URnews

Efek Corona, Perayaan Nyepi di Bali Berlangsung Tanpa Pawai Ogoh-ogoh

Kintan Lestari, Rabu, 25 Maret 2020 17.42 | Waktu baca 1 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Efek Corona, Perayaan Nyepi di Bali Berlangsung Tanpa Pawai Ogoh-ogoh
Image: Suasana kawasan wisata Kuta saat Hari Raya Nyepi tahun Saka 1942 di Badung, Bali, Rabu (25/3/2020). (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/hp.)

Bali - Hari ini (25/3) umat Hindu di Bali merayakan Hari Raya Nyepi Caka 1942. Sejak pukul 06.00 WITA tidak terlihat seorang pun di jalanan, kecuali pecalang yang sedang patroli.

Semua orang di Bali sedang berdiam diri di rumah selama 24 jam sampai besok (26/3) untuk melakukan ritual Catur Brata Penyepian. Suasana Hari Raya Nyepi 2020 sekilas sama seperti tahun-tahun sebelumnya, kecuali satu hal, pandemi virus corona membuat sedikit perbedaan. 

Akibat pandemi, Perayaan Nyepi tahun ini digelar tanpa pawai ogoh-ogoh. Padahal tahun-tahun sebelumnya Nyepi didahului oleh parade jalanan yang menampilkan patung berwarna-warni yang dikenal sebagai Ogoh-Ogoh yang kemudian dibakar, yang mana itu mewakili pembaruan dan pemurnian.

Parade tersebut ditiadakan setelah dikeluarkannya intruksi Gubernur Bali, Wayan Koster, kepada seluruh Bupati dan Walikota untuk menghentikan kegiatan yang ramai warga, termasuk ogoh-ogoh dan upacara melasti.

Social distancing membuat upacara tradisional diikuti sedikit orang, sebagai gantinya persembahan-persembahan diberikan dengan harapan menangkal virus.

"Kami berharap alam semesta akan membantu melindungi orang dari wabah, "kata penyelenggara Nyepi, Cokorda Putra Wisnu Wardana, seperti dikutip datri The Straits Time.

"Persembahan akan ditempatkan di sungai sebagai simbol keinginan kami agar semua penyakit, virus, dan hal-hal yang membuat kami takut akan tersapu," lanjutnya lagi. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait