URoto

Gandeng Toyota, Kawasaki Kembangkan Motor Bertenaga Hidrogen

Fitri Nursaniyah, Senin, 3 Oktober 2022 11.32 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Gandeng Toyota, Kawasaki Kembangkan Motor Bertenaga Hidrogen
Image: Ilustrasi Kawasaki. (PIXABAY/MarkalMedia)

Jakarta - Kawasaki bekerja sama dengan Toyota mau kembangkan sepeda motor bertenaga hidrogen. Ini menandai Kawasaki sebagai satu-satunya produsen motor yang berinvestasi di pengembangan tenaga hidrogen.

Dikutip dari autocarindia, Senin (3/10/2022), Kawasaki mau mempercepat pengembangan tenaga hidrogen sebagai sumber bahan bakar, itu lah mengapa pabrikan motor ini pilih kerja sama dengan Toyota.

Sebagai informasi, Toyota sendiri sudah pro dalam peralihan bahan bakar ke energi hijau. Mereka sudah merilis Toyota Mirai, mobil set bahan bakar hidrogen khusus pertama di dunia. Unit ini sudah terjual lebih dari 2.600 di pasar global.

Dilansir Visordown, kesepakatan antara Kawasaki dengan Toyota ini terjadi pada September 2022 setelah Presiden Toyota Akio Toyoda mengendarai hidrogen Kawasaki ATV di Motegi.

"Harus ada berbagai pilihan untuk mengurangi emisi karbondioksida," ujar Toyoda.

"Saya berharap pemerintah akan mendukung output dengan inovasi teknologi seperti ini, daripada menghentikan kita dengan regulasi," tuturnya.

Kawasaki sudah memamerkan dua prototipe motornya di arena balap Suzuka di Jepang.

Kawasaki memang cukup vokal tentang idenya mengembangkan kendaraan bertenaga bahan bakar alternatif, ide terbarunya yaitu mengembangkan tenaga hidrogen.

Adapun tujuan utama Kawasaki bekerja sama dengan Toyota mengembangkan hal ini adalah untuk mengatasi masalah dan percepatan infrastruktur global.

Saat ini memang banyak produsen kendaraan mulai beralih menciptakan kendaraan listrik untuk mengurangi penggunaan bahan bakar dari fosil.

Namun ada masalah dari kendaraan listrik, yaitu pengisian daya yang lama, sehingga bahan bakar alternatif seperti tenaga hidrogen dianggap jauh lebih simpel dan sama-sama bisa mengurangi masalah Bumi. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait