URtainment

Festival Lima Gunung Siapkan Generasi Muda 'Indonesia Emas'

Shelly Lisdya, Kamis, 11 Agustus 2022 11.44 | Waktu baca 6 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Festival Lima Gunung Siapkan Generasi Muda 'Indonesia Emas'
Image: Tarian "Leak Mantran" pada pembukaan Festival Lima Gunung XXI/2022 di Magelang, Senin (8/8/2022). (Foto: Antara//Hari Atmoko)

Magelang - Meski langit di atas Kali Wangsit masih gelap, penari muda Komunitas Lima Gunung Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Nabila Rifani pun menuruni jalan tanah setapak pendek dengan sejumlah anak tangga. 

Mengutip Antara, Kamis (11/8/22) dengan langkah perlahan dan suasana sunyi, kakinya menyibak air hingga kemudian beroleh pijakan di bebatuan sungai yang pada masa lampai diberi nama Tuk Mudal, sekitar 300 meter timur Candi Mendut.

Setelah erupsi Gunung Merapi 2010 disusul banjir lahar hujan 2011 yang mengubah alur sungai-sungai berhulu di gunung itu, pemimpin tertinggi yang juga budayawan Komunitas Lima Gunung Sutanto Mendut mulai berbicara tentang perubahan sebutan Tuk Mudal menjadi Kali Pabelan Mati.

Pada masa lalu, sungai kecil itu diperkirakan kuat sebagai alur lama Sungai Pabelan. Di dekat ruas sungai itu terdapat titik pusat aktivitas seniman petani Komunitas Lima Gunung (Merapi, Merbabu, Andong, Sumbing, Menoreh) berupa Studio Mendut dikelola pemiliknya, Sutanto Mendut.

Melalui suatu acara seni budaya --setelah relatif mereda banjir lahar hujan 2011-- sekitar 30 pegiat komunitas dengan dipimpin pematung dari Merapi, Ismanto (54), ditempatkan secara apik dan memorial di tepi sungai tersebut 66 balok batu untuk ditatah bersama dalam rangkaian penamaan tempat itu menjadi Museum Kali Wangsit.

11 tahun kemudian, pada Senin (8/8) 2022 pagi yang masih bersuasana gelap sekitar pukul 05.00 WIB, di tempat sama, komunitas itu membuka agenda mandirinya, Festival Lima Gunung XXI/2022, melalui performa seni "Ritus Kali".

Dengan dipimpin Ismanto didampingi sejumlah tokoh komunitas, Nabila yang mengenakan pakaian Jawa kebaya tipe modern dan selendang warna putih, melakukan simbolisasi pengungkapan tema besar festival tahun ini, "Wahyu Rumagang".

Nabila yang merupakan alumni jurusan tari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta dan bergabung dengan Komunitas Lima Gunung sejak 2014 itu, menjalani dengan hening dan berkarisma performa ritual tersebut.

Di bawah ancak wadah setumpuk kembang mawar dengan topangan sebilah bambu berbalut kain putih dan berhias janur kuning, ia menyibakkan air sungai dengan gerak tariannya lalu menaburkan kembang mawar merah putih di sungai yang mencatatkan tersendiri jalan sejarah ruang, waktu, dan alamnya.

1660192862-Antara.jpgSumber: Pembukaan Festival Lima Gunung (Foto: AntaraNews//HariAtmoko)

Kekidungan ditaburkan sejumlah tokoh komunitas diiringi bunyian dengung "singing bowl" (mangkuk bernyanyi) dari kuningan serta penyulutan puluhan batang hio, seakan memimpin lantunan doa dan uluk salam pengantar cahaya Matahari pagi menyibak gelap di Museum Kali Wangit.

Setelah seorang tokoh utama-berpengaruh Komunitas Lima Gunung, Sitras Anjilin (63), membabarkan dengan khidmat, "Wahyu Rumagang", beberapa waktu setelah rampung "Ritus Kali" pemimpin tertinggi komunitas, Sutanto Mendut (68), memotong tumpeng dilengapi aneka sayuran dan lauk-pauk. Potongan tumpeng diberikan kepada Nabila Rifani (24). Ia merepresentasikan kalangan muda seniman petani Komunitas Lima Gunung di bawah usia 30-an tahun, yang tahun ini menjadi pandega festival.

Gelap pagi berubah terang dengan langit di atas Museum Kali Wangsit biru cerah. Bunyi-bunyian gemericik air sungai makin elok oleh timpukan kicauan burung-burung di pepohonan sekitarnya. Alam terasa hadir membuka festival kebanggaan komunitas seniman petani itu.

Festival Lima Gunung XXI dimulai pada 8 Agustus 2022 di Studio Mendut dengan berbagai pementasan kesenian, pidato kebudayaan, performa seni, dan pameran foto, kartun, serta lukisan. Rencananya, festival memasuki puncak selama tiga hari, 30 September hingga 2 Oktober 2022, di kawasan Gunung Andong di Dusun Mantran Wetan, Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang dengan berbagai pertunjukan seni dan acara budaya.

Pihak panitia yang kalangan seniman muda komunitas telah mencatat berbagai kesenian dari grup-grup komunitas dan jejaringnya dari berbagai kota yang akan menggelar karya seni, kirab budaya, pidato, dan pementasan pada puncak festival mendatang.

Menangkap gaung

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait