Ramai di Medsos Istilah Tone Deaf saat Demo Tolak Revisi UU Pilkada, Apa Artinya?
Jakarta - Hari-hari terakhir ini, media sosial ramai dengan istilah tone deaf. Istilah ini banyak dipakai saat pemberitaan soal RUU Pilkada sedang ramai diperbincangkan. Apa sih arti dari tone deaf?
Istilah itu mungkin terdengar familiar. Namun mungkin saja masih banyak orang orang belum tahu tentang arti tone deaf sebenarnya. Tone deaf secara harfiah memiliki arti tidak mendengar atau tuli.
Sementara menurut kamus Oxford, tone deaf artinya tidak dapat mendengar perbedaan antara not musik. Karena itu, istilah ini awalnya banyak dipakai dalam konteks bermusik.
Tone deaf biasanya merujuk pada seseorang yang kesulitan membedakan nada. Namun dalam istilah sosial, tone deaf memiliki makna yang lebih luas dan sering digunakan untuk menggambarkan seseorang yang tidak peka.
Entah itu pada perasaan orang lain, situasi sosial, atau konteks tertentu. Secara sederhana, tone deaf adalah mereka yang sering melontarkan pernyataan atau melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan situasi.
Melansir Merriam Webster, tone deaf bisa dipakai untuk menggambarkan seseorang yang tidak peka terhadap hal sentimen, opini, atau selera publik. Tone deaf juga bisa menggambarkan seseorang yang tidak punya empati.
Mereka yang tone deaf, seperti tidak memiliki radar emosional untuk memahami nuansa sosial dan konsekuensi dari ucapan atau tindakan mereka. Mereka tidak menyadari bahwa hal itu menyakiti orang lain.
Dalam konteks situasi terakhir, seorang tone deaf dianggap tidak peka terhadap kondisi negara yang sedang darurat karena tidak bersuara tentang pemberitaan yang sedang terjadi. Atau terkesan cuek dengan kondisi terkini.
Ciri-ciri Tone Deaf
Setelah mengetahui apa itu arti tone deaf, sekarang kita akan membahas mengenai ciri-ciri orang tone deaf. Apa saja?
- Kurang Empati
Orang yang tone deaf cenderung kurang memiliki empati atau kemampuan untuk merasakan dan memahami perasaan orang lain. Mereka seringkali sulit menempatkan diri pada posisi orang lain. - Tidak Peka Terhadap Konteks
Mereka sering melontarkan pernyataan yang tidak sesuai dengan situasi atau konteks percakapan. Misalnya, membuat lelucon tentang tragedi atau memberikan saran yang tidak diminta dalam situasi yang sensitif. - Terlalu Fokus pada Diri Sendiri
Orang yang tone deaf cenderung terlalu fokus pada diri sendiri dan perspektif mereka sendiri. Mereka sulit melihat masalah dari sudut pandang orang lain. - Kurang Sadar Diri
Mereka sering tidak menyadari bahwa ucapan atau tindakan mereka dapat menyakiti atau menyinggung orang lain. - Sulit Menerima Kritik
Ketika diberi tahu bahwa mereka telah melakukan kesalahan atau menyakiti perasaan orang lain, mereka seringkali sulit menerimanya dan cenderung defensif.
Contoh Perilaku Tone Deaf
- Membuat lelucon tentang topik yang sensitif. Misalnya, membuat lelucon tentang ras, agama, atau orientasi seksual.
- Memberikan saran yang tidak diminta. Terutama dalam situasi saat orang lain sedang berjuang dengan masalah pribadi.
- Mengabaikan perasaan orang lain. Misalnya, terus membicarakan topik yang membuat pasangannya tidak nyaman.
- Membuat pernyataan yang merendahkan. Misalnya, membandingkan diri sendiri dengan orang lain secara negatif atau mengkritik penampilan fisik orang lain.
Mengapa Tone Deaf Berbahaya?
Perilaku tone deaf dapat merusak hubungan, baik dalam lingkup pribadi maupun profesional. Orang yang sering dianggap tone deaf dapat kehilangan kepercayaan orang lain.
Mereka pun menjadi sulit menjalin hubungan yang mendalam, dan bahkan merusak reputasinya. Karena itu, jika kamu merasa memiliki ciri-ciri di atas, sebaiknya kamu mulai membenahi diri.
Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menjadi tone deaf adalah:
- Tingkatkan Empati
Cobalah untuk memahami perasaan orang lain dengan menempatkan diri lo pada posisi mereka. - Perhatikan Bahasa Tubuh
Perhatikan bahasa tubuh orang lain untuk memahami perasaan mereka. - Latih Keterampilan Mendengarkan:
Dengarkan secara aktif ketika orang lain berbicara dan jangan menyela. - Tanyakan Pertanyaan
Ajukan pertanyaan untuk memastikan lo memahami maksud dari apa yang dikatakan orang lain. - Minta Umpan Balik
Jangan takut untuk meminta umpan balik dari orang lain tentang cara lo berkomunikasi. - Belajar dari Kesalahan
Kalau lo menyadari bahwa telah mengatakan sesuatu yang menyakitkan, minta maaf dan belajarlah dari kesalahan tersebut.
Itulah ulasan tentang arti dan ciri-ciri tone deaf. Menjadi seorang tone deaf bukan saja membuat kamu tidak menjadi orang yang kurang baik karena kurangnya empati dengan orang lain.
Menjaga dan memperhatikan kata-kata diucapkan dapat menghindari menyakiti orang lain. Dengan begitu, kamu akan punya hubungan yang kuat dengan orang lain.