URnews

Dindik Surabaya Pastikan Warga Sekolah Sehat Sebelum PBM Tatap Muka Dimulai

Nivita Saldyni, Rabu, 19 Agustus 2020 13.15 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Dindik Surabaya Pastikan Warga Sekolah Sehat Sebelum PBM Tatap Muka Dimulai
Image: Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Supomo. (Humas Pemkot Surabaya)

Surabaya - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tak mau gegabah untuk memulai sekolah tatap muka di masa pandemi COVID-19 ini. Untuk itu, Pemkot akan pastikan warga sekolah dinyatakan sehat saat Proses Belajar Mengajar (PBM) tatap muka di jenjang SD dan SMP kembali dibuka.

"Kami nanti harus pastikan, gurunya sehat, muridnya sehat, petugas kebersihan sehat, petugas keamanan sehat dan protokol COVID-19 di sekolah itu harus ada semuanya," kata Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Supomo di Surabaya lewat keterangan resminya, Rabu (19/8/2020).

Agar masyarakat merasa aman, ia pun mengaku pihaknya bersama jajaran Pemkot Surabaya bakal menyiapkan test swab untuk para warga sekolah. Bahkan kini Dispendik masih terus melakukan kajian terkait pelaksanaan PBM di sekolah di masa pandemi ini. 

"Artinya, sekolah ini akan dibuka ketika semuanya yang akan datang di sekolah itu sehat. Sehingga kemudian tidak sampai terjadi penularan," tegasnya.

Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini telah mengeluarkan surat edaran (SE) nomor 800/7311/436.8.3/2020 untuk seluruh kepala sekolah SD dan SMP negeri dan swasta di Surabaya pada 15 Agustus 2020 lalu.

Dalam SE tersebut, Risma mengimbau agar para staff dan guru SD dan SMP di Kota Surabaya melaksanakan tugas kedinasan di rumah alias WFH (work from home) dan tidak mengadakan kegiatan di sekolah. Mereka juga diminta untuk mengatur jadwal piket pegawai selama pelaksanaan tugas kedinasan di rumah berlangsung.

Keputusan ini dikeluarkan usai beberapa guru di Surabaya dinyatakan positif COVID-19 dari hasil tes swab yang mereka jalani beberapa waktu lalu. Untuk itu, Supomo memastikan bahwa Pemkot akan menyiapkan PBM dengan baik yaitu salah satunya lewat berbagai variasi pada proses pembelajaran online.

"Ini adalah opsi untuk memperkaya supaya anak-anak kita ini tidak jenuh salah satunya. Nah, kalau nanti belajar di sekolah dimulai dan kalau ada anak yang tidak sehat, maka dia tidak perlu datang ke sekolah. Anak itu bisa tetap mengikuti sekolah melalui daring," jelasnya.

Hal ini juga berlaku untuk guru maupun staff yang sedang dalam komdisi hamil, memiliki komorbid, atau yang tergolong kelompok rentan terpapar COVID-19 lainnya. Mereka dianjurkan untuk tetap di rumah dan mengajar secara online.

"Jadi sebelum memulai sekolah tatap muka itu persyaratannya begitu ketat. Sehingga semuanya nanti tidak ada yang disalahkan, karena berdasarkan dengan kajian ilmiah," tutupnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait