URguide

Sejarah Lato-lato, Mainan ‘Tek-Tek’ yang Sedang Digandrungi Anak-anak

Tim Urbanasia, Kamis, 12 Januari 2023 14.45 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Sejarah Lato-lato, Mainan ‘Tek-Tek’ yang Sedang Digandrungi Anak-anak
Image: Lato-lato. (ANTARA)

Jakarta - Tren lato-lato ini memang sangat cepat menyebar bahkan hingga ke daerah pelosok di Tanah Air. Belum lagi, permainan lawas yang kembali populer ini ternyata memiliki cerita sejarahnya sendiri lho, Guys. Apakah kalian sudah tahu?

Lato-lato sendiri merupakan permainan tradisional yang terdiri dari sepasang bola karet plastik yang keduanya terikat oleh tali layaknya sebuah ayunan. Cara memainkannya juga gampang banget. Kalian cukup mengayunkan bola-bola itu hingga saling berbenturan hingga menimbulkan bunyi tek-tek-tek.

Meski kelihatannya gampang, tapi ternyata dalam prakteknya nggak semua orang bisa memainkan lato-lato dengan benar dan dalam kurun waktu lama, lho. Tapi kok bisa ya anak-anak betah dan jago memainkannya?

Terlepas dari keseruan mainan tradisional ini, sejarah dari lato-lato juga nggak kalah menarik untuk disimak. Jadi buat kalian yang kepo, langsung saja kita bahas bersama.

Sejarah Lato-lato

Permainan lato-lato memang baru saja nge-tren lagi terutama di kalangan anak-anak hingga remaja, namun sejarah menyebutkan bahwa mainan bola-bola karet ini sudah ada sejak tahun 1960-an dan semakin populer di awal 1970-an.

Lato-lato juga bukan permainan asli dari Indonesia Guys, melainkan berasal dari Eropa dan Amerika Serikat. Di Eropa, mereka menyebutnya dengan clackers, click-clack, knockers, ker-bangers, dan clankers. Sementara di AS, nama lain lato-lato adalah clackers ball atau newton's yo yo.

Di Indonesia sendiri juga ada beberapa penyebutan, tergantung bahasa daerah masing-masing. Misalnya latto-latto, itu merupakan nama lain menggunakan bahasa bugis, lalu dalam bahasa Jawa dinamakan tok-tok, sedangkan Sunda menamainya dengan nok-nok. 

Bukan apa-apa, asal penamaan mainan lawas itu hanya didasarkan pada bunyi khas seperti 'clack-clack' ketika kedua bolanya terbentur. 

Awalnya, clackers ini merupakan alat yang digunakan untuk melatih anak-anak tentang koordinasi tangan dan mata. Sejak 70-an juga membuat ratusan pengrajin mainan anak-anak memproduksi dan menjual lato-lato hingga jutaan ke seluruh dunia.

Di tahun itu, tren permainan clackers ini merebak hingga menjangkau provinsi kecil di Italia Utara bernama Calcinatello. Wilayah dengan jumlah penduduk lebih dari 12 ribu jiwa itu pun pernah menggelar lomba lato-lato yang diadakan tiap tahun.

Lato-lato Ditarik dari Peredaran

Awalnya, clackers ini terbuat dari kaca, kayu, hingga logam yang ketika pecah, puing-puingnya bisa membahayakan orang. Bahkan dalam beberapa kasus menyebutkan, permainan ini menyebabkan sejumlah kasus cedera mata.

Akibat insiden itu, lato-lato akhirnya ditarik dari peredaran kemudian dibuatlah kebijakan baru yang mengatur tentang bahan apa saja yang aman dipakai untuk membuat mainan tradisional itu, yang awalnya kaca lalu diubah menjadi plastik.

Namun meski sudah diganti menjadi plastik, risiko pecah juga tetap nggak bisa terhindarkan. Berdasarkan laporan dari berbagai sumber, setidaknya ada empat kasus cedera mata akibat permainan ini. Hingga akhirnya di tahun 1990-an, lato-lato dibuat lebih aman dengan bahan akrilik.

Lebih jauh, permainan lato-lato ini disebut sempat dilarang oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) di tahun 1966 mengingat sejumlah insiden cedera yang terjadi. Beberapa komunitas dan organisasi pun mendukung keputusan tersebut.

Tentunya FDA telah melakukan riset terlebih dahulu sebelum melakukan pelarangan itu. Mereka menguji sejumlah perusahaan untuk memeriksa keamanan lato-lato. Beberapa tahun kemudian, muncul Komisi Keamanan Produk Konsumen untuk mengawasi mainan-mainan yang berpotensi bahaya.

Kontroversi Permainan Lato-lato

Meski hanya sebuah permainan, nyatanya lato-lato nggak lepas pro dan kontra. Kontroversi ini bermula karena benda ini dianggap mirip dengan senjata untuk berburu yang digunakan oleh Koboy Argentina, yaitu boleadora.

Nama senjata ini berasal dari kata bolas yang artinya alat berburu tradisional untuk menangkap hewan. Biasanya alat ini digunakan dengan cara dilemparkan ke target buruan untuk menjerat kaki atau sayapnya.

Selain itu, lato-lato dianggap semakin berbahaya lantaran menjadi senjata terkenal yang dipakai oleh pemburu atau gaucho di Amerika Selatan. 

Nah itu dia sejarah dari permainan tradisional lato-lato yang perlu kamu ketahui. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Urbanreaders.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait