URnews

Pemprov Jatim Pastikan Peringatan Hari Raya Nyepi Terkontrol dengan Peserta Terbatas

Nivita Saldyni, Sabtu, 21 Maret 2020 19.00 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Pemprov Jatim Pastikan Peringatan Hari Raya Nyepi Terkontrol dengan Peserta Terbatas
Image: Emil Dardak ditemui disela-sela rapat koordinasi dengan pemuka agama Hindu, Budha, dan Konghuchu Jatim di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Sabtu (21/3/2020). (Nivita Saldyni/Urbanasia)

Surabaya - Peringatan Hari Raya Nyepi yang dilaksanakan oleh umat Hindu jatuh pada 25 Maret mendatang.

Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak memastikan peringatan Hari Raya Nyepi di Jawa Timur bakal dilaksanakan dengan sangat terkontrol.

"Bukan ditiadakan, tetapi dilaksanakan dengan sangat terkontrol dan massa yang sangat sedikit dibandingkan dengan sebelumnya," kata Emil saat ditemui di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Sabtu (21/3/2020).

Hal ini disampaikam Emil usai menggelar pertemuan dengan para pemuka agama di Jawa Timur, termasuk di antaranya tokoh agama Hindu.

Menurutnya, para pemuka agama di Jawa Timur sadar betul dengan kondisi yang tengah dihadapi di tengah wabah virus corona ini.

"Beliau semua telah mengamati perkembangan dan dinamika yang ada dan telah melakukan langkah-langkah meminimalisir semaksimal mungkin untuk kegiatan-kegiatan yang melibatkan jemaah," imbuhnya.

Untuk itu, Emil menyampaikan bahwa ada kesepakatan yang telah dibuat oleh sejumlah perwakilan yang hadir.

Di antaranya seperti wajib mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer sebelum masuk tempat ibadah hingga mengenakan masker untuk meminimalisir potensi penyebaran Covid-19.

Ia pun mencontohkan bahwa di Bali, upacara Melasti akan dilaksanakan dengan sangat terkontrol. Di mana jika biasanya upacara itu akan dihadiri ribuan jemaah, maka kali ini hanya akan ada 10 - 25 orang yang hadir.

"Nah ini di Jatim ada 400 ribu umat (Hindu) dan ini menjadi sebuah pertimbangan yang sangat serius dari pemuka agama Hindu. Maka mereka akan menyesuaikan, merujuk di Bali tapi juga menyesuaikan kondisi di sini (Jatim)," pungkasnya.

Menurut Emil, semakin sedikit jemaah yang hadir maka semakin mudah dipantau sehingga langkah-langkah mitigasinya akan jadi semakin maksimal.

Sementara itu, Nyoman Anom Mediana Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Jatim mengatakan bahwa pihaknya akan menjalankan arahan pemerintah terkait penyelenggaraan ibadah.

“Umat hindu patuh pada arahan pemerintah. Yang sebelumnya Melasti dilakukan di Laut Arafuru dengan ribuan massa, kami tarik ke pura masing-masing daerah,” katanya di Gedung Negara Grahadi usat rapat koordinasi dengan Pemprov Jatim.

Nah, di Surabaya, upacara melasti rencananya akan dipusatkan di dua lokasi, yaitu Pura Jagat Agung Karana di Jalan Ikan Lumba-Lumba Surabaya dan Pura Segara Kenjeran.

Nyoman memastikan, pesertanya pun akan dibatasi, maksimal 25 orang.

"Jadi kami, atas nama Provinsi Jawa Timur tetap mengharapkan kualitas ibadah umah Hindu tetap bisa dijalankan dengan sebaik mungkin walaupun dilakukan di rumah dan akan membawa makna dari Hari Raya Nyepi yang baik ini," kata Emil.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait