URnews

Dihantui ‘Resesi Seks’, Cina Susun Strategi Tingkatkan Kelahiran

William Ciputra, Selasa, 18 Oktober 2022 18.12 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Dihantui ‘Resesi Seks’, Cina Susun Strategi Tingkatkan Kelahiran
Image: Gedung-gedung pencakar langit di Kota Shanghai, Cina. (Freepik)

Jakarta - Angka kelahiran di Cina pada tahun 2020 tercatat hanya 8,52 per seribu orang dan menjadi yang paling rendah sejak tahun 1980. Hal ini membuat istilah ‘resesi seks’ mencuat di negara tersebut. 

Rupanya, ancaman rendahnya angka kelahiran itu menjadi perhatian pemerintah Cina, terutama Presiden Xi Jinping. Pada pembukaan Kongres Partai Komunis di Beijing beberapa waktu lalu Xi secara khusus menyinggung masalah ini. 

Melansir Reuters, Selasa (18/10/2022), Xi dalam forum itu menyampaikan rencananya yang bakal menyusun strategi guna meningkatkan angka kelahiran. 

“Kami akan menyusun kebijakan untuk meningkatkan angka kelahiran dan menyusun strategi nasional untuk menangani penuaan populasi,” kata Xi di hadapan 2.300 delegasi yang hadir.

Saat ini, jumlah populasi Cina memang mencapai 1,4 miliar jiwa. Namun, pada 2020, angka kelahiran sudah turun 11,5 persen dibanding tahun sebelumnya. Penurunan angka kelahiran juga diprediksi terjadi pada tahun ini. 

Diketahui, Cina pernah memberlakukan satu anak cukup sejak tahun 1980. Kebijakan ini bertujuan untuk ‘mengerem’ laju pertumbuhan populasi yang sangat pesat di sana. 

Namun, kebijakan itu kemudian dihentikan pada tahun 2015 lalu. Pemberhentian kebijakan menyusul data statistik angka kelahiran yang terus anjlok, ditambah tingginya populasi usia tua. 

Salah satu penyebab anjloknya angka kelahiran adalah tingkat kesuburan yang rendah. Pada 2021, tingkat kesuburan di Cina hanya 1,16, dan berada di bawah standar OECD yaitu 2,1. 

Pemerintah Cina bukannya diam berpangku tangan. Dalam beberapa tahun Beijing telah menelurkan sejumlah program untuk ‘merangsang’ kelahiran di masyarakat. 

Beberapa intensif diluncurkan seperti pemotongan pajak, cuti hamil yang lama, peningkatan asuransi kesehatan, subsidi perumahan, uang saku untuk anak ketiga, hingga menindak keras tempat kursus anak yang mematok harga tinggi. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait