Diduga Akibat Cuaca, Patung Dewa Tertinggi se-Asia Tenggara di Tuban Runtuh

Tuban – Masyarakat Kabupaten Tuban belakangan ini digegerkan dengan cuplikan sebuah video yang menunjukkan robohnya Dewa Perang Kong Coo Kwan Sing Tee Koen di Kompleks Klenteng Kwan Sing Bio yang juga menjadi ikon wilayah setempat.
Video tersebut diperlihatkan posisi patung yang masih utuh, kemudian secara cepat dalam hitungan detik runtuh, dan hanya meninggalkan bagian pedang dari patung serta kerangka/tulang bangunan yang menyangga patung tersebut.
Robohnya patung setinggi 30,4 meter itu sempat membuat masyarakat sekitar gempar. Hal tersebut karena suaranya seperti pesawat jatuh, dan tanpa adanya tanda-tanda sebelum runtuh.
Patung dewa tersebut diklaim paling tinggi di Asia Tenggara dan dibangun dengan biaya sekitar Rp2,5 miliar pada tahun 2017.
Patung yang dibangun menghadap ke arah laut itu merupakan patung Dewa Panglima Perang Tiongkok, Kong Coo Kwan Sing Tee Koen, dengan dominasi warna merah hijau, dan sempat menimbulkan polemik di dunia internasional pada pertengahan 2017.
Runtuhnya patung dewa tersebut diduga akibat cuaca, sehingga konstruksi patung tidak bisa menahan tekanan angin. Atas kejadian tersebut, pihak kepolisian setempat masih akan melakukan penyelidikan lebih lanjut.
"Saat ini, untuk kepentingan penyelidikan dan keselamatan orang, di lokasi kejadian kami pasang garis polisi," kata Kapolres Tuban AKBP Ruruh Wicaksono, saat meninjau lokasi runtuhnya patung di Tuban, seperti dikutip dari Antara (17/4/2020).
Menurut kesaksian salah seorang penjaga klenteng, Alim Sugiantoro, ia mengaku terkejut saat patung yang berada di halaman belakang klenteng tersebut roboh secara tiba-tiba..
"Memang dugaan awal karena cuaca, dan saat ini kami membersihkan bekas puing-puing robohnya patung, diharapkan bisa kembali cepat dibangun," tuturnya.
Alim menambahkan, pihak klenteng masih melarang siapapun untuk masuk ke lokasi, kecuali para petugas yang sedang melakukan penyelidikan terkait robohnya patung tersebut.