URstyle

Indonesia Gandeng Korsel untuk 340 Juta Vaksin COVID-19

Nunung Nasikhah, Rabu, 10 Juni 2020 21.04 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Indonesia Gandeng Korsel untuk 340 Juta Vaksin COVID-19
Image: Ilustrasi vaksin virus corona. (labmanager.com)

Jakarta – Menurut perkiraan, Indonesia membutuhkan jumlah vaksin COVID-19 yang cukup banyak yakni berkisar 340 juta ampul untuk memenuhi kebutuhan 170 juta penduduk Indonesia.

Perkiraan tersebut didapatkan dengan asumsi bahwa setiap orang nantinya akan mendapat dua ampul vaksin COVID-19.

"Apabila 170 juta masyarakat, maka butuh minimal terkena dua kali shot. Jadi, minimal kita butuh 340 juta vaksin," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Jakarta, sebagaimana dikutip dari Antara (10/6/2020).

Pengadaan vaksin COVID-19 tersebut, kata Airlangga, dilakukan melalui relaksasi intellectual property rights. Artinya, bagi negara yang menemukan vaksin terlebih dahulu, maka dapat berbagi dengan negara lain.

"Siapa yang menemukan terlebih dahulu bisa sharing dengan negara lain, sehingga bisa melakukan co-production," tandasnya.

Untuk Indonesia, lanjut Airlangga, upaya menemukan dan memenuhi kebutuhan vaksin COVID-19 dilakukan melalui kerja sama antara BUMN dengan beberapa perusahaan di Korea Selatan (Korsel).

"Sesuai arahan Bapak Presiden yang meminta kita untuk mengutamakan kerja sama dengan negara yang penduduknya relatif lebih kecil dari kita," tuturnya.

Kerja sama penemuan vaksin COVID-19 tersebut, kata Airlangga, tidak mungkin dilakukan dengan negara berpenduduk lebih banyak dari Indonesia sebab mereka pasti akan mementingkan negaranya masing-masing.

"Mereka mempunyai kebutuhan sendiri seperti India atau China yang punya demand lebih dari satu miliar, maka otomatis mereka akan mementingkan negaranya masing-masing," tegasnya.

Di samping itu, negara berpenduduk lebih sedikit dari Indonesia seperti Korea, Prancis, dan Denmark, menurutnya, merupakan mitra ideal karena mereka membutuhkan pasar yang besar.

"Mereka membutuhkan pasar besar sehingga kita bisa melakukan co-production," jelasnya.

Sementara itu, pengembangan vaksin di Indonesia dipimpin oleh PT Bio Farma yang merupakan badan usaha milik negara (BUMN).

"Kita ingin mendapatkan vaksin dalam waktu relatif cepat artinya tidak tertinggal dari negara lain. Kita mengembangkan vaksin Indonesia sendiri yang efektif untuk virus yang beredar di Indonesia," kata Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro.

Bambang menyatakan, jika ingin melakukan vaksinasi terhadap dua per tiga dari total penduduk, maka Indonesia membutuhkan sekitar 250 juta sampai 300 juta ampul vaksin COVID-19.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait