URstyle

Hobi Unik Pelihara Kumbang, Jadi Ajang Nostalgia Masa Kecil

Priscilla Waworuntu, Senin, 17 Oktober 2022 18.04 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Hobi Unik Pelihara Kumbang, Jadi Ajang Nostalgia Masa Kecil
Image: ilustrasi kumbang (pexels.com/pixabay)

Jakarta - Mengoleksi hewan kumbang, ternyata cukup populer dikalangan remaja Vietnam. Seorang pemuda asal Vietnam bernama Le Quang Tu memiliki hobi unik, yaitu memelihara kumbang. Ia bercerita, ketika itu ia sedang belajar di Kanada, dan ia sering membaca komik Jepang yang menjelaskan tentang spesies kumbang. Dalam komik itu, dijelaskan juga berbagai macam bentuk serta warna kumbang. 

“Saya mulai mengumpulkan kumbang pada tahun 2012 dan saya melanjutkan ketika saya pergi untuk belajar di Kanada. Namun untuk sekarang, saya fokus pada reproduksi, dan pembiakan larva dan kumbang dewasa,” kata Le Quang Tu, sebagaimana dikutip Urbanasia, Senin (17/10/2022). 

Sementara itu, Tran Van Quang (25), dari Da Lat, mengatakan bahwa dia membiakkan kumbang karena dia menganggap ini sebagai cara untuk menghidupkan kembali kenangan masa kecilnya. Ketika dia masih kecil, ayah dan kakak laki-lakinya sering menangkap kumbang untuk dikembangbiakkan.

“Ketika saya datang ke HCM City untuk belajar, seorang teman saya menunjukkan kepada saya sebuah bo kien vuong (Dinastinae), yang mengingatkan saya pada masa kecil saya. Sejak saat itu, saya mulai belajar dan bermain dengan kumbang." ungkap Tran Van Quang. 

Tran Vang menambahkan bahwa  pengembangbiakan kumbang di Vietnam menjadi populer. Ada banyak komunitas penghobi kumbang. Para peternak bertukar pengalaman tentang perkembangbiakan dan serangga.

Sementara itu, ada juga pengoleksi kumbang dari HCM City, Nguyen Huynh Anh Kiet (21). Ia terkenal dengan koleksi spesimen kumbangnya yang berharga. Kiet telah mengumpulkan kumbang sejak 2015 dan menganggap serangganya sebagai hewan peliharaan. Dia mengatakan di beberapa negara asing, pengembangbiakan kumbang sangat populer, terutama di Jepang dan Thailand. 

Menurutnya, di negara seperti Jepang dan Thailand mereka rela membangun kamar dengan peralatan modern hanya untuk membiakkan kumbang. Begitu juga dengan orang-orang di Vietnam, yang dimana mereka menghabiskan uang untuk kandang dan pakan. Mereka juga menggunakan lemari es untuk menciptakan lingkungan hidup dengan suhu yang sesuai dengan lingkungan hidup alami mereka. Kiet mengatakan hobi itu mahal. 

Biasanya untuk kumbang sendiri paling populer diperjualbelikan di pasar online dan sesama kolektor kumbang. Selain kumbang, ternyata di Vietnam sendiri juga terkenal dengan koleksi serangga impor. Harga 1 serangga berkisar dari ratusan ribu dong hingga lebih dari 10 juta dong atau setara dengan Rp 6,3 juta, tergantung warna, ukuran dan kelangkaannya.

Menurut Tu, sekarang ini banyak spesies serangga yang sudah punah. Melihat hal ini, Tu bertekad untuk terus mengoleksi dan melestarikan berbagai serangga yang ada. Tu sendiri sudah dari dulu melestarikan kumbang, dengan cara menyediakan nutrisi, dan menemukan tempat yang ideal bagi kumbang betina untuk bertelur. Setelah larva berganti kulit dan berubah menjadi kumbang, proses lain dimulai dengan generasi F1. 

Untuk kumbang yang mudah berkembang biak, setelah memanen F1, Tu melepaskannya ke alam liar. Adapun spesies yang sangat langka yang tidak mudah berkembang biak, Tu memelihara dan membiakkannya. Selain itu, Tu juga terus mencatat pertumbuhan harian mereka sebagai bahan untuk penelitian ilmiah miliknya. 

“Saya mencatat ciri-ciri F1, F2, F3, dll, tempat pengambilan sampel, asal-usul, suhu makanan, waktu kawin kumbang,” kata Tu.

Dengan metode ini, Tu berhasil mereproduksi Lucanus cervus (kumbang rusa Eropa), spesies kumbang paling terkenal, jarang terlihat dan sangat berharga, yang hanya muncul di pasar Eropa. 

Kedepannya, Quang juga ingin melestarikan spesies kumbang langka dan berharga. Tetapi dia tidak ingin membeli dan mengumpulkan kumbang langka dan berharga, dan ketika mereka besar, ia melepaskan kumbang ke alam. Berbeda dengan Kiet, ia mencoba melestarikan kumbang dengan mengumpulkan serangga mati dan membuat spesimen, dan saat ini ia sudah memiliki 200 spesimen kumbang.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait