Dinda Shafay Alami Pelecehan Seksual, Kopi Kenangan Minta Maaf

Jakarta - Kasus pelecehan seksual yang dialami YouTuber Dinda Shafay ternyata terjadi di salah satu kedai Kopi Kenangan yang ada di Medan Ringroad. Atas laporan Dinda di media sosial, pihak Kopi Kenangan pun akhirnya buka suara.

"Dear pelanggan Kopi Kenangan yang kami hormati, sehubungan dengan keluhan yang disampaikan oleh salah satu pelanggan kami, yaitu Ibu Dinda Shafay, Manajemen Kopi Kenangan telah menghubungi Ibu Dinda Shafay secara langsung untuk meminta maaf yang sebesar-besarnya atas kejadian yang beliau alami," kata Tim Kopi Kenangan lewat postingan Instagram Stories, Selasa (2/3/2021).

Dalam pernyataan tersebut, pihak manajemen mengatakan mereka masih melakukan penyelidikan internal. Namun mereka berjanji akan menindaklanjuti kasus ini dengan tegas.

"Kopi Kenangan masih melakukan penyelidikan internal untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap mengenai kejadian yang dialami di salah satu gerai kami," imbuhnya.

"Kami akan menindaklanjuti kasus ini serta memberikan sanksi tegas jika karyawan terbukti melakukan hal yang tidak mencerminkan nilai perusahaan Kopi Kenangan," tegasnya.

Mereka pun mengaku turut menyesal atas kejadian kurang mengenakkan yang dialami Dinda di salah satu gerai mereka di Medan, Senin (1/3/2021) lalu.

Sementara itu, Dinda lewat Instagram Stories membenarkan bahwa Kopi Kenangan telah menghubunginya. Namun keduanya masih tahap menentukan jadwal untuk melakukan pertemuan.

"Tadi aku udah dihubungin sama pihak mereka dan akhirnya kami bikin schedule buat ketemu. Jadi kita masih nunggu sih kira-kira apa responsnya? Apa kira-kira iktikad baiknya?" kata Dinda, dikutip Urbanasia dari Instagram Stories, Selasa (2/3/2021).

Ia pun menegaskan tak ada kerjasama apapun dengan Kopi Kenangan. Hal ini tak seperti apa yang diduga oleh beberapa netizen.

"Cuma yang aku mau klaim satu, gak ada kerjasama antara aku atau pihak itu gak ada karna purely aku customer mereka, cuma ya kejadian ini jadi pelajaran buat kedua pihak," tegasnya.

"Yang salah bukan brandnya, yang salah itu adalah oknumnya," tutup Dinda.