URtainment

Pagelaran ‘Sandyakala Smara’ Raih Emas di Ajang PR Awards Singapura

William Ciputra, Selasa, 26 Maret 2024 15.36 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Pagelaran ‘Sandyakala Smara’ Raih Emas di Ajang PR Awards Singapura
Image: Pagelaran 'Sandyakala Smara' raih penghargaan emas untuk Best PR Campaign: Fashion & Apparel. (Istimewa)

Jakarta - Bakti Budaya Djarum Foundation (BBDF) kembali mengukir prestasi melalui salah satu pagelarannya bertajuk ‘Sandyakala Smara’. Pagelaran ini digelar pada 6 September 2023 dengan menampilkan koleksi terbaru Batik Kudus. 

‘Sandyakala Smara’ berhasil meraih penghargaan Emas untuk kategori Best PR Campign: Fashion & Apparel dalam acara Marketing-Interactive PR Awads di Singapura, Jumat  (23/3/2024).

Acara ini merupakan penghargaan definitif bagi praktisi Public Relations di kawasan Asia Tenggara, Asia Selatan dan Oseania, yang dinilai oleh juri independen yang terdiri dari pemimpin industri dan pakar komunikasi senior.

“Kami sangat bangga dan bersyukur atas penghargaan Gold untuk kategori Best PR Campaign: Fashion & Apparel ini yang tidak hanya mencerminkan dedikasi kami, tetapi juga merupakan hasil dari kerjasama erat antara berbagai pihak dalam upaya memajukan dan mempromosikan keindahan Batik Kudus,” kata Program Director BBDF, Renitasari Adrian, dikutip Selasa (26/3/2024).

‘Sandyakala Smara’ tidak sekadar membawa kembali Batik Kudus ke kota asalnya, tetapi juga menghidupkan kembali semangat dan kebanggaan akan kekayaan budaya lokal.

Karya seni yang dipenuhi dengan cinta ini menjadi sebuah momen bersejarah yang berhasil mendekatkan kembali Batik Kudus pada publik. 

Kolaborasi dengan desainer ternama Denny Wirawan membawa sentuhan baru yang memukau pada warisan budaya Indonesia ini.

‘Sandyakala Smara Koleksi Batik Kudus 2023 - 2024’ mengajak penonton untuk merasakan kisah indah yang terinspirasi dari keelokan Kebaya dan Kain Batik Kudus. 

Mengambil ciri khas gaya ‘Kebaya Encim’; serta kain Batik Kudus sebagai padanannya di dekade 1930-an hingga 1950-an, Denny Wirawan menghadirkan kembali kecintaannya terhadap wastra Indonesia yang mengalir tak pernah usai. 

Memadukan mahakarya dari para artisan batik yang penuh keindahan dan filosofi, dalam helai-helai busana yang dibuat dengan cinta. 

Kolaborasi dengan para pembatik binaan Bakti Budaya Djarum Foundation dan para pembatik pesisir di Pekalongan, serta kolaborasi dengan kolektor batik Agam Riyadi, juga turut memperkaya koleksi batik yang ditampilkan pada gelaran Sandyakala Smara.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait