URstyle

Hanya 1 Orang Meninggal dari 438 Kasus, Intip Langkah Rusia Atasi Pandemi Corona

Kintan Lestari, Selasa, 24 Maret 2020 19.30 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Hanya 1 Orang Meninggal dari 438 Kasus, Intip Langkah Rusia Atasi Pandemi Corona
Image: istimewa

Moscow - Pandemi COVID-19 tengah menerpa setidaknya 169 negara. Rusia termasuk salah satu negara yang terkena pandemi tersebut.

Data dari Center for Systems Science and Engineering (CSSE) at Johns Hopkins University menunjukkan hari ini (24/3) ada 438 kasus COVID-19 di Rusia. 

Dari 438 kasus, 17 orang berhasil sembuh dan hanya satu orang yang meninggal dunia akibat virus asal Wuhan tersebut, yaitu wanita tua berusia 69 tahun. 

Data tersebut tentu membuat banyak orang terkejut. Terlebih Rusia punya perbatasan yang sama dengan Cina. Dari situ muncul pertanyaan, bagaimana cara Rusia menangani pandemi ini? Dan benarkah Presiden Vladimir Putin sudah 'mengatasi' pandemi corona?

Melansir The Moscow Times, ada beberapa langkah yang dilakukan Rusia untuk mencegah penyebaran virus. 

Sejak awal Februari, Rusia sudah menghentikan kereta penumpang ke Cina, termasuk rute Beijing-Moskow, sampai pemberitahuan lebih lanjut. Negara Beruang Merah itu juga membatasi masuknya orang asing yang datang dari Tiongkok. Dan mereka juga menangguhkan impor buah dan sayuran dari Cina. Perbatasan dengan Cina juga ditutup.

Kremlin (pusat pemerintahan Rusia di Moskow) mulai tanggal 6 Februari memberlakukan pengecekan suhu tubuh, namun masih terbatas hanya pada orang-orang yang hadir dalam acara yang juga dihadiri Presiden Vladimir Putin.

Badan Pariwisata Federal Rusia merekomendasikan para operator tur nasional untuk menangguhkan tur ke Italia, Korea Selatan dan Iran sampai wabah corona di sana dikendalikan. 

Mulai bulan Maret, diumumkan sekolah-sekolah ditutup dan membatalkan acara-acara berskala besar. Pengecekan suhu tubuh juga mulai dilakukan. Bahkan Otoritas Moskow telah menyusun rencana darurat yang membayangkan penutupan dekat ibukota Rusia jika wabah terjadi.

Orang tua berusia di atas 65 tahun diminta melakukan isolasi diri di rumah. Nantinya setiap warga lanjut usia akan menerima pembayaran 4.000 rubel atau sekitar Rp 800 ribuan sebagai imbalan karena telah mengikuti aturan.

Negara tersebut untuk sementara waktu melarang ekspor masker medis, sarung tangan, perban dan pakaian pelindung. Pejabat Rusia telah melakukan lebih dari 51.000 tes untuk virus corona secara nasional.

Pemerintah mengancam hukuman penjara hingga lima tahun bagi orang-orang yang melanggar aturan isolasi diri 14 hari setelah kembali dari negara-negara yang terdampak virus.

Rusia juga menutup perbatasan daratnya dengan Polandia, Norwegia, Belarus, juga Italia, terlebih karena Italia jadi negara di Eropa dengan jumlah kasus COVID-19 terbanyak.

Tahanan, mahasiswa, dan personel militer Rusia akan memproduksi masker medis dan peralatan lainnya untuk menghadapi pandemi coronavirus.

Polisi lalu lintas Moskow meluncurkan pemeriksaan mendadak pada taksi kota untuk memastikan pengemudi mengenakan masker wajah dan secara teratur mendisinfeksi kendaraan mereka.

Di bawah peraturan baru, pengemudi harus mengganti masker setiap tiga jam dan menggunakan pembersih untuk membersihkan tangan dan mendisinfeksi kendaraan mereka dua kali sehari.

Kementerian Pertanian Rusia telah memerintahkan semua wilayah Rusia untuk menyiapkan pasokan makanan untuk dua bulan untuk mencegah kekurangan.
 
Penerbangan ke beberapa negara juga ditangguhkan sejak awal Maret. Maskapai penerbangan nasional Rusia, Aeroflot, akan mengurangi jumlah penerbangannya ke Vietnam, Thailand, Turki, Uni Emirat Arab, dan Kuba mulai 28 Maret mendatang.

Dengan langkah-langkah tadi, Rusia mengklaim kalau mereka sudah 'mengatasi' wabah. Sayangnya klaim Rusia diragukan kebenarannya mengingat apa yang terjadi di Rusia pada masa lalu, salah satunya terkait peristiwa Chernobyl.

Banyak yang meragukan data tersebut meski pemerintah Rusia mengatakan kalau mereka sudah transparan tentang penanganan krisis, dan bahwa statistiknya akurat. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait