URedu

Menelusuri Jejak Rempah Nusantara Melalui Pameran ‘Jalur Rempah’

William Ciputra, Minggu, 10 Desember 2023 13.48 | Waktu baca 4 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Menelusuri Jejak Rempah Nusantara Melalui Pameran ‘Jalur Rempah’
Image: Pengunjung membaca informasi tentang peta Nusantara di masa lalu pada Pameran Jalur Rempah. (Urbanasia)

Jakarta - Rempah merupakan komoditas utama nusantara di masa lalu. Namun masih banyak informasi yang belum diketahui publik tentang persebaran rempah ke seluruh dunia. 

Dalam pelajaran sejarah di sekolah-sekolah, rempah nusantara diasosiasikan sebagai komoditas yang baru dikenal dunia pada abad ke-16. Ini pula yang disebut-sebut sebagai awal dari kolonialisme wilayah nusantara selama bertahun-tahun lamanya. 

Namun, persebaran rempah dari nusantara ke dunia ternyata sudah terjadi jauh sebelum itu. Bahkan, rempah disebut telah sampai ke wilayah Mesir Kuno pada puluhan abad Sebelum Masehi (SM). 

Mengingat banyaknya informasi yang perlu diketahui masyarakat luas ini, Museum dan Cagar Budaya (MCB) atau Indonesian Heritage Agency (IHA) menggelar pameran ‘Jalur Rempah: Rumah Rempah Dunia’.

Pameran ini digelar di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta Pusat mulai tanggal 9-31 Desember 2023. Pengunjung bisa membeli tiket dengan tarif Rp 2.000 untuk dewasa dan Rp 1.000 anak-anak untuk bisa menelusuri jejak rempah nusantara. 

Pameran ‘Jalur Rempah: Rumah Rempah Dunia’

1702190584-Mumi-Rempah.jpg Jejak rempah ditemukan di Mumi Firaun Mesir Kuno pada abad ke-13 SM. (Urbanasia)

Pameran ‘Jalur Rempah’ digelar di salah satu ruangan yang ada di Museum Kebangkitan Nasional. Setelah membeli tiket di area depan, kamu harus memasuki pintu utama Museum terlebih dahulu. 

Ruangan Pameran berada lurus dengan lorong masuk itu. Di sebelah kanan ruangan, kamu akan menemukan tulisan ‘Jalur Rempah’ dengan font berwarna merah pada dinding. 

Ketika masuk ke dalam ruangan, kamu akan disambut dengan peta dunia beraksen kayu yang cukup besar. Sementara di sebelah kiri dari pintu masuk, ada instalasi kapal yang cukup besar berwarna coklat. 

Namun, penelusuran Jalur Rempah justru dimulai dari sebelah kanan tepat di samping pintu. Di sana kamu akan menemukan replika patung mumi. 

Hadirnya replika mumi ini menunjukkan bahwa dalam penelitian ditemukan adanya kandungan rempah pada tubuh raja-raja Mesir Kuno dari abad ke-13 SM.

Deretan replika mumi ini menunjukkan jejak rempah dalam Peradaban Dunia. Penyebaran rempah melampaui ruang dan waktu, mulai dari pemakaman Firaun Mesir, kejayaan Eropa, hingga hidangan dalam sepiring masakan pada masa modern ini. 

1702190637-Mahkota-Rempah.jpg Replika empat mahkota raja Nusantara di masa lalu turut ditampilkan di Pameran Jalur Rempah. (Urbanasia)

Kemudian, di sisi dinding ruangan sebelah kiri terdapat panggung kecil setinggi setengah meter. Di panggung ini terdapat beberapa peninggalan kejayaan nusantara di masa lalu. 

Ada beberapa artefak yang dipamerkan dalam panggung kecil itu, mulai dari replika Prasasti Tugu, lempeng tembaga dan perunggu yang ditemukan di daerah Jawa Timur, hingga 4 replika mahkota raja-raja nusantara yang dibalut dengan warna emas. 

Di sebelah kanan panggung terdapat instalasi interaktif, mulai dari data tentang koin-koin kuno, peta nusantara di masa lalu, hingga data tentang rempah yang disajikan secara interaktif. 

Seperti yang disebutkan di awal, sisi dinding yang menghadap ke pintu masuk terdapat peta dunia. Dalam peta berwarna coklat itu terdapat penjelasan tentang jalur persebaran rempah di masa lalu. 

Kemudian pada sisi ruangan sebelah kiri, berdiri tegak replika Kapal Borobudur yang konon menjadi alat transportasi untuk menyebarkan rempah ke seluruh dunia. 

Proses Kurasi

1702190707-Kapal-Borobudur.jpg Replika Kapal Borobudur turut ditampilkan dalam pameran Jalur Rempah. (Urbanasia)

Menurut Pelaksana Tugas Kepala MCB/IHA Ahmad Mahendra, Pameran ini digelar melalui proses kurasi bersama para pakar dan komunitas yang ahli di bidang ini. 

“Pameran ini akan menceritakan kisah perkembangan ekonomi, politik, dan ilmu pengetahuan yang didorong oleh Jalur Rempah,” kata Mahendra dalam pernyataannya, Sabtu (9/12/2023).

Mahendra menjelaskan, ada enam instalasi utama yang terdiri atas Area Koleksi Jalur Rempah, Replika Bas Relief Borobudur, Herbarium Tanaman Rempah, Instalasi Peta Interaktif Jalur Rempah, Panel Aplikasi Rempah Internasional dan Instalasi Interaktif Replika Kapal Borobudur. 

Objek yang ditampilkan dalam pameran ini berjumlah 35 buah, mulai dari prasasti dan mata uang kuno hingga benda kehidupan sehari-hari seperti pipisan-gandik (untuk mengolah jamu dan obat-obatan tradisional), serta gahi-gahi (tongkat pemetik pala) dan tukiri (keranjang) yang masih digunakan pada perkebunan pala saat ini. 

Sepanjang pameran akan diadakan berbagai program publik yang melibatkan para pelajar, mahasiswa/i, komunitas rempah, penggiat budaya dan publik secara umum. 

Beberapa kegiatan tersebut antara lain seperti Sesi Berbagi, Sesi Kongkow Akhir Pekan, Sesi Rumpi Rempah, Sesi Aksi untuk Bumi, Sesi Jamuan Negeri Rempah dan Sesi Pertunjukan Musik pada setiap akhir minggunya. 

“Harapannya Jalur Rempah bisa menjadi pijakan dalam melihat kembali berbagai kemungkinan kerja sama antarbangsa untuk mewujudkan persaudaraan dan perdamaian global,” kata Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Ristek, Hilmar Farid. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait