URstyle

Cerita Ganindra Bimo Soal 'Eazy Money' dan Bisnis Lokal di Indonesia

Nivita Saldyni, Selasa, 27 April 2021 17.10 | Waktu baca 9 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Cerita Ganindra Bimo Soal 'Eazy Money' dan Bisnis Lokal di Indonesia
Image: Ganindra Bimo menggunakan produk Eazy Money (Foto: Instagram @eazymoneyuniverse)

 

Jakarta – Nama Eazy Money mungkin sudah tak asing di telinga Urbanreaders. Yap, brand milik Adipati Dolken, Ganindra Bimo, dan Bill Satya Pratama yang berdiri sejak tahun 2019 ini memang dikenal dengan produk streetwear-nya yang unik dan nyentrik.

Namun ternyata Eazy Money bukan bisnis clothing line semata loh. Lebih dari itu, founder Eazy Money, Ganindra Bimo mengungkapkan bahwa Eazy Money adalah bisnis intellectual property (IP).

Untuk lebih mengenal Eazy Money, Urbanasia berkesempatan langsung untuk ngobrol bareng Bimo nih, guys. Mulai dari Eazy Money itu sendiri, bisnis lokal, sampai tips dan bocoran kolaborasi terbaru Eazy Money bakal kita bahas di sini!

Baca Juga : Tempat Kumpul Wajib Para Kolektor, Ini 5 Event Besar Sneakers Indonesia

Bisnis Fashion Jadi Langkah Awal Eazy Money

Seperti yang kita ketahui, saat ini Eazy Money adalah bisnis yang menjual produk fashion. Namun ke depannya, Bimo mengatakan bahwa ini adalah fase awal sebelum ke depannya akan ada banyak hal yang dilakukan oleh Eazy Money.

1619514840-EM-Bimo.jpgSumber: Ganindra Bimo menggunakan produk Eazy Money (Foto: Instagram @eazymoneyuniverse)

“Awalnya adalah gimana caranya bikin sebuah brand yang bisa sustainable dan bisa nge-grab banyak market. Tapi dimulainya lewat apa? Pertama kali yang dijual adalah retail fashion. Tapi goals utamanya, justru sebenernya bisnis utamanya adalah IP, intellectual property,” kata Bimo saat dihubungi Urbanasia lewat telepon, Senin (26/4/2021) lalu.

Bahkan saat ini, Bimo menambahkan, tim Eazy Money tengah mengembangkan beberapa proyek lain. Seperti game, food and beverages, dan banyak lagi ide-ide lainnya bakal dieksekusi.

Baca Juga: Adidas dan Rapper Tommy Cash Rilis Sneakers Sepanjang 1 Meter 

Alasan Eazy Money Gandeng Brand-brand Besar untuk Kolaborasi 

Meski baru seumur jagung, Eazy Money telah sukses berkolaborasi dengan brand-brand besar di Indonesia. Sebut saja Honda Scoopy dan Teh Botol Sosro. Ditanya soal alasan kolaborasinya bersama brand-brand besar, menurut Bimo hal ini bukan hanya sekedar masalah personal branding. Jauh dari itu, ia bersama tim ingin memberikan dampak untuk bisnis lokal itu sendiri.

“Kenapa kami mau berkolaborasi dengan brand-brand besar? Karena selain untuk belajar sama brand-brand yang sustain di bisnis industri seperti ini, plus untuk branding juga,” kata Bimo.

Impact-nya apa? Kami juga mau kasih lihat ke brand-brand baru di luar sana. Setiap hari, setiap minggu, setiap bulan itu banyak banget brand-brand baru yang lahir. Bagus untuk perekonomian Indonesia, kan? Di era pandemi kaya gini, saat pertumbuhan bisa dibilang lagi stagnan, ternyata brand besar kasih kesempatan untuk brand-brand baru yang masih ‘baby’ untuk berkembang dan brand baby-nya juga bisa nunjukin kualitas. Jadi ya bagus untuk ekosistemnya. Karena yang paling penting adalah bukan untuk maju sendiri sih,” imbuhnya.

Lebih lanjut, menurut Bimo kolaborasi adalah hal penting saat ini. Apalagi menurut pengalamannya, produk-produk kolaborasi selalu jadi incaran.

“Kolaborasi penting karena sesuatu yang berhubungan sama kolaborasi pasti diincer orang,” katanya.

Antusias pecinta Eazy Money pun cukup dirasakan saat berkolaborasi dengan Honda Scoopy. Bahkan rilisan kolaborasi bareng Teh Botol Sosro berhasil habis dalam hitungan 5-6 jam saja.

“Kami ngeluarin satu motor scoopy yang ada desain khususnya Eazy Money. Menurut kami itu sesuatu yang sulit dicapai untuk sebuah brand baby, tapi kami achieve itu. Bukan sombong, tapi ya itu... ‘kita bisa loh, berarti temen-temen yang lain juga bisa berkolaborasi sama brand besar supaya marketnya semakin luas lagi untuk pecinta streetwear, untuk pecinta dunia fashion tanah air’,” jelas Bimo.

1619515441-Ganindra-Bimo-EM.JPGSumber: Ganindra Bimo menggunakan produk Eazy Money (Foto: Instagram @eazymoneyuniverse)

Eazy Money Ingin Jadi Leader di Niche Market

Nah di balik pencapaian itu, ternyata Eazy Money punya mimpi besar. Bimo mengatakan bahwa ia bersama tim ingin menjadikan Eazy Money sebagai market leader untuk pasar niche.

“Kalau Eazy Money kan keluarinnya emang limited, jadi kami memang sebisa mungkin bikin yang limited-limited dan nggak apa menyasar konsumen yang niche karena kami memang fokus di sana,” kata Bimo.

Baca Juga: Rahasia Sukses Never Too Lavish Kembangkan Bisnis Hingga Kini Jadi Langganan Jokowi

 “Emang mungkin kelihatannya ini brand untuk anak-anak, mungkin kelihatannya ini brand yang chaotic. Kami emang bener-bener konsepnya chaotic, jadi emang chaotic yang chaos kaya kekacauan yang emang kami create,” imbuhnya.

Tentu semua itu berdasarkan tujuan dan perencanaan matang. Termasuk pilihan warna-warna yang berani dan desain unik khas Eazy Money. Semua itu dilakukan agar target sebagai ‘raja’ di kalangan niche market bisa tercapai.

“Jadi sebenernya semua base on purpose, base on planning. Kenapa kami milih yang warna-warni? Kenapa nyasar konsumen yang niche? Karena menurut kami nggak apa jadi brand yang menyasar konsumen atau brand yang niche, selama kami bisa jadi top 3-nya atau bahkan kita jadi market leader-nya. Karena brand kami ingin sekali jadi brand yang menawarkan diferensiasi,” jelasnya.

“Dan brand kami adalah brand yang menawarkan diferensiasi plus kasih solusi untuk orang-orang yang suka sama gaya nyeleneh,” imbuh Bimo.

Pasar Streetwear Nggak Ada Matinya

Sebagai pelaku bisnis fashion streetwear di Indonesia, Bimo melihat bahwa pasar streetwear tak akan pernah mati. Apalagi peluang berkolaborasi sangat terbuka lebar dan membuat bisnis streetwear akan terus berkembang.

“Kalau kita ngomongin sekarang demand-nya pasar streetwear, marketnya anak-anak streetwear gimana? Mungkin lagi mengalami sedikit penurunan karena sekarang era-nya anak-anak vintage,” kata Bimo.

Seperti yang bisa kita lihat, imbuh Bimo, vintage rap t-shirts, Nascar jacket, dan banyak lagi lainnya. Karena tren itulah, produk-produk tersebut kini harganya bisa puluhan juta.

Baca Juga: Netflix Borong 7 Penghargaan di Oscar 2021, Apa Saja?

“Tapi apakah streetwear ke depan langkahnya akan mati? Nggak sih karena sebenernya apa yang terjadi di streetwear bisa berkolaborasi juga sama yang lagi jadi tren di dunia sekarang. Contohnya adalah jaket Nascar lagi hype, anak-anak streetwear bisa kurang lebih bikin desain yang sama sama jaket Nascar walaupun nggak vintage, ini adalah jaket baru. Tapi desainnya kurang lebih sama-sama yang lagi hype sekarang. Jadi ya bisa berjalan berdampingan,” jelasnya.

Sementara untuk Eazy Money sendiri, Bimo mengaku bahwa mereka adalah ‘lefty person’ yang selalu mengambil jalan berbeda dari kebanyakan orang lainnya. Seperti misalnya saat jaket varsity sedang naik daun, maka Eazy Money akan membuat varsity dengan bahan yang unik.

“Jadi emang kami lefty banget sih. Secara demand gimana? Demand pasti ada walaupun niche. Tapi again, itulah cita-citanya. Kami ingin sekali jadi market leader di circle yang niche karena to be honest untuk jadi market leader di market yang niche aja itu bisa jadi dibilang sangat-sangat sukses,” pungkasnya.

Salah satu cara untuk menjaga permintaan pasar tersebut, Eazy Money selalu mengeluarkan rilisan terbatas. Jadi rilisan itu habis terjual, maka tidak akan diproduksi lagi ke depannya. 

That’s why kami selalu keluarin yang limited. Jadi ada yang minta, kok ini nggak dikeluarin lagi? Ya udah abis bro. Lo nggak pengen restock? Nggak, karena aiming-nya untuk branding,” pungkasnya.

“Ya namanya bisnis, kadang ada yang laku banget, kadang ada yang biasa aja, kadang ada yang nggak laku. Tapi ya, balik lagi ini adalah fase satunya aja karena yang akan dikejar bisnis IP-nya,” imbuhnya.

Harapan Eazy Money untuk Bisnis Lokal Indonesia 

Sebagai salah satu pelaku bisnis di Indonesia, Bimo berharap bisnis-bisnis lokal di Indonesia bisa terus maju dan memberi dampak yang baik untuk ekosistem bisnis lokal itu sendiri. Sebab menurutnya ekosistem adalah hal yang sangat penting agar bisnis lokal bisa terus hidup dan berjalan ke depannya.

Baca Juga: Strategi Levi's Cegah Konsumsi Pakaian Berlebih Lewat 'Buy Better, Wear Longer'

“Harapannya sih teruslah jadi brand yang genuine, jadi brand yang terus berkarya. Teruslah punya citra diri yang baik karena brand yang baik adalah brand yang bisa kasih impact buat ekosistemnya. Bisa tetap melakukan ‘do good’-nya. Terus bisa ngejalanin purpose-nya. Harapannya adalah ketika kita jadi seorang kreator, hal yang paling penting dipikirkan adalah bukan tentang untuk me-monetize audiensnya. Tapi gimana caranya supaya ngebuat ekosistemnya hidup,” pesan Bimo.

Sebab, kata Bimo, dengan membangun ekosistem yang baik maka bisnis lokal akan mampu membangun crowd-nya sendiri. Ketika crowd itu tetap dijaga maka terciptalah ekosistem yang akan membuat bisnis ini terus berjalan. Namun jika sebaliknya, di mana membangun bisnis hanya demi keuntungan semata tanpa memperdulikan tujuan bahkan solusi untuk bersama, maka akan susah bisnis tersebut bisa bertahan.

“Nggak salah sih cari cuan, tapi dengan cara yang bener. Dengan nge-build ekosistem yang sehat. Ekosistemnya sehat, definitely bisnisnya akan terus sustain,” imbuh Bimo.

Tips untuk Bisnis Lokal yang Tengah Berjuang di Masa Pandemi

Menurut Bimo, kunci untuk melewati masa-masa sulit di tengah pandemi adalah dengan bertahan. Bahkan meski kita harus ‘berdarah-darah’ melewatinya.

“Jadi Warren Buffett tuh ngomong, ‘The hardest one is the first $100K’ atau 1 Miliar. ‘But you gotta do it’. Emang lo musti ‘berdarah-darah’ banget, tapi lo harus ngelewatin itu. Either itu lewat konten lo di TikTok, di YouTube, marketing lo di Instagram. Bikin produk yang bagus sampai akhirnya tercipta word of mouth orang-orang supaya follow brand lo karena secara kualitas brand lo emang bagus banget dan secara orderan akhirnya bisa naik. Tapi nggak ada yang gampang di awal, emang berat banget ‘The first $100K is a b*tch, but you gotta do it’,” jelasnya panjang lebar.

Begitu juga untuk Urbanreaders yang sedang berjuang dengan bisnisnya. Namun jika masih merasa sulit, berikut tips dari Bimo.

Baca Juga: Rehat dari Dunia Musik, Uki Eks Noah Kini Bisnis Clothing 

“Kalo lo masih kesulitan, coba concern (bisnis) lo bedah. Concern dari brand lo apa? Purpose dari brand lo apa? Kalo lo nggak tahu tujuannya kemana, gimana lo mau ngomongin omzet sama profit Rp 100 juta sebulan? Coba breakdown dulu concern-nya, purpose-nya dan cobalah jadi brand yang selalu bisa kasih solusi,” imbuh Bimo.

“Jadi kalau kita mau bikin brand ya jadilah solusi, jadilah brand yang kasih impact, jadilah brand yang punya value. Gimana caranya? Ya dengan tadi, concern lo apa, tujuan lo apa,” lanjutnya.

Terakhir, pesan Bimo untuk para penggagas brand di jaman sekarang adalah pastikan kamu menerapkan CIEE, guys. Yaitu convincing, interesting, educating, dan entertaining. Dan terakhir, jangan lupa untuk selalu berjuang ya!

Kejutan untuk Pecinta Streetwear dari Eazy Money di ‘PlusEnamDua’

1619456146--62.jpgSumber: Acara PlusEnamDua (Foto: Dok PlusEnamDua)

Nah setelah kenal lebih jauh tentang Eazy Money, Urbanreaders pasti jadi makin penasaran dong dengan brand lokal satu ini? Pas banget nih karena Eazy Money bakal gabung di event ‘PlusEnamDua’ pada 29 April – 2 Mei 2021 di Mall of Indonesia, Jakarta Utara.

Menariknya lagi di event offline pertama mereka ini, Eazy Money bakal memperkenalkan kolaborasi terbaru mereka dengan brand kacamata lokal, yaitu Tesmak.

“Kolaborasi terbaru, kami mau bawa prototype-nya kacamata sama Tesmak (ke event PlusEnamDua),” kata Bimo.

Untuk kolaborasi terbaru ini, Bimo mengatakan hanya akan meluncurkan 30 pieces kacamata aja loh. Tentunya desain kolaborasi kali ini dijamin nggak kalah unik dari kolaborasi Eazy Money lainnya.

“Kacamata itu limited edition. Cuma 30 pieces, bareng sama Tesmak. Itu handmade, bahan-bahannya juga semua dari Indonesia dan bentuknya cukup unik. Tapi uniknya bukan yang nggak bisa dipake ya. Gue sih pake, temen-temen gue pake,” imbuhnya.

“Emang bentuknya nyeleneh, agak besar. Orang-orang bilang 'kok gede banget sih? Kok aneh?’ Ya kan kita buat orang-orang aneh kok,” celetuk Bimo sambil tertawa.

Untuk alasan menggandeng brand kacamata lokal sendiri, Bimo mengaku bahwa Eazy Money ingin menggaungkan semangat local pride. Sebab menurutnya brand-brand lokal juga bisa membuat karya yang bagus dan tak kalah keren dari brand-brand ternama dari luar negeri.

Local pride, we’re living on it. Jadi kita nggak cuma sekedar hastag local pride, tapi kami hidup di dalam situ. Gue nggak munafik ya, gue tetep pakai brand luar juga. Tapi untuk perkembangan brand lokal, untuk kolaborasi dan segala macem... kenapa nggak sama lokal? Kalau lokal aja bisa bikin lebih bagus dari brand luar, ya kami kolaborasi sama brand lokal. Salah satunya adalah kacamata Tesmak itu,” tutupnya.

Selain kolaborasi terbaru, Eazy Money juga telah menyiapkan giveaway untuk fans Eazy Money yang beruntung. Setiap pembelian dengan total belanja tertentu, kamu akan mendapatkan raffle untuk beli Air Jordan 1 di hari terakhir. Plus ada juga promo-promo menarik lain yang sayang banget kalau dilewatkan.

Nah kalau Urbanreaders penasaran, jangan lupa untuk mampir ke booth Eazy Money di PlusEnamDua ya. Acaranya berlangsung di Mall of Indonesia, tanggal 29 April-2 Mei 2021 mulai jam 10.00 sampai jam 21.00. Di sana kamu bisa melihat langsung dan membeli produk-produk kece dari Eazy Money, termasuk kolaborasi terbaru mereka bersama Tesmak!

 

 

 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait