URstyle

Dicari! 4400 Pengguna Medsos untuk Promosikan Pariwisata di Bali

Eronika Dwi, Minggu, 27 September 2020 13.13 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Dicari! 4400 Pengguna Medsos untuk Promosikan Pariwisata di Bali
Image: Bali. (Foto: palinska/pixabay)

Denpasar - 4400 pengguna media sosial (medsos) akan diundang ke Bali selama pandemi virus corona (COVID-19) untuk mempromosikan pariwisata yang aman di sana.

Nantinya, para pengguna medsos ini akan kampanyekan pariwisata berbasis Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan dan Lingkungan (CHSE) selama berada di Bali.

Tentu saja, tujuannya adalah menampilkan penerapan CHSE tersebut atau dalam kata lain protokol kesehatan kehidupan baru (new normal).

Kepala Dinas Pariwisata Bali, I Putu Astawa mengatakan, program promosi bertajuk 'We Love Bali' ini akan menghabiskan dana sebesar Rp 20 miliar.

"Kami mengundang mereka selama 3 hari 2 malam untuk menjelajahi Bali," kata I Putu Astawa dalam keterangan yang dikutip dari The Bali Sun, Minggu (27/9/2020).

Program 'We Love Bali' ini telah diinisiasi oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Wishnutama, dan akan berlangsung mulai Oktober hingga November 2020 mendatang.

Badan Pariwisata Bali berharap, adanya program ini mampu meningkatkan pengeluaran ekonomi destinasi wisata Bali.

"Kami ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa Bali telah mempersiapkan tren travelling masa depan, dengan menerapkan CHSE," kata Astawa.

Astawa mengatakan, pengguna medsos dari berbagai latar belakang dan profesi, seperti guru, dosen, mahasiswa, pegawai negeri, biro perjalanan, fotografer, influencer, dan media berita akan diundang.

Nah, kandidatnya harus memenuhi syarat berikut untuk dipertimbangkan:

1. Berusia 18-50 tahun;
2. Aktif di setidaknya 1 platform media sosial, seperti Facebook, Instagram, atau Tiktok dengan minimal 2000 pengikut;
3. Secara konsisten memposting aktivitas mereka saat menerapkan protokol kesehatan baru selama perjalanan;
4. Memberikan hasil rapid test dengan hasil non-reaktif yang dilakukan maksimal 72 jam sebelum mengikuti trip.

"Kami akan bertanggung jawab atas semua yang mereka butuhkan, mulai dari transportasi, hotel, makanan, tempat wisata, dan kami akan mengganti biaya rapid test COVID-19 mereka," tambah Astawa.  

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait