URnews

Ini Alasan Risma Tolak Bangun Jalan Tol Tengah Kota di Surabaya

Nivita Saldyni, Selasa, 1 September 2020 11.40 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Ini Alasan Risma Tolak Bangun Jalan Tol Tengah Kota di Surabaya
Image: Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. (Humas Pemkot Surabaya)

Surabaya - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini akhirnya membeberkan alasannya menolak pembangunan tol tengah kota pada 2014 silam.

"Kenapa saya menolak jalan tol, karena saya melihat bahwa warga saya minimal 20 tahun ke depan ini naik motor," kata Risma seperti dikutip dari laman Humas Pemkot Surabaya, Selasa (1/9/2020).

Menurut Risma, selain membebani warganya, pembangunan tol ini bisa membuat Surabaya jadi kota yang mahal dan berpotensi menimbulkan kesenjangan sosial.

"Misalkan dibuka tol, sepeda motor bisa masuk tapi kan bayar. Kalau dia untuk kerja saja bayar, padahal dia pendapatannya belum mesti (tentu). Kalau dia bayar, kapan sejahteranya dia. Itu harus dihitung," jelasnya.

Sebab jika hal ini benar-benar terjadi maka ia khawatir akan banyak menimbulkan protes warga dan maraknya kericuhan.

"Kalau kota ini menjadi mahal, maka kota itu tidak akan menjadi efisien. Akhirnya yang mampu yang bertahan. Dampaknya, kota ini rentan sekali terhadap kericuhan. Karena apa? Kesenjangan tadi, nanti akan memudahkan orang terjadi demo, amarah. Teorinya ada, aku tidak ngawur. Jadi semua itu harus dihitung," ungkapnya.

Selain itu, wali kota perempuan pertama di Surabaya itu juga menambahkan jika pembangunan koridor tol tengah kota jalur Utara – Selatan dibuat masif maka akan mengganggu sistem aliran air Kota Surabaya. Akibatnya warga kesulitan mengakses air bersih.

“Kalau ini dibangun maka akan sulit aliran-aliran air itu. Pasti ada konstruksi-konstruksi yang akan mempengaruhi hambatan-hambatan tadi,” kata Risma.

Belum lagi di tengah kita telah berjejer bangunan-bangunan usaha. Sehingga dikhawatirkan pembangunan jalan tol tengah kota akan menghambat aktivitas usaha warga Surabaya.

“Kalau ini ada tiangnya (jalan tol) itu akan ganggu kalau dia dagang dan sebagainya. Akses juga terganggu. Orang kadang pohon saja jadi masalah, apalagi konstruksi-konstruksi masif itu. Karena itu kenapa aku menolak, jadi jangan sampai orang dagang itu terganggu,” tegasnya.

Risma juga menilai, sebuah kota itu tidak bisa hanya mendapatkan untung tanpa memikirkan dampak dari adanya pembangunan. Oleh karena itu menurutnya, untuk apa membangun kota jika warga tak bisa cari uang ataupun sekolah.

“Misalkan dia bisa makan, tapi kalau saat dia sakit belum tentu dia bisa bayar. Jadi, karena itu kenapa kemudian pendidikan harus gratis, tidak semua harus untung," imbuhnya.

“Oh itu (tol tengah kota) untuk pendapatan daerah, tidak bisa,” tutup Risma.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait