URtainment

Karya ‘Tepian Rempah’ Gambarkan Kemaritiman dari Sabang sampai Merauke

Shelly Lisdya, Senin, 3 Oktober 2022 12.25 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Karya ‘Tepian Rempah’ Gambarkan Kemaritiman dari Sabang sampai Merauke
Image: Empat penari meriahkan pertunjukan Tepian Rempah. (Istimewa)

Bandung - Empat penari hadir dalam balutan kostum yang dirancang khusus dengan kerlip lampu dan alunan musik penuh gairah meriahkan pertunjukan Tepian Rempah.

Executive Producer karya Tepian Rempah, Yanti Heriyawati mengatakan, proses kreatif kekaryaan yang ditampilkan menjelang Parade Gagasan Pasar Kreatif Seni Budaya itu dilakukan setelah melalui jelajah riset kemaritiman dari Sabang sampai Meurauke.

“Sebagai salah satu karya seni yang diproduksi dalam rangkaian isu Jelajah Negeri Maritim dari riset Floating Heritage Festival, Tepian Rempah dirumuskan untuk menjadi bagian dari literasi seni budaya maritim,” kata Yanti dalam keterangan tertulis yang dikutip Urbanasia, Senin (3/10/2022).

Tim Periset yang terdiri dari Yanti Heriyawati, Afri Wita, dan Juju Masunah dengan segudang pengalaman mereka masing-masing di bidang riset pun berhasil merumuskan konsep dan narasi kekaryaan yang apik cukup membuat penonton yang hadir terpaku hingga akhir.

Sementara Afri Wita yang berperan sebagai narration Tepian Rempah menjelaskan, karya ini diharapkan bisa menjadi model pertunjukan alternatif dalam pemenuhan kebutuhan ruang berkesenian dan berkebudayaan berbasis maritim. 

Eksplorasi video mapping yang mengiringi sepanjang pertunjukan mengantarkan apa yang disebutkan Afri Wita tidak terlalu berlebihan.

“Kami berharap pertunjukan ini memantik kesadaran kolektif terkait literasi lingkungan ruang laut dan kemaritiman di tanah air,” ujar Wita.

Kemudian Yadi Mulyadi sebagai multimedia artist berhasil menciptakan atmosfer laut dan maritim melalui rekayasa visual dari footage alam maritim yang menghasilkan efek grafis visual. Begitu pula efek pemanggungan performer juga sangat kental melalui visual yang dihadirkan.

“Kostum yang digunakan juga simple dengan menggunakan akses motif dari pesisir Papua pada oby,” kata Penata KostumTepian Rempah, Rahmat Sonjaya.

Pertunjukan yang digelar di Gedung Pertunjukan Sunan Ambu ISBI Bandung, Jumat (30/9/2022) ini, selain menampilkan komposisi gerak tubuh berdasarkan pengalaman riset kemaritiman, juga menampilkan adegan pembacaan narasi singkat oleh Yanti Heriyawati.

“Tau kah kamu bahwa Nenek Moyangku seorang Pelaut. Tau kah kamu tentang Kejayaan Kemaritiman Nusantara. Tau kah kamu Jalur Rempah menjadi simpul peradaban bahari Indonesia,” kata Yanti di atas panggung menghentak nadi pengunjung yang larut.

“Aku anak gunung bukan anak laut. Aku hidup di daratan bukan di lautan. Kecintaanku pada laut langit biru. Menjadi akar jelajah ruang laut Indonesia. Menuju Poros Maritim Dunia,” lanjut Yanti.

Assistant Choreographer, Wina Rezky Agustina mengisahkan tentang komposisi gerak yang ditampilkan merupakan hasil dari proses mengolah rasa dari situasi-situasi pesisir, kelautan, karakteristik masyarakat di dunia kelautan. 

Hal senada disampaikan assistant choreographer lainnya, Budi yang memiliki pengalaman mengapresiasi seni-seni tradisi yang tumbuh di pesisir Indonesia.

“Kami mencoba menyerap atmosfer kemaritiman sehingga melahirkan gerak-gerak yang tidak hanya imitatif tetapi juga ekspresif,” kata Wina.

Ending pertunjukan karya ini menyajikan adegan nyanyian kemaritiman. Lagu yang dinyanyikan oleh Rizki Ferry Ramdani bukan hanya enak didengar tetapi juga membawa suasana yang sangat mengharukan dapat membangun kesadaran bersama dalam mengapresiasi indahnya alam maritim.

“Alam maritim indah menawan. Menawarkan lukisan tiada banding. Rasa berlimpah kaya rempah. Berkah negeri maritim, karunia sang kuasa,” begitu lirik ritmis itu menghempas kesadaran tentang betapa pentingnya rasa syukur  memelihara laut Nusantara.

Pertunjukan Tepian Rempah menandai peringatan Bulan Hari Maritim Nasional yang bertepatan di bulan September, sehingga kegiatan ini terintegrasi dengan program Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi.

Apresiasi karya Tepian Rempah menjadi bagian proses menyongsong penyelenggaraan G20, Dr. Muh Rasman Manafi, yang hadir dalam acara itu mengatakan bahwa seni dan budaya dapat digunakan untuk mengkomunikasikan gagasan, menyampaikan pesan yang ingin diraih. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait