URtainment

Drakor 'Snowdrop' Sarat Kontroversi, CEO Disney+ Korea Minta Maaf

Suci Nabila Azzahra, Jumat, 7 Oktober 2022 13.34 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Drakor 'Snowdrop' Sarat Kontroversi, CEO Disney+ Korea Minta Maaf
Image: Jisoo dan Jung Hae In dalam drama 'Snowdrop' (Foto: JTBC)

Jakarta - CEO Disney+ Korea, Kim So Yeon meminta maaf atas diamnya perusahaan terhadap kontroversi drama 'Snowdrop' yang dituduh mendistorsi sejarah. 

Saat menghadiri audit negara oleh Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata yang diadakan di Majelis Nasional pada tanggal 5 Oktober, perwakilan Partai Demokrat Kim Yun Deok bertanya tentang kritik yang dilontarkan publik terhadap drama ‘Snowdrop’. 

Hal ini ditanggapi langsung oleh CEO Kim So Yeon. 

"Saya sepenuhnya menyadari ada kesalahpahaman, dan ada berbagai pendapat. Melalui drama ini, kami dapat memahami dampak Disney+ sebagai platform dan dampaknya terhadap pemirsa. Kami akan melakukan yang terbaik. Sebaiknya persiapkan lebih hati-hati dan cermat," jelasnya sambil meminta maaf. 

Perwakilan Kim Yun Deok meminta agar Kim So Yeon melakukan segala upaya agar Disney+ dapat hidup dan melestarikan budaya Korea.
Seperti yang diketahui, drama ‘Snowdrop’ yang dibintangi Jung Hae In dan Jisoo BLACKPINK menuai kritik dari netizen karena dianggap mendistorsi sejarah. 

Episode perdana ‘Snowdrop’ menampilkan pemeran utama wanita menyelamatkan mata-mata dari gerakan pro-demokrasi. Padahal banyak aktivis benar-benar dibunuh karena dituduh sebagai mata-mata. Sekitar 30 ribu penonton menandatangani petisi untuk membatalkan drama ini. 

Menanggapi protes penonton, JTBC sebagai stasiun TV yang menayangkan 'Snowdrop' merilis pernyataan resmi dan menyebut ada kesalahpahaman dalam plot drama tersebut. 

'Snowdrop’ mengangkat kisah-kisah pribadi individu yang dimanfaatkan dan dikorbankan oleh penguasa. Tidak ada mata-mata yang memimpin gerakan demokratisasi di ‘Snowdrop’. Pemeran utama pria dan wanita tidak ditampilkan berpartisipasi atau memimpin gerakan demokratisasi di episode 1 dan 2 dan mereka tidak melakukannya di bagian manapun dari naskah selanjutnya.

Sebagian besar kesalahpahaman tentang kekhawatiran distorsi sejarah yang terkesan meremehkan gerakan demokratisasi yang dikritik banyak orang diselesaikan dalam plot drama.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait