URsport

European Super League Gagal Digelar

Rezki Maulana, Kamis, 22 April 2021 14.03 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
European Super League Gagal Digelar
Image: Saham Juventus naik usai pengumuman European Super League. (Twitter @juventusfcen)

 

Turin - Bos Juventus Andrea Agnelli memastikan European Super League gagal dihelat. Meski demikian, bukan berarti ide ini akan mati selamanya.

Awal pekan ini, 12 tim mengumumkan terbentukan European Super League dengan Real Madrid dan Juventus sebaga inisiator utamanya. Kompetisi ini nantinya akan mempertemukan tim-tim besar setiap pekannya.

Tak cuma itu, bakal ada hadiah uang dalam jumlah besar menanti setiap tim yang ikut bermain di sana. Bahkan tim yang baru ikut saja bisa mendapat uang tampil 300 juta paun.

Baca juga: Liga Champions Punya Format Baru, Mirip European Super League 

Jumlah itu terbilang besar dan bisa menyelamatkan keuangan klub yang berdarah-darah di tengah pandemi virus corona saat ini. Maka dari itu, ke-12 klub itu ngotot awalnya untuk menjalankan.

Namun, setelah mendapat resistensi dari banyak pihak termasuk pemain, manajer/pelatih, dan fan, satu per satu klub mundur sehingga tinggal tiga klub saja, yakni Real Madrid, Juventus, dan Barcelona.

Dengan demikian, hasrat untuk menggelar kompetisi itu tahun ini dipastikan musnah. Agnelli belum tahu apakah ke depannya masih bisa dihelat atau tidak.

"Jujur saja, liga ini tidak bisa lanjut," ujar Agnelli yang dilansir Eurosport.

Baca juga: Banyak Klub Mundur, European Super League Ditangguhkan 

"Saya sebenarnya tetap yakin dengan nilai luhur proyek ini, yang bisa membuat piramida sepakbola saat ini lebih baik, dengan adanya kompetisi terbaik di dunia. Tapi, sayangnya itu tidak bisa terjadi. Saya rasa proyek ini tidak akan berjalan," sambungnya.

Terkait alasan enam klub Inggris mundur, Agnelli menyebut ada faktor politis di sana sehingga Liverpool dan Manchester United selaku inisiator European Super League tidak bisa berbuat apa-apa.

Ini berkaitan dengan keinginan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menggunakan undang-undang untuk menghentikan Liverpool dkk.

Saya memiliki spekulasi sejauh ini bahwa jika enam tim akan memisahkan diri dan mengancam EPL (Liga Premier), politik akan melihat itu sebagai serangan terhadap Brexit dan skema politik mereka," tutup Agnelli.

 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait