URnews

Ditolak Warga, Pemkot Surabaya Evaluasi RS Darurat COVID-19 di Mal Cito

Nivita Saldyni, Jumat, 5 Februari 2021 12.37 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Ditolak Warga, Pemkot Surabaya Evaluasi RS Darurat COVID-19 di Mal Cito
Image: Humas Pemkot Surabaya

Surabaya - Akhir Januari 2021 lalu, tersiar kabar bahwa Kota Surabaya bakal segera punya rumah sakit khusus pasien COVID-19 atau RS Darurat COVID-19 di kompleks Mal City Of Tomorrow (Cito), Surabaya. Sayangnya, hingga saat ini rumah sakit darurat kerjasama antara Pemkot Surabaya dan Siloam Hospital Group itu belum juga beroperasi.

Yap, rumah sakit yang terletak di perbatasan pintu masuk bundaran waru Surabaya ini berada di area Mal Cito guys. Rumah sakit ini telah memiliki kapasitas kamar dengan 105 unit singel bed yang siap digunakan. Bahkan jumlahnya bisa bertambah hingga 186 unit. Pihak rumah sakit juga mengatakan akan ada 8 - 16 ICU yang bisa digunakan nantinya.

Sayangnya, keberadaannya mendapat penolakan dari sejumlah pedagang dan juga penghuni apartemen yang ada di Mal Cito, Rabu (3/1/2021) lalu. Mereka protes dan menuntut agar rencana pembukaan RS Darurat COVID-19 di area mal itu dibatalkan.

Menanggapi hal tersebut, Plt Wali Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana, mengatakan bahwa pihaknya masih melakukan evaluasi operasional RS Darurat COVID-19 di perbatasan kota itu. Apalagi mengingat ada penolakan dari warga beberapa waktu lalu.

"Jadi kemarin kan sempat ada demo. Saya juga sudah kontak ke Siloam. Kalau sampai ada penolakan warga, kita tidak akan izinkan," kata Whisnu dikutip dari rilis Humas Pemkot Surabaya, Jumat (5/2/2021).

1612503139-Plt-Walkot-Surabaya-Whisnu-Sakti-Humas-Pemkot-Sby.jpegSumber: Humas Pemkot Surabaya.

Hingga saat ini RS Darurat COVID-19 itu memang belum beroperasi karena ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi. Mulai dari perizinan, batasan tegas antara rumah sakit dan mal, Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), dan persyaratan lain yang harus sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes).

"Karena bicara keselamatan warga itu adalah hukum tertinggi bagi kami. Lalu untuk IPAL-nya mereka siap membangun sendiri karena itu sebagai salah satu standar utama menyangkut limbah. Jadi kami terus lakukan pendampingan," jelasnya.

1612503154-rumah-sakit-di-Cito-Surabaya.jpgSumber: Humas Pemkot Surabaya.

Terlepas dari itu semua, Whisnu mengaku bahwa sebenarnya keberadaan RS Darurat COVID-19 masih dibutuhkan. Bahkan meski saat ini jumlah pasien COVID-19 di RS sudah mulai menurun. Namun ia berjanji akan tetap memperhatikan masukan dari masyarakat, termasuk para pedagang yang ada di mal hingga penghuni yang tinggal di apartemen.

"Walaupun sudah kami persuasif, tapi warga tetap tidak mau. Berarti harus kami tunda dulu pembukaan RS sambil nanti kami sosialisasikan di kelurahan dengan tokoh masyarakat," pungkasnya.

Whisnu mengatakan, Pemkot Surabaya masih terus berusaha untuk menambah kapasitas bed (tempat tidur) di RS, sesuai dengan Surat Edaran (SE) dari Menteri Kesehatan (Menkes) Republik Indonesia. Namun ia berharap tak ada lagi lonjakan kasus COVID-19 di Kota Pahlawan.

"Kami beharap tidak ada lonjakan lagi tetapi tetap kami persiapkan segala sesuatunya lebih matang," tegasnya.

 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait