URstyle

Indonesia Siapkan Kajian Vaksinasi COVID-19 untuk Balita

Priscilla Waworuntu, Jumat, 30 September 2022 18.18 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Indonesia Siapkan Kajian Vaksinasi COVID-19 untuk Balita
Image: ilustrasi vaksin untuk balita (Foto: Freepik)

Jakarta - Baru-baru ini, Komite Penasehat Ahli Imunisasi Nasional (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization/ITAGI) masih mengumpulkan bukti ilmiah yang lengkap sebelum merekomendasikan program vaksinasi COVID-19 pada balita di Indonesia. 

"Kami belum menginjak di program vaksinasi pada balita. ITAGI selalu berdasarkan bukti ilmiah," kata Ketua ITAGI Prof Sri Rezeki yang dijumpai dalam peluncuran EUA vaksin dalam negeri di Gedung BPOM RI Jakarta, yang dikutip Urbanasia dari Antara pada Jumat (30/09/2022). 

Menurut Sri, pembelian dosis vaksin pada anak perlu dikaji dan dipertimbangkan hasil studi klinisnya. Sebab, pemberian dosis pada anak berbeda dengan orang dewasa, dan biasanya anak juga memiliki imun yang lebih rentan. Selain itu, hasil pengamatan ITAGI pada pemberian vaksin balita di AS yang menggunakan platform mRNA, seperti Pfizer dan moderna, masih dilakukan dengan sangat hati-hati. 

"Untuk anak itu diturunkan dosisnya. Kita harus tahu penurunannya berapa, kalau program vaksinasi balita dari luar negeri, mereka sepertiga dosis. Apakah Indonesia juga mau pakai seperti itu, ini masih dalam kajian," ujarnya.

Selain itu, vaksinasi pada balita juga belum termasuk wajib, tapi keputusan tetap diserahkan kepada orang tua, apakah mereka ingin melakukan vaksin kepada anak mereka atau tidak. 

Sri juga mengatakan bahwa vaksinasi pada anak sangat penting. Hal ini karena infeksi SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 ada anak kerap kali tidak terdeteksi dan tidak ada gejala. Sehingga, ketika virus ini menyerang orang-orang dengan status komorbid, akan sangat berakibat fatal. Hingga saat ini, ITAGI hanya merekomendasikan program vaksin COVID-19 untuk anak-anak di atas 6 tahun. 

"Kalau untuk balita yang sehat itu masih bisa dikendalikan oleh orang tua. Tapi anak di atas 6 tahun, sekolah SD, SMP, SMA itu sudah bisa jalan sendiri, ketemu dengan orang banyak," ucapnya.

Untuk itu, program vaksinasi pemerintah diterapkan secara bertahap mulai dari remaja 11 hingga 17 tahun. 

"Yang penting vaksinnya aman, tidak ada efek samping dan penerimaannya bagus. Sekarang vaksinasi remaja sudah hampir 90 persen," ujarnya

Setelah itu, cakupan sasaran diarahkan kepada siswa SD dari usia 6 hingga 11 tahun. Kemudian, melansir dari data Dashboard Vaksinasi Kemenkes RI per 30 September 2022, cakupan vaksinasi COVID-19 dosis 2 pada usia 12 hingga 17 tahun mencapai 22 juta lebih peserta atau setara 82,72 persen dari jumlah sasaran 26,70 juta orang. Sedangkan dosis 1 mencapai 25,63 juta jiwa atau 95,98 persen dari target.

Lalu, untuk vaksinasi dosis 2 kelompok usia 6 sampai 11 tahun mencapai 17,51 juta peserta atau 66,36 persen dari target 26 juta jiwa lebih. Dosis 1 mencapai 21,15 juta peserta atau 80,14 persen dari sasaran yang ditetapkan. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait