URstyle

Di Tengah Pandemi COVID-19, 15 Anak di AS Terserang Penyakit Kawasaki

Kintan Lestari, Rabu, 6 Mei 2020 15.07 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Di Tengah Pandemi COVID-19, 15 Anak di AS Terserang Penyakit Kawasaki
Image: Ilustrasi. (Freepik/prostooleh)

Jakarta - Pandemi COVID-19 sampai saat ini belum juga teratasi. Data dari Worldmeter menunjukkan hari ini (6/5/2020) pukul 13.00 WIB sebanyak 3.728.047 orang di seluruh dunia sudah terinfeksi SARS-CoV-2 atau yang kita kenal dengan virus corona.

Gejala COVID-19 beragam, diantaranya suhu tubuh diatas 30 derajat, mata merah, lemas, hilangnya indra pencium dan pengecap, dan masih banyak lagi. Virus SARS-CoV-2 umumnya menyerang lebih banyak orang dewasa dibanding anak-anak.

Kasus COVID-19 pada anak-anak jarang, dan kalaupun anak-anak dinyatakan positif umumnya mereka tidak menunjukkan gejala atau kebanyakan memiliki kasus ringan dan sembuh sepenuhnya, meski ada juga yang meninggal dunia.

Kali ini ditemukan ada 'gejala baru yang aneh' yang berkaitan dengan COVID-19 pada kasus anak-anak, yaitu penyakit Kawasaki. 
Penyakit Kawasaki adalah suatu kondisi yang menyebabkan peradangan pada dinding beberapa pembuluh darah di dalam tubuh. Kondisi tersebut umum terjadi pada bayi dan anak kecil.

Di tahap awal, anak yang terserang penyakit ini akan muncul ruam dan demam. Gejalanya meliputi demam tinggi dan kulit mengelupas. Pada tahap akhir, mungkin ada peradangan pembuluh darah berukuran sedang (vasculitis). Ini juga mempengaruhi kelenjar getah bening, kulit dan selaput lendir, seperti di dalam mulut. Penyakit ini biasanya dapat disembuhkan bila diketahui sejak awal.

Penyakit Kawasaki berkaitan dengan gen, virus, bakteri, dan hal-hal lain di dunia sekitar anak, seperti bahan kimia dan iritan.

Dilaporkan Forbes, laporan penyakit ini bermula sejak bulan April lalu di Italia, Spanyol, Prancis, dan Inggris. Bergamo, di Italia Utara, melihat dua puluh kasus dalam sekitar bulan lalu - jumlah yang sama biasanya terlihat selama tiga tahun.

Baru-baru ini 15 anak di New York juga dilaporkan mengalami gejala yang sama dengan penyakit Kawasaki ini. 

Beberapa kasus digambarkan seperti syok beracun. Banyak anak-anak menderita sakit perut dan juga gejala jantung. Semua memiliki tanda-tanda peradangan yang nyata dan semua perawatan yang diperlukan di unit perawatan intensif.

National Health Service mengirimkan peringatan pada dokter anak di Inggris untuk mencari tahu penyakit jantung pada anak-anak yang disertai demam, sakit perut, dan tanda-tanda peradangan parah lainnya. Pekan lalu, pimpinan teknis WHO, Maria Van Kerkhove, juga memperingatkan "jaringan dokter dokter untuk waspada dengan ini."

Tidak semua anak dites konfirmasi positif COVID-19, ditambah hasil tes yang tidak akurat dan beberapa kasus yang terlewat. Ada beberapa pandangan bahwa Kawasaki mungkin terjadi kemudian dalam penyakit itu, yang mana merupakan reaksi peradangan. Reaksi peradangan parah seperti itu merupakan komplikasi utama dan tak terduga dari beberapa kasus COVID-19.

Hari Senin (4/6/2020) lalu, Departemen Kesehatan Kota New York mengeluarkan peringatan setelah dilaporkan adanya lima belas kasus penyakit Kawasaki pada anak-anak yang terjadi antara 17 April dan 1 Mei.

Sebagian besar dari mereka sakit parah--lebih dari setengahnya memerlukan dukungan tekanan darah dan sejumlah lainnya membutuhkan ventilasi mekanis. Kasus serupa sekarang telah dilaporkan di seluruh AS dan bukan hanya di New York, diantaranya di Philadelphia dan Boston.

Untuk mencoba mencegah komplikasi jantung Kawasaki — aneurisma dan serangan jantung — pasien dirawat dengan imunoglobulin dan aspirin intravena. Tanpa perawatan seperti itu, penyakit jantung dapat mempengaruhi sekitar 25% anak-anak dengan Kawasaki.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait