URtainment

Google Doodle: Marie Thomas, Dokter Wanita Pertama di Indonesia

Shelly Lisdya, Rabu, 17 Februari 2021 09.02 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Google Doodle: Marie Thomas, Dokter Wanita Pertama di Indonesia
Image: Tampilan Google doodle dr. Marie Thomas/Google

Jakarta - Urbanreaders, jika kamu membuka tampilan Google hari ini, Rabu (17/2/2021) maka akan ada ilustrasi gambar seorang dokter wanita yang menggendong bayi.

Ternyata, Doodle hari ini merayakan ulang tahun ke-125 Marie Thomas, yakni salah satu dokter wanita pertama di Indonesia. 

Marie Thomas lahir pada 17 Februari 1896 di desa Likupang, Minahasa Sulawesi Utara. Ia mengukir sejarah sebagai spesialis wanita pertama di bidang ginekologi dan kebidanan. 

Marie Thomas merupakan anak dari Adriaan Thomas dan Nicolina Maramis. Ayahnya berkarier di militer, yang mengharuskan keluarganya terus berpindah-pindah ke berbagai daerah di Indonesia. Dengan demikianlah yang memungkinkan Thomas untuk bersekolah di berbagai sekolah dari Sulawesi hingga Jawa. 

Ia kemudian sekolah di STOVIA (sekolah kedokteran) pada September 1912. Ketika pendaftarannya, Maria adalah satu-satunya siswa perempuan di antara sekitar 200 siswa laki-laki. Baru dua tahun kemudian sekolah tersebut menerima seorang siswi kedua bernama Anna Warouw yang juga berasal dari daerah Minahasa.

Masuknya Marie Thomas ke STOVIA karena upaya Aletta Jacobs (dokter wanita pertama di Belanda). Kala itu Aletta Jacobs mengunjungi Indonesia pada tahun 1911, dia mendesak Gubernur Jenderal AWF Idenburg untuk menerima Marie Thomas.

Setelah perempuan diizinkan untuk mendaftar, ada rintangan lebih lanjut di mana mereka tidak dapat dipekerjakan oleh Layanan Medis Sipil (Burgerlijke geneeskundige dienst).

Tak tinggal diam, saudara perempuan Aletta, Charlotte Jacobs (perempuan pertama yang memperoleh gelar di bidang farmakologi di Belanda), pun membantu mendirikan yayasan untuk mengumpulkan dana bagi para siswi yang belajar di STOVIA. Yayasan ini didirikan pada 1 September 1912 dengan bantuan Marie van Zeggelen dan Elisabeth van Deventer. 

Yayasan yang mereka bentuk adalah Society to Form a Study Fund for Training Female Native Doctors (SOVIA atau Vereeniging tot Vorming van een Studiefonds voor Opleiding van Vrouwelijke Inlandsche Artsen).

Marie Thomas pun menyelesaikan studinya di STOVIA pada tahun 1922 dengan bantuan SOVIA. Marie Thomas kemudian diakui sebagai lulusan dokter wanita pertama STOVIA. 

Setelah lulus, Matie Thomas kemudian memulai praktik medisnya di rumah sakit utama di Batavia (sekarang Jakarta) yang bernama Centrale Burgerlijke Ziekeninrichting (CBZ) (sekarang Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo). 

Beberapa tahun kemudian, Marie Thomas bekerja di Medan, Manado, dan kembali ke Batavia di Rumah Sakit Budi Kemuliaan, sebuah rumah sakit yang didirikan oleh yayasan SOVIA.

Kala itu, Marie Thomas menjadi asisten Nicolaas Boerma, seorang dokter Belanda yang mengkhususkan diri dalam kebidanan. Nicolas merupakan salah satu dokter pertama yang menangani alat kontrasepsi dan alat kontrasepsi dalam rahim. 

Pada 16 Maret 1929, Marie Thomas kemudian menikah dengan Mohammad Joesoef yang juga seorang dokter. Mereka kemudian pindah ke Padang di Sumatera Barat tempat asal Mohammad. 

Di Padang, ia mengambil posisi di Pelayanan Kesehatan Masyarakat (DVG atau Dienst der Volksgezondheid). Mereka kembali ke Batavia setelah beberapa tahun di Padang. 

Di Batavia, Marie Thomas pun terlibat dengan Partai Persatuan Minahasa (Persatuan Minahasa) yang anggotanya termasuk Sam Ratulangi. 

Marie Thomas dan suaminya akhirnya kembali ke Sumatera Barat, kali ini mereka menetap di Fort de Kock (sekarang Bukittinggi). Pada tahun 1950, ia mendirikan sekolah kebidanan di Bukittinggi, yang pertama di Sumatera dan yang kedua di Indonesia. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait