URsport

Duh! Petinju Kulit Putih Tyson Fury Pernah Jadi Korban Rasisme

Rezki Maulana, Jumat, 5 Juni 2020 20.24 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Duh! Petinju Kulit Putih Tyson Fury Pernah Jadi Korban Rasisme
Image: Petinju kelas berat, Tyson Fury. (Instagram)

London - Petinju kelas berat, Tyson Fury, mengecam keras pelecehan berbau rasial yang kerap terjadi saat ini. Bahkan Fury yang berkulit putih pun tak luput dari pelecehan.

Belakangan lagi ramai pemberitaan soal George Floyd, warga kulit hitam Amerika Serikat yang tewas karena ditimpa lutut oleh petugas kepolisian Minneapolis. Gara-gara itu Floyd jadi kehabisan napas.

Tindakan sadis itu lantas mendapat kecaman keras dari seluruh dunia dan berujung kerusuhan yang terjadi di penjuru Amerika Serikat. Warga minoritas kulit hitam di AS pun menuntut keadlian dan pelaku dihukum seberat-beratnya.

Dukungan pun juga mengalir dari dunia olahraga ketika banyak atlet menyeruakan protes atas aksi kejam kepolisian AS tersebut. Salah satunya datang dari petinju top asal Inggris Raya Tyson Fury.

Fury pemegang sabuk juara kelas berat WBC juga mengisahkan tentang dirinya yang jadi korban pelecehan berbau rasial. Meski berkulit putih, Fury punya latar belakang etnis Gipsy karena berasal dari Republik Irlandia.

Sementara itu etnis gipsy memang kerap dipandang sebelah mata di Eropa karena merupakan pendatang. Bahkan Fury pernah dilarang masuk ke restoran di Inggris karena bukan warga asli sana. Serangan itu didapatnya pada tahun 2016 dengan statusnya sebagai juara dunia.

"Saya seorang pria kulit putih, dan saya mengalami rasialisme pada 2020 karena saya adalah pendatang, saya berasal dari latar belakang etnis," tutur Fury dikutip dari Yahoosports.

"Bahkan, ketika hari ini Anda pergi ke pub, bar, restoran, dan dibilang 'kami berhak tidak membiarkan pendatang masuk, tidak ada pendatang yang diizinkan, orang gipsi, atau pendatang," sambungnya.

"Jadi bukan hanya orang kulit hitam yang mengalami rasialisme. Saya pikir pendatang adalah bentuk rasialisme yang paling sering didapat di Inggris dan di seluruh dunia."

"Ini mengerikan, karena Anda tidak bisa menilai semua orang dengan sama," tutup Fury.

 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait