URtainment

Dee Lestari Ungkap Pentingnya Riset untuk Menulis Novel

Kintan Lestari, Minggu, 1 November 2020 12.21 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Dee Lestari Ungkap Pentingnya Riset untuk Menulis Novel
Image: Dee Lestari dalam webinar 'How to Research for Fiction' yang diselenggarakan KEMBALI 2020 pagi tadi (1/11/2020).

Jakarta - Kebanyakan orang berpikir novel fiksi dibuat hanya berdasarkan imajinasi penulis saja. Padahal tidak juga. Dee Lestari contohnya. 

Saat menggarap bukunya yang ke-12, yang berjudul 'Aroma Karsa', Dee Lestari melakukan banyak riset.

Hal itu ia ungkapkan dalam webinar 'How to Research for Fiction' yang diselenggarakan KEMBALI 2020 pagi ini (1/11/2020).

"Aroma karsa adalah buku yang pertama kali risetnya didokumentasikan dengan rapi yang kemudian tertuang di buku 'Di Balik Tirai Aroma Karsa'. Idenya berangkat dari kelas online yang kata instrukturnya, indera paling kuat adalah penciuman. Sebab, dari aroma nggak cuma teringat baunya aja, tapi juga memori yang kompleks," papar Dee dalam webinar.

Namun Dee menyebut bahwa sulit untuk mendeskripsikan aroma, sehingga banyak penulis memilih mendeskripsikan sesuatu lewat visual.

Itu sebabnya penulis 44 tahun ini melakukan riset sebelum menulis 'Aroma Karsa'. Menurutnya, riset penting untuk membangun fase world building atau pembangunan dunia dalam novel.

"Tujuan riset itu bagi saya hampir sebagian besar untuk membangun fase world building. Jadi, riset ini sangat panjang prosesnya. Sebelum menulis kita riset, pas menulis juga bisa kita lakukan riset untuk kebutuhan cerita. Dan saat menyunting juga perlu riset untuk mengecek fakta data," ujar Dee.

"Jadi riset itu kontinu. World building dari awal sangat penting karena sebagai penulis kita membuat keyakinan. Jadi, bagi saya riset ini penting untuk menanamkan keyakinan. Gimana pembaca mau yakin kalau kita sebagai penulis tidak yakin," lanjutnya lagi.

Novel 'Aroma Karsa' secara garis besar mengisahkan perjalanan Jati Wesi, pemuda yang dibesarkan di kawasan kumuh bernama Bantar Gebang, dan Raras Prayagung, pemilik perusahaan kosmetik dan parfum terkemuka, untuk menemukan Puspa Karsa. Puspa Karsa adalah tanaman legenda yang hanya memberi petunjuk kepada orang-orang pilihan lewat baunya. Tanaman tersebut dipercaya mampu mengendalikan kehendak sang pemilik. 

Untuk novelnya itu, Dee melakukan riset dan menemui banyak narasumber yang berkaitan dengan ceritanya, mulai dari pergi ke TPA Bantar Gebang, ikut kursus meracik wewangian, pergi menemui kuncen Gunung Lawu, juga konsultasi ke ahlinya untuk mengecek fakta.

"Untuk yang mau riset, yang penting adalah menjalin hubungan dengan narasumber. Kita harus konstan dan konsisten mengontak para narasumber untuk mengecek detil," tutupnya. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait