Hari Guru Nasional 2020: Tantangan Terberat Pendidik di Masa Pandemi COVID-19
Malang - Di masa pandemi COVID-19 ini, menjadi tantangan terberat bagi pendidik dalam memberikan ilmu kepada peserta didik.
Ya, telah banyak diberitakan jika tak sedikit pelajar maupun mahasiswa yang kesulitan mengakses internet karena wilayah, ketidakmampuan orang tua dalam membeli kuota internet hingga kurangnya sarana dan prasarana pembelajaran secara daring.
Seperti yang diceritakan oleh Kepala SD Insan Amanah Kota Malang, Suhardini Nurhayati. Ia menjelaskan jika awalnya baik wali murid maupun pendidik mengalami shock culture.
Mereka para guru mengaku kesulitan dalam menerangkan sistem pembelajaran secara daring kepada siswa sekolah dasar.
"Awalnya pasti sulit, tetapi lama kelamaan akan terbiasa. Terlebih ini kan sudah dijalankan selama sembilan bulan," katanya kepada Urbanasia.
Selama sembilan bulan tersebut, pihaknya pun tak hanya memberi tugas kepada peserta didik. Melainkan juga diberi kuis dan game. Hal ini untuk menghindari kejenuhan siswa-siswi.
"Karena kalau dikasih tugas itu sama saja nggak sekolah, mereka akan jenuh. Untuk itu tetap kami adakan kuis dan game melalui zoom, google class dan lainnya. Tetap kami memiliki screening time bagi anak-anak," tambahnya.
Dalam peringatan Hari Guru Nasional yang jatuh pada hari ini, Rabu (25/11/2020), Suhardini berharap para pendidik tidak berada di zona nyaman. Melainkan terus mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya.
"Karena selama ini kan pembelajaran dilakukan secara daring, takutnya mereka nyaman dan nggak nyaman kalau mengajar secara luring, begitu pun sebaliknya dengan pelajar. Untuk itu saya berharap pendidik dapat mengembangkan potensinya dan harus profesional dalam mengajar," ungkapnya.
Sementara itu, Dekan FK IK UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Yuyun Yueniwati Prabowowati Wadjib juga mengatakan hal yang sama. Jika, awal mula pembelajaran secara daring ini banyak dosen-dosen yang mengalami kesulitan.
"Karena kami berbeda dengan generasi sekarang, milenial sekarang kan sudah melek teknologi. Otomatis secara nggak langsung kami juga harus belajar teknologi," katanya kepada Urbanasia.
Wanita yang juga merupakan dosen FKg Universitas Brawijaya (UB) ini megatakan, jika selama ini hanya sebagian saja yang melaksanakan kuliah secara luring.
"Selama ini udah di langsungkan kuliah tatap muka kalau untuk kedokteran profesi itu. Akademik belum, tapi untuk profesi dokter itu sudah di FK UB maupun FKIK UIN. Karena memang pembelajaran profesi itu tidak bisa dengan daring saja, tetapi harus luring, tetap dilaksanakan dengan protokol kesehatan dan membatasi jumlah mhasiswa," paparnya.
Di Hari Guru Nasional yang berlangsung di masa pandemi ini, Yuyun menyebut jika ini merupakan tantangan terbesar bagi pendidik.
"Ini merupakan tantangan untuk tetap berkompetensi dalam memberikan ilmu kepada peserta didik. Tetap kami sebagai pendidik harus menyesuaikan kondisi meskipun terbilang sulit," tandasnya.