URtainment

Pertunjukan 'Under the Volcano' Hadir di Jakarta 27 Agustus, Ini Harga Tiketnya

Eronika Dwi, Jumat, 19 Agustus 2022 11.31 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Pertunjukan 'Under the Volcano' Hadir di Jakarta 27 Agustus, Ini Harga Tiketnya
Image: Sesi Latihan Under the Volcano (Dok. Ciputra Artpreneur)3

Jakarta - Pertunjukan teater berkelas internasional bertajuk 'Under the Volcano' siap menghibur masyarakat Indonesia pekan depan.

'Under the Volcano' merupakan pertunjukan hasil kolaborasi antara Bumi Purnati Indonesia dan Komunitas Seni Hitam Putih Sumatera Barat yang bisa disaksikan pada Sabtu, 27 Agustus 2022 pukul 16.00 dan 20.00 WIB di Ciputra Artpreneur Theater, Jakarta Selatan.

Disutradarai oleh Yusril Katil, 'Under the Volcano' mengangkat tema bencana alam yang terinspirasi dari 'Syair Lampung Karam' karya Muhammad Saleh pada 1883.

Komunitas Seni Hitam Putih yang berasal dari Padang Panjang melihat apa yang digambarkan Muhammad Saleh dalam syairnya, sangat relevan dengan situasi di kampung halaman mereka yang harus selalu waspada terhadap bencana alam karena kontur geografis yang dikelilingi gunung berapi.

Pertunjukan yang dimainkan oleh Komunitas Seni Hitam Putih dan Jajang C. Noer, dan dikomposeri oleh Elizar Koto dengan dramaturgi Rhoda Grauer ini menghadirkan pesan universal yang disampaikan berlatar belakang tahun 1883, yang mana untuk bertahan hidup dari bencana alam seseorang harus bergantung pada bantuan orang lain.

'Under the Volcano' dibagi menjadi enam bagian dan dilakonkan dengan narasi berbahasa Melayu dan Minangkabau yang diperkuat dengan elemen silat, tarian, musik, dan efek visual digital.

Musik dan tarian didasarkan pada bentuk-bentuk tradisional Melayu yang diubah untuk mencerminkan berlalunya waktu, berdampingan dengan komposisi musik dan tarian kontemporer.

Berikut Ceritanya:

1660883253-Cuplikan-Adegan-Under-the-Volcano-2-(Dok.-Bakti-Budaya-Djarum-Foundation).JPGSumber: Cuplikan Adegan Under the Volcano 2 (Dok. Bakti Budaya Djarum Foundation)

Pertunjukan yang berdurasi kurang lebih 80 menit ini dimulai dengan cerita awal sebelum bencana terjadi. Digambarkan suasana kehidupan yang harmonis, masyarakat menjalankan kegiatan sehari-hari secara damai.

Tiba-tiba gempa datang, diikuti ledakan gunung dan tsunami. Para penghuni lereng panik dan berusaha menyelamatkan diri.

Ketika letusan mereda, timbulnya masalah baru bagi masyarakat dalam hal sandang, pangan, dan papan yang menyebabkan trauma dan kemiskinan.

Sedikit demi sedikit masyarakat membangun kembali rumah dan desa dengan bantuan banyak orang. Akhirnya kehidupan kembali normal dan damai.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait