URnews

Imbas Corona, Seorang IRT di Serang Meninggal Diduga Akibat Kelaparan

Griska Laras, Selasa, 21 April 2020 16.14 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Imbas Corona, Seorang IRT di Serang Meninggal Diduga Akibat Kelaparan
Image: Ilustrasi jenazah. (Pixabay)

Serang — Belum lama ini cerita tentang seorang ibu rumah tangga asal Serang yang meninggal dunia ramai diperbincangkan di media sosial. Pasalnya, perempuan bernama Yulie Nuramelia itu dikabarkan meninggal karena kelaparan.

Di tengah pandemi corona, suaminya, Abdul Holik yang bekerja sebagai pemulung tak mendapatkan uang karena lapak pengepul tutup.

Holik pun mengaku belum mendapatkan bantuan dari pemerintah setempat. Ia dan keluarganya pun bertahan dengan meminum air galon isi ulang selaama dua hari karena tak mempunyai uang untuk membeli makanan.

Setelah bertahan selama dua hari, sang istri tak sanggup bertahan dan meninggal dunia pada Senin, (20/4/2020) sekitar pukul 15.09 WIB. Yulie meninggalkan suami dan empat orang anak, salah satunya masih bayi.

Poppy Nopriadi selaku Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Serang mengatakan pihaknya baru mendapat laporan tentang kondisi Holik dan istrinya beberapa hari lalu.

“ Dari laporan yang saya terima, Ibu Yulie katanya sempat nggak makan dua hari karena nggak punya uang, tapi itu nggak tahu dua harinya kapan, Jadi dia hanya minum air galon saja,” kata Poppy.

Poppy mengatakan timnya segera mengunjungi rumah keluyarga Yulie setelah mendapat laporan itu.

“Setelah mendapat laporan keluarga itu nggak makan, kami langsung ngasih bantuan hari Sabtu,” katanya

Sejak saat itu, bantuan untuk Yulie dan keluarganya berdatangan dari berbagai pihak, termasuk dari Pemprov Banten.

Namun, cerita itu dibantah oleh Rochman Setiawan,  salah satu relawan yang memberikan bantuan kepada keluarga Yulie. Ia mengaku kaget mendengar kabar tersebut. Pasalnya, ia baru saja memberikan bantuan ke keluarganya pada, Senin (20/4/2020).

Ia juga membantah kabar kalau Yulie meninggal dunia akibat kelaparan karena bantuan telat.

“Kalau ada berita yang bilang ibu Yulie meninggal karena kelaparan itu bohong. Waktu itu saya kasih bantuan roti dan langsung dimakan sama anaknya,” katanya.

Hal senada juga disampaikan Dedi Sudrajat, Lurah Lontar Baru, Kecamatan Serang, Kota Serang, Banten.

“Saya sendiri nggak percaya juga, ya, karena saya terima informasi dia masih makan,” ujarnya.

Meski demikian, hingga kini pihaknya masih belum bisa memastikan penyebab kematian Yulie. Dari laporan tim medis, Dedi menegaskan kalau Yulie tidak terpapar virus corona.

“Saya belum tahu pasti penyebabnya, tapu dokter bilang bukan COVID-19. Saya kira bukan itu juga (menahan lapar)”.

Yulie sendiri sempat dilarikan ke puskesmas setempat, namun nyawanya tak tertolong dan meninggal dalam perjalanan menuju puskesmas.  

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait