URnews

Duh! Bitcoin Terjun Bebas

Afid Ahman, Jumat, 21 Mei 2021 09.27 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Duh! Bitcoin Terjun Bebas
Image: Ilustrasi bitcoin (Freepik/master1305)

Jakarta - Bitcoin dan mata uang kripto lainnya tengah terjun bebas. Tercatat ini adalah penurunan harian terbesar sejak tahun lalu.

Nilai tukar Bitcoin telah jatuh ke level terendah menjadi sekitar US$ 30. Januari lalu mata uang kripto paling populer ini pernah turun, tapi kala itu hanya sampai US$ 33.5.

Sedangkan harga ethereum merosot jadi US$ 1.850, ini level terendah sejak akhir Januari. Terakhir, harga mata uang kripto ini turun 28% ke posisi US$ 2.439. 

Bila dikalkulasi penurunan kapitalisasi pasar seluruh sektor mata uang kripto atau cryptocurrency mendekati US$ 1 triliun.

Apa sih penyebab penurunan mata uang kripto ini?

Menurut laman CNBC, penyebab harga Bitcoin anjlok adalah pemberitaan negatif  belakangan ini. Dimulai dari  CEO tesla Elon Musk pada 12 Mei 2021 lalu mengumumkan perusahaan produsen mobil listriknya tak lagi menerima transaksi dengan Bitcoin.

Musk beralasan  proses penambangan Bitcoin memberikan dampak negatif terhadap kondisi lingkungan. Karena proses menambang Bitcoin membutuhkan komputer dengan tenaga tinggi untuk menyelesaikan algoritma rumit. 

Setelah Musk berkomentar, lebih dari US$ 300 miliar hangus dari pasar mata uang kripto.

Kondisi kian diperparah ketika kebijakan baru Presiden Xi Jinping diumumkan oleh tiga badan yakni Asosiasi Keuangan Internet Nasional China, Asosiasi Perbankan China, dan Asosiasi Pembayaran dan Kliring China.

Dengan kebijakan baru tersebut, Pemerintah China melarang lembaga keuangan dan perusahaan pembayaran untuk menyediakan layanan yang terkait dengan transaksi mata uang kripto. 

Pemerintah China bahkan memperingatkan investor agar tidak melakukan perdagangan mata uang kripto yang dianggap pemerintah spekulatif.

"Institusi tidak boleh menyediakan layanan tabungan, kepercayaan atau penjaminan cryptocurrency, atau mengeluarkan produk keuangan yang terkait dengan cryptocurrency," tegas pernyataan itu

Memang bukan kali ini saja China menghadang mata uang crypto. Pada 2017 silam, mereka menutup bursa mata uang kripto lokal yang menyumbang 90% perdagangan Bitcoin global.

Kemudian pada Juni 2019, bank sentral  memblokir akses ke semua pertukaran mata uang kripto domestik dan asing, termasuk situs web "Penawaran Koin Perdana". Tujuannya untuk menekan semua perdagangan mata uang kripto dengan larangan penukaran mata uang asing.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait