Mengapa Orang yang Terjerat Judi Online Sulit Diingatkan?
Jakarta - Judi online telah menjadi masalah serius di banyak negara, termasuk Indonesia. Fenomena yang unik sekaligus menjengkelkan adalah para pelaku judi online sangat sulit menerima saran atau peringatan tentang bahaya judi.
Mereka seolah-olah ‘bebal’ terhadap saran dan nasehat yang diberikan. Artikel ini akan mencoba mengupas lebih dalam alasan di balik fenomena tersebut dari sudut pandang psikologis.
Mekanisme Psikologis di Balik Judi Online
Ketika seseorang berhasil memenangkan taruhan, otak melepaskan dopamin, neurotransmitter yang terkait dengan perasaan senang dan euforia. Hal ini menciptakan semacam lingkaran setan.
Pelaku judi akan terus terdorong untuk mengulang tindakan yang sama demi mendapatkan sensasi yang sama. Selain itu, banyak pelaku judi online yang percaya bahwa mereka memiliki kendali atas hasil permainan.
Padahal sudah sangat sering disampaikan bahwa judi online adalah sebuah sistem yang dibuat oleh manusia. Mesin tersebut dipastikan tak akan membuat para pemain menang.
Keyakinan bahwa mereka memegang kendali permainan inilah yang membuat mereka sulit menerima kenyataan bahwa mereka tidak bisa selalu menang. Ketika kalah, mereka akan terus mencoba dan mencoba lagi.
Salah satu perilaku yang umum pada pecandu judi adalah 'chasing losses', yaitu terus bertaruh. Mereka terus berharap akan ada miracle atau keajaiban yang akan membawa mereka pada kemenangan dan berharap bisa mengembalikan uang yang sudah hilang.
Bukannya memperbaiki situasi, perilaku ini semakin memperburuk situasi. Dan ketika menghadapi konsekuensi negatif dari judi, seperti kehilangan uang atau masalah dalam hubungan, banyak pelaku judi cenderung menyangkal atau menyalahkan faktor eksternal.
Mengapa Sulit Diingatkan?
Emosi Negatif
Ketika seseorang diberi saran tentang judi, mereka seringkali merasa tersinggung atau marah. Hal ini karena saran tersebut dianggap sebagai serangan terhadap perilaku mereka.
Rasa Malu
Banyak pelaku judi merasa malu mengakui bahwa mereka memiliki masalah dengan judi. Akibatnya, mereka cenderung menutup diri dan menolak bantuan.
Ketidakpercayaan
Setelah mengalami begitu banyak kegagalan, pelaku judi mungkin kehilangan kepercayaan pada orang lain, termasuk orang-orang yang peduli pada mereka.
Kebutuhan Validasi
Pelaku judi seringkali mencari validasi dari orang lain, terutama ketika mereka sedang mengalami kesulitan. Namun, ketika orang lain mencoba memberikan saran, mereka justru merasa tidak divalidasi.
Faktor-faktor yang Memperparah Situasi
Iklan Judi yang Menarik
Iklan judi yang menjanjikan keuntungan besar dan mudah membuat orang semakin tergoda untuk mencoba.
Aksesibilitas
Kemudahan akses ke situs judi online melalui smartphone semakin memperparah masalah.
Tekanan Sosial
Tekanan dari teman sebaya atau lingkungan sosial juga dapat mendorong seseorang untuk terlibat dalam judi.
Apa yang Bisa Dilakukan?
Pendekatan yang Empati
Hindari menyalahkan atau menghakimi pelaku judi. Cobalah untuk memahami perasaan mereka dan berikan dukungan yang tulus.
Bantuan Profesional
Ajak pelaku judi untuk mencari bantuan profesional, seperti psikolog atau konselor.
Kelompok Pendukung
Bergabung dengan kelompok pendukung dapat membantu pelaku judi merasa lebih terhubung dengan orang lain yang memiliki pengalaman serupa.
Pencegahan
Pencegahan sejak dini sangat penting. Pendidikan tentang bahaya judi perlu diberikan kepada anak-anak dan remaja.
Judi online adalah masalah kompleks yang melibatkan berbagai faktor psikologis dan sosial. Membantu seseorang mengatasi masalah judi bukanlah hal yang mudah, namun dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme di balik judi dan pendekatan yang tepat, kita bisa memberikan dukungan yang mereka butuhkan.
Ingatlah bahwa masalah judi online adalah masalah serius yang dapat berdampak pada semua aspek kehidupan seseorang. Jika kamu atau seseorang yang kamu kenal mengalami masalah dengan judi online, jangan ragu untuk mencari bantuan.