URnews

Duh! Wanita Ini Positif COVID-19 Usai Pimpin Demo Anti-Lockdown

Nivita Saldyni, Rabu, 29 April 2020 12.00 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Duh! Wanita Ini Positif COVID-19 Usai Pimpin Demo Anti-Lockdown
Image: Suasana protes anti-lockdown di Amerika Serikat. (NBC)

New York - Salah satu pemimpin gerakan anti-lockdown di North Carolina, Amerika Serikat, Audrey Whitlock, terpaksa tak bisa menghadiri dua aksi protes setelah dinyatakan positif COVID-19.

Dilansir dari NBC, seorang moderator di halaman Facebook ReOpen NC ini tengah mengisolasi diri secara mandiri di rumah.

"Dia tidak pernah meninggalkan rumahnya selama karantina, jadi dia belum menghadiri rapat umum atau kegiatan apa pun yang telah kita lakukan," kata salah satu rekannya yang juga penyelenggara gerakan ReOpen NC, Ashley Smith.

Sebelumnya, Whitlock sempat mengatakan lewat Facebook bahwa karantinanya telah berakhir pada Minggu (26/4/2020). Namun, Smith mengatakan bahwa Whitlock berubah pikiran dan memutuskan untuk tetap tinggal di rumah hingga Selasa (28/4/2020) lalu.

Alhasil, ia pun tak bisa mengikuti dua aksi demonstrasi di Raleigh. Dalam aksi itu para demonstran menuntut Gubernur North Carolina, Roy Cooper, untuk mempercepat rencananya mencabut perintah tinggal di rumah, yang berlaku hingga 8 Mei 2020.

Aksi protes yang juga dilakukan Rabu (22/4/2020) di North California sendiri telah mendatangkan lebih dari 100 orang demonstran. Sebagian besar dari mereka menolak menggunakan masker dengan aksi dan berkerumun seakan tak menghiraukan anjuran untuk menjaga jarak fisik.

Selain di Raleigh, ribuan warga Amerika di beberapa negara bagian juga melakukan aksi protes yang sama. Mulai dari Michigan, Ohio, Kentucky, Minnesota, North Carolina, dan Utah.

Mereka menentang aturan pemerintah tentang kebijakan stay at home sebagai upaya menekan penyebaran virus corona. Mereka yang ikut dalam aksi protes ini khawatir akan dampak ekonomi yang mereka alami jika hanya berdiam diri di rumah dan tak ada penghasilan.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait