URnews

Deretan Fakta Penyerangan Polres Jeneponto yang Diduga Dilakukan Oknum TNI 

Urbanasia, Jumat, 28 April 2023 12.04 | Waktu baca 4 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Deretan Fakta Penyerangan Polres Jeneponto yang Diduga Dilakukan Oknum TNI 
Image: Kerusakan Mapolres Jeneponto akibat diserang OTK. (ANTARA)

Jakarta – Polres Jeneponto dilaporkan telah diserang menggunakan batu dan bom molotov oleh 100 orang tak dikenal (OTK) yang diduga merupakan oknum anggota TNI pada Kamis (27/4/2023) kemarin.

Akibat dari penyerangan tersebut, seorang anggota Polres Jeneponto atas nama Bripka Musmuliadi mengalami luka tembak di bagian perut.  

Selain itu, penyerangan tersebut juga menyebabkan 1 unit mobil avanza putih mengalami rusak/pecah, 1 unit HP merek Iphone juga rusak. 

Penyerangan juga mengakibatkan bangunan Polres Jeneponto rusak, yaitu jendela kaca pecah pada ruangan Si Propam, SKCK Sat Intelkam, ruang identifikasi Sat Reskrim, dan Masjid Ar Syurti Polres Jeneponto.

“Sampai saat ini situasi dalam keadaan kondusif dan personil tetap stand by di Mako memonitor perkembangan situasi,” kata Kabag Ops Polres Jeneponto, Abdul Hakim dalam keterangan yang dikutip Jumat (28/4/2023).

Abdul Hakim menerangkan, penyerangan terjadi pada Kamis dini hari sekitar pukul 1.45 WITA. Saat itu sekitar 100 orangOTK datang dan langsung melempari ruangan Si Propam Polres Jeneponto dengan batu dan molotov. 

Tak hanya itu, penyerang juga menembakkan beberapa tembakan ke arah Markas Polres Jeneponto. Tembakan ini salah satunya mengenai Bripka Musmuliadi, yang langsung dievakuasi. 

Sementara itu, pihak Polres Jeneponto berusaha menghalau serangan dengan tembakan peringatan dan berhasil mendesak mundur para penyerang. 

Berikutnya, pada pukul 03.00 WITA, Kasrem 141 / Tp Kolonel Inf Muhammad Arif Suryandaru bersama dengan Dandim 1425 / Jp tiba di Mapolres Jeneponto. 

Keduanya langsung ditemui oleh Kapolres Jeneponto AKBP Andi Erma Suryono, S.H, S.I.K yang kemudian langsung melakukan pengecekan tempat kejadian.

“Pada pukul 03.20 WITA personil unit identifikasi melakukan identifikasi dan memasang Police Line di Ruang Si Propam Polres Jeneponto serta mengamankan barang bukti bom molotov,” ucapnya.

Berawal Cekcok 2 Oknum TNI vs Polisi

Sementara itu, Pangdam XIV/Hasanuddin, Mayjen Totok Imam Santoso membeberkan motif penyerangan tersebut. Menurutnya, insiden berawa dari cekcok 2 oknum TNI dan satu polisi yang terjadi sebelum penyerangan.

Totok menjelaskan, cekcok itu melibatkan dua oknum TNI yang sedang cuti ke Jeneponto. Keduanya yang berasal dari Kodam V/Brawijaya dan Kodam XIII/Merdeka yang terlihat cekcok dengan seorang oknum Polres Jeneponto.

Meski begitu, Meyjen Totok belum dapat menyimpulkan bahwa penyerangan pada Mapolres Jeneponto disebabkan dari kesalahpahaman tersebut. 

Ia juga menyampaikan bahwa POM dari masing-masing kodim sudah berada Jeneponto dan tengah melakukan pemeriksaan terhadap dua oknum tersebut.

“Itu sudah dihadiri oleh masing-masing komandan POM Kodam dan kita membantu memfasilitasinya. Dan sudah ada titik temu, jadi masing-masing diselesaikan, diambil keterangan nanti setelah minta waktu 2 hari setelah ketemu nanti akan disampaikan,” kata Totok.

Totok mengatakan, Propam Polda Sulsel juga ikut mengusut oknum polisi yang terlibat dan berharap hasil pemeriksaan kedua institusi dapat degera disampaikan dalam waktu dekat.

“Saat ini Danpomdam kedua Kodam (Kodam Brawijaya dan Kodam Manado) tersebut masih di Jeneponto untuk mengambil keterangan kemduian dari Polda sudah diambil oleh Propam dan minta tidak lama segera disampaikan,” ucapnya.

Pangdam Sebut Tak Ada Kaitan dengan TNI

Di samping itu, Totok menegaskan bahwa insiden penyerangan tersebut tidak ada kaitannya dengan Korps TNI.

"Sampai saat ini juga itu (penyerangan) tidak ada kaitan dengan TNI, tidak ada," tegas Totok.

Totok mengaku mengetahui insiden tersebut melalui media sosial yang mengatakan penyerangan tersebut dilakukan oleh oknum TNI. 

Untuk itu, Totok  menegaskan bahwa hal tersebut tidak benar dan akan segera melalukan penyelidikan bersama dua instansi tersebut.

"Nanti pihak TNI, Propam, Polda ada semuanya, nanti sama-sama kita tindak lanjuti dan nanti kita ingin semuanya terbuka secara transparan. Berbeda dengan sosial media yang sifatnya mendiskreditkan kita, terutama saya melihat teman-teman nanti diralat berita pertama TNI 100 orang, pagi-pagi saya baca bangun jam 7 pagi, jam 8 jam 9 lah beredar," kata Totok.

Ia juga menegaskan bahwa informasi penyerangan tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan karena TNI dan Polri selalu berkomitmen untuk menjaga keamanan wilayah.

"Karena kita sudah komitmen, saya sudah ada perintah dari Panglima TNI dan Bapak Kasad, tugas pokok bagaimana menjaga keamanan, kedaulatan, kerjasama pihak kepolisian, membangun sinergitas, membangun soliditas itu harga mati dan itu semua sudah kita sampaikan di seluruh jajaran," jelasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait