URnews

Dokter di Malang Ajak Masyarakat Melek soal Bahaya COVID-19

Shelly Lisdya, Senin, 30 November 2020 13.09 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Dokter di Malang Ajak Masyarakat Melek soal Bahaya COVID-19
Image: Ilustrasi COVID-19 (Pixabay)

Malang - Kasus COVID-19 di Indonesia belum berakhir. Seperti di Kota Malang, Jawa Timur angka penyebaran virus tersebut naik setiap harinya.

Dari data yang dikeluarkan Satgas COVID-19 Kota Malang per Minggu 29 November 2020, sebanyak 2.268 orang terkonfirmasi positif, 233 orang meninggal, dan 2.029 orang dinyatakan sembuh.

Bahkan, sejumlah rumah sakit rujukan juga menyatakan belum bisa menerima pasien COVID-19.

Lantas Direktur RS Primahusada Malang, dr. Addison Rousdy mengajak masyarakat Malang Raya untuk melek akan bahayanya virus corona ini. Pesan tersebut telah beredar di sejumlah grup WhatsApp jurnalis.

Berikut isi pesannya!

Dear

Masyarakat Malang Raya dan sekitarnya

Saya hanyalah dokter biasa

Dokter yang bertugas di RS rujukan COVID-19

Saya orang yang tak punya kuasa

Saya juga orang yang tak punya jabatan

Tapi saya terpaksa melakukannya

Karena yang punya kuasa dan jabatan tak juga keluar gigi taringnya

Ijinkanlah saya meminta tolong

Tolong sebentar saja

Untuk membaca tulisan saya

Rumah sakit sekarang penuh

Tak mampu lagi menampung pasien suspect dan konfirmasi corona 

Bagaimana bisa? 

Wabah pandemi ini adalah benar bencana

Memang tak sampai membuat tembok kita retak seperti kena gempa

Tak membuat jalan kita hancur seperti terkena air bah banjir

Tak ada kepulan asap dan suara dentuman hebat seperti gunung meletus

Penyebaran virus corona tak kasat mata

Tapi korbannya nyata

Ribuan orang dirawat di rumah sakit

setiap bulannya

Ratusan orang meninggal karenanya

Jumlah korbannya jauh melebihi korban letusan gunung Kelud  7 tahun lalu

Dampak sosial dan ekonominya melebihi banjir bandang di desa Petungsewu 

Bukan, ini bukan untuk menakuti Anda Tapi untuk mengajak Anda bekerjasama

Tolong hentikan sejenak

Segala aktivitas..

Sebentar saja.. 

Sempatkan untuk berdoa

Benarkah kita banyak salah dan dosa

Tak mampu lagi menolong orang yang tak berdaya

Percayalah  diri Anda ikut menentukan

Aktivitas Anda turut berperan

Merah kuning hijaunya kota kita

Anda ikut andil memberi warna

Saya tidak minta belas kasihan

Saya juga tak minta perhatian

Yang saya butuhkan adalah pengertian

Bahwa di hari hari berikutnya akan ada pasien yang terlantarkan

Bahkan mungkin tak sempat untuk didaftarkan

Sehatmu adalah sehatku

Sehat mereka sehat kita semua

Ruang perawatan yang penuh akan menurunkan kualitas pelayanan

Membuat tenaga medis kelelahan

Masyarakat yang membutuhkan tak mendapatkan tempat perawatan

Kapasitas hunian RS yang sehat maksimal 85 persen, lebih dari itu akan membuat sistem kewalahan. 

Pilihan bukan hanya ada di tangan kami yg melayani pasiennya

Tapi juga ada di tangan anda yg sehat dan tak bergejala

Kita semua punya hak yg sama

Hak hidup dan hak untuk bekerja

Namun ada tanggung jawab yg harus ikut dipanggul bersama

*Hingga hari ini dan detik ini*

*tak ada sedikitpun arahan*

*Baik dari pemerintah kota sampai kecamatan*

Lalu mau dibawa kemana semua persoalan?

Kalau semuanya serba tak punya perasaan?

Kesuksesan itu bisa direncanakan

Harus diupayakan tidak dibiarkan

Nanti yg datang hanyalah kegagalan

Tak ada usaha yang mengkhianati hasil

Tak ada kemenangan tanpa perjuangan 

Saya tidak tahu caranya

Karena saya bukan ahlinya

Tapi berdiam diri itu berbahaya

Bersuara itu perlu

Meski seringkali tak ada yg nggugu (red-mendengarkan)

Tapi Tuhan tak pernah keliru

Siapa tahu ada orang hebat yang membantu

Walau lebih enak rebahan

daripada jadi agen perubahan. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait