URstyle

Rahasia Sukses Never Too Lavish Kembangkan Bisnis Hingga Kini Jadi Langganan Jokowi

Nivita Saldyni, Kamis, 22 April 2021 22.59 | Waktu baca 4 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Rahasia Sukses Never Too Lavish Kembangkan Bisnis Hingga Kini Jadi Langganan Jokowi
Image: Dondy Haudy dalam Wellshared Fest 2021, Kamis (22/4/2021). Sumber : YouTube Wellshared

 

Jakarta – Urbanreaders mungkin sudah tak asing lagi dengan nama Never Too Lavish (NTL). Bisnis yang bergerak di bidang custom painting dan modifikasi desain ini cukup terkenal, apalagi beberapa karya-karya mereka kerap digunakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam berbagai kesempatan.

Co Founder NTL, Dondy Haudy mengungkapkan hal ini diraih berkat kerja keras dan komitmen tim dan para seniman yang tergabung dalam NTL. Namun yang terpenting dari semua itu baginya adalah kedisiplinan, konsistensi karya seni, dan pelayanan yang baik.

Baca Juga: 5 Tips Dapatkan Hotel dengan Harga Hemat buat Staycation 

Dondy mengaku sejak awal mendirikan NTL, memang kendalanya adalah mengatur para seniman. Apalagi soal disiplin proses dan disiplin waktu. Namun seiring berjalannya waktu kekhawatiran dan tantangan itu berhasil dilaluinya.

1619106772-Jaket-Jokowi-NTL-2.jpgSumber: Salah satu karya NTL yang dikenakan oleh Presiden Jokowi (Foto: Instagram @nevertoolavish)

“Berawal dari kekhawatiran ‘sulit nih kelihatannya punya seniman yang bisa gue manage, gue ajarin ini itu, ataupun gue kelola. Ternyata enggak juga, ternyata banyak mereka yang ketika mereka lihat kami fair enough dan tahu ada hasilnya ya dia follow dengan regulation yang kami buat,” kata Dondy dalam Wellshared Fest yang diikuti Urbanasia, Kamis (22/4/2021).

Bahkan berbagai cara pun dilakukan Dondy dan tim agar membuat NTL ini maju. Salah satunya dengan mengatasi masalah-masalah yang sering kali dihadapi para seniman saat berhadapan dengan klien. 

“Skill tentang bagaimana membuat seni yang cukup baik tentunya gak ada di gue. Tapi biasanya klien itu ketika di-communicate sama seniman, cenderung suka khawatir. Gak enak untuk ngejer, gak enak nanya kapan selesai, dan diajak ngomongnya tuh gak bisa. Jadi gue selalu dari dulu itu gue buatin semacam clien handler-nya yang memang mereka tahu dengan situasi terkini saat ini, they know how to handle clients properly, dia tau knowledge-nya tentang seni, tentang merk-merk khususnya, sehingga itu menjembatani gitu loh. Jadi ada ketidakmampuan orang-orang tertentu yang gak bisa menyampaikan diskusi dengan klien nah gue menjembatani itu,” jelasnya.

Sebab sejak NTL berdiri hingga saat ini ia ingin selalu menjaga perasaan klien. Apalagi pasar yang disasar NTL adalah kelas atas di mana mereka yang siap mengeluarkan uang untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Sehingga siapaun kliennya, ia ingin para seniman ini bekerja secara profesional.

Baca Juga: Jadikan Minimarket Sebagai Acuan, HAUS! Sukses Bidik Dua Segmen Pasar 

“Gue memang bikin mereka untuk maju, coba meng-handle klien. Jangan hanya terima order terus kerjain tapi juga bagaimana lo building relationship with your client,” ungkapnya.

Berangkat dari nilai-nilai itulah, NTL berhasil membangun reputasi yang baik di bisnis custom painting. Meski tak dipungkiri, pertemuannya dengan Jokowi di Jakarta Sneaker Day 2018 menjadi awal kebangkitan bagi NTL.

“Menurut gue itu kebetulan dan kesempatan waktu itu. Memang waktu itu ada acara Jakarta Sneakers Day, Pak Jokowi dateng,” kata Dondy.

1619106948-Jaket-Jokowi-NTL.jpgSumber: Jaket Never Too Lavish yang dipakai Presiden Jokowi (Foto: Instagram @nevertoolavish)

Kesempatan itu pun dimanfaatkan dengan maksimal olehnya. Ia pun berusaha keras dan akhirnya berhasil bertemu dengan Jokowi dan mengenalkan NTL.

“Di situlah ngobrol. Dia nanya, ini apa? Maksudnya, bikin apa sih karena berbeda dengan yang lain. Kalau yang lain kan jualan, kalau gue kan provide services kan. Gue cerita-cerita. Terus ‘Saya mau bikin satu deh. Berapa?’,” kata Dondy mengingat-ingat kembali pertemuan dengan Jokowi di 2018 itu.

Ia pun yang awalnya ragu memberikan harga sempat menawarkan gratis kepada Jokowi yang ingin memesan jaket. Namun hal itu ditolak oleh Jokowi dan ia tetap ingin membayar.

“Jadi bayar. Dari situlah kemudian memang pas itu jadi viral, tentunya dipake mulu lagi sama bapak kan. Dan bapak sampai sekarang masih jadi klien kami sih. Mungkin udah 7 atau 8 kali, ya. Jadi dari situ sebetulnya. Ya memang itu dia, kebetulan dan kesempatan ya,” ungkapnya.

Ia mengaku bahwa hal itu tentu tak akan didapat jika ia tak mengejar kesempatan yang ada di depan mata. Bahkan ia menilai dirinya saat itu benar-benar giat mengejar kesempatan tersebut.

“Hustler banget gue waktu itu, gila hahaha. Kalo kata orang-orang lo sih niat gila lo ya, kata tenant-tenant yang lain. ‘Gue gak minta juga, bapak yang mau gimana?’,” kata Dondy.

Berkat Jokowi itu pula, NTL pun merasakan dampak yang cukup besar. Dari yang awalnya hanya menaungi 4 – 5 seniman di tahun 2017, berhasil menggandeng 24 lebih seniman di tahun 2018 dan 25 seniman hingga 2021. Bahkan tawaran kolaborasi dengan brand-brand lokal dan global pun terus berdatangan. 

Oleh karena itu menurutnya, Tak penting sebesar apa bisnismu, kalau kamu berkomitmen untuk menjalankannya dengan profesional dan selalu berpikir positif, maka bisnis yang awalnya terlihat kecil sekalipun akan bisa menjad besar pada waktunya.

“Jadi lo ngerjain sesuatu, even yang lo rasain small things itu it really relate to cara lo mau berbisnis. Jadi maksud gua lo punya bisnis gede yang industrial banget, terus kemudian dengan bisnis persenimanan yang seperti ini. Kalo lo mengimplementasikan the way you do on the bigger business terhadap ini, you also create success,” pesan Dondy.

“Makanya gue tekankan disiplin dalam segala hal ini tentunya itu yang create value. Kalau nggak, susah,” tutupnya.

 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait