengan baik oleh Dinas Peternakan dari Kabupaten Sumenep dan langsung diisolasi serta diobati dengan pengobatan herbal.

"Saya imbau terutama untuk perguruan tinggi yang punya fakultas kedokteran hewan dan peternakan untuk segera mengerahkan dosen mahasiswanya untuk membantu masyarakat yang sedang tertimpa musibah PMK ini," kata Muhadjir.

Kemudian, Muhadjir juga telah meminta kepada Kemendikburistek agar program pengabdian bisa dialokasikan untuk membantu masyarakat khususnya dalam penanganan wabah PMK.

"Saya sudah meminta kepada Dirjen Ristekdikti Prof. Nizam untuk mengalokasikan anggaran kampus merdeka untuk mereka yang akan melakukan pengabdian masyarakat langsung untuk disuport dari dana yang tersedia yaitu kampus merdeka," tuturnya.

Lebih lanjut, Muhadjir mengatakan dengan mencegah penyakit PMK maka akan mencegah kemiskinan baru di tengah masyarakat. Karenanya, pemerintah terus berupaya untuk meminimaisir kematian hewan ternak akibat wabah PMK.

"Seperti kita ketahui di sini kan termasuk peternak kecil. Hanya 2-3 sapi. Kalau mati setengah kiamat itu. Kalau sapi jantan yang diharapkan bisa dijual menjelang idul adha. Angannya untung besar bisa 30 juta per ekor ternyata mati. Nah ini akan mendorong terjadinya angka kemiskinan terutama peternak kecil," jelasnya.

Selain itu, Muhadjir mengapresiasi kesigapan seluruh pihak terkait dalam menangani penyakit PMK di Kabupaten Sumenep, khususnya di Desa Guluk-guluk. Disebutkan kesigapan seluruh aparatur desa bersama dinas peternakan dan pihak terkait yang telah melakukan isolasi dan pengobatan pada hewan ternak. 

"Ini saya rasa cara yang bagus. Dengan sigap ada sapi yang langsung diisolasi karena sudah terpapar PMK dan kelihatannya sudah sehat. Vaksin juga sudah dilakukan di sini. Mudah-mudahan bisa tertangani semua," pungkasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait