URtrending

Duh, Satu Kepsek Pacitan Positif COVID-19 Usai Pelantikan di Surabaya

Nivita Saldyni, Kamis, 4 Juni 2020 10.18 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Duh, Satu Kepsek Pacitan Positif COVID-19 Usai Pelantikan di Surabaya
Image: Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Wahid Wahyudi (Nivita Saldyni/Urbanasia)

Surabaya - Satu orang Kepala Sekolah (Kepsek) di Pacitan dinyatakan positif COVID-19, Rabu (3/6/2020) lalu. Ia dinyatakan positif usai mengikuti pelantikan pengawas dan kepala SMA se-Jatim di Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Jatim di Surabaya pada 20 Mei 2020 lalu. 

Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Wahid Wahyudi telah membenarkan kabar tersebut. Namun, ia masih belum mengetahui pasti di mana yang bersangkutan terpapar virus corona. 

"Benar, satu kepala sekolah asal Pacitan positif COVID-19. Kami masih menelusuri apakah terpapar saat pelantikan atau di rumah, sebab rumahnya berada di zona merah COVID-19," kata Wahid Wahyudi dikutip dari Antara, Kamis (4/6/2020).

Apalagi ia dengan tegas mengatakan bahwa saat pelantikan pengawas dan kepsek SMA di Kantor BKD Jatim telah menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Peserta bahkan harus melewati empat tahap sebelum diperbolehkan masuk ruangan.

Mulai dari melewati bilik disinfektan, harus mencuci tangan dengan sabun, dicek suhu tubuhnya dan diberi cairan pembersih tangan lagi sebelum masuk ruangan.

"Pelantikan berjalan sangat singkat, hanya sekitar 30 menit. Diatur jaga jarak dan sesuai protokol kesehatan," katanya.

Terkait isu dugaan pelanggaran protokol kesehatan selama kegiatan ia pun membantahnya. Namun, ia membenarkan jika ada beberapa peserta yang melepas masker usai acara.

"Sisa beberapa menit ada beberapa yang meluapkan kegembiraan mereka, sepertinya melepaskan masker," imbuhnya.

Sementara itu dari keterangan Wahid, kepsek asal Pacitan ini telah lama menderita penyakit lainnya sebelum dinyatakan positif COVID-19.

"Yang bersangkutan sudah lama menderita diabetes dan sakit tenggorokan jadi sering keluar masuk rumah sakit. Beliau juga punya riwayat darah rendah. Jadi memang yang bersangkutan ini punya penyakit bawaan lain," jelas Wahid.

Sebelumnya sempat beredar dan jadi perbincangan netizen bahwa pelantikan ini diduga jadi klaster baru penyebaran COVID-19, setelah dua orang peserta asal Mojokerto dikabarkan positif COVID-19.

Mereka adalah satu orang pengawas asal Mojokerto dengan KTP Jombang yang telah meninggal dunia, dan satu lainnya masih dirawat di RSUD Kota Mojokerto. Namun kabar ini kembali dibantah Wahid.

"Di rumah sakit, pengawas yang meninggal didiagnosis sakit lambung akut, mengalami maag kronis yang cukup lama diderita, paru-parunya juga ada flek. Setelah dilakukan tes cepat hasilnya negatif, swab juga negatif. Jadi dipastikan meninggal bukan karena corona," tegasnya.

Sementara hingga Rabu (3/6/2020), sebanyak 70 persen data peserta pelantikan yang telah mengikuti rapid test dan diterima Dinas Pendidikan Jatim menyatakan semuanya non-reaktif.

"Semua yang ikut pelantikan wajib melaksanakan tes cepat, dilaksanakan mulai kemarin. Dari data yang masuk sekitar 70 persen hasilnya negatif. Semoga semuanya negatif," tutupnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait