URtainment

Imbas Corona, Film Dokumenter 'Kemarin' Tunda Jadwal Tayang

Anisa Kurniasih, Rabu, 15 April 2020 10.40 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Imbas Corona, Film Dokumenter 'Kemarin' Tunda Jadwal Tayang
Image: Poster film dokumenter "Kemarin" (Instagram @mahakaryapictures)

Jakarta - Film dokumenter dari grup band Seventeen yang rencananya tayang pada 23 April 2020 ditunda jadwal penayangannya karena pandemi virus corona nih guys.

Film yang bergenre dokumenter drama ini mengisahkan tentang perjalanan awal Seventeen hingga musibah tsunami di Selat Sunda pada 22 Desember 2018 yang merenggut nyawa tiga personelnya yaitu M. Awal Purbani (Bani - bassis), Herman Sikumbang (Herman - gitaris), Windu Andi Darmawan (Andi - drummer) serta Oki Wijaya (road manager), Ujang (kru) dan Dylan Sahara (istri dari Ifan).

CEO Mahakarya Pictures, Dendi Reynando dalam live streaming Instagram mengatakan bahwa timnya memutuskan untuk memundurkan tayangan film tersebut sampai waktu yang belum ditentukan.

"Awalnya kita sudah mendapat tanggal 23 April tapi karena situasi COVID-19 yang tidak terkendali, kita memutuskan untuk memundurkan tayangnya karena tidak memungkinkan dan untuk tanggal baru belum tahu karena ada belasan film yang ke-pending karena virus corona," ujar CEO Mahakarya Pictures, Dendi Reynando dalam live streaming Instagram, Selasa (14/4/2020).

FYI nih Urbanreaders, film "Kemarin" atau dokumenter perjalanan Seventeen sebenarnya sudah direncanakan sebelum tragedi tsunami terjadi sebagai bentuk untuk perayaan 20 tahun berkarya. Namun karena peristiwa tak terduga menimpa mereka, akhirnya rencana tersebut diurungkan.

Satu bulan kemudian, tepatnya 22 Januari 2019, tim manajemen menemukan kamera milik almarhum Andi yang merekam detik-detik terakhir kebersamaan mereka sebelum tsunami. Bahkan momen saat tsunami datang pun sempat terabadikan.

"Memang sebulan sebelum kejadian kita ada meeting internal Seventeen. Kita ada meeting ulang tahun Seventeen ke-20, kita mau bikin konser besar dan film dokumenter,"  kata manajer Seventeen, Resa Prihadi yang juga selamat dari musibah tersebut.

Resa menambahkan, "Niatnya memang bikin film dokumenter, tapi ide ini hilang karena semuanya buyar. Kenapa akhirnya tetap dibikin? Karena ini amanah dari anak-anak aja sih."

Dalam proses penggarapan, Upie Guava dipercaya sebagai sutradara dan menggandeng Whisnu Surya sebagai penulis skenario. Bagi Upie, selama proses produksi perasaan bercampur aduk antara sedih dan senang.

"Mixed feeling banget, karena ini satu kegiatan di mana hampir di setiap prosesnya gue nangis. Gue harus melakukan tanya jawab dengan yang hidup, gue menemukan pelajaran-pelajaran baru dari cerita orang,"  jelas Upie.

 Ia juga berharap mudah-mudahan banyak orang yang mengambil hikmah dari film tersebut.

Wah, ktia tunggu kabar selanjutnya saja ya guys!

 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait