URnews

Ini Kata Pakar Ekspresi Mikro soal Klarifikasi Gofar Hilman

Kintan Lestari, Jumat, 25 Juni 2021 22.28 | Waktu baca 5 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Ini Kata Pakar Ekspresi Mikro soal Klarifikasi Gofar Hilman
Image: Penyiar radio dan YouTuber, Gofar Hilman. (Instagram @pergijauh)

Jakarta - Gofar Hilman kemarin (24/6/2021) kembali lagi ke hadapan publik setelah menghilang beberapa hari usai diterpa kasus pelecehan seksual.

YouTuber sekaligus penyiar radio tersebut kembali menyapa penggemar lewat sebuah video yang diunggah di Instagram TV-nya dengan caption 'Apa kabar?'.

Dalam video tersebut, Gofar menyinggung soal kasus pelecehan seksual yang menimpanya. Ia pun menegaskan kalau dirinya tidak melakukan perbuatan yang dituduhkan padanya itu.

“Gue menegaskan bahwa gue nggak melakukan hal tersebut dan omongan gue bisa dipertanggungjawabkan," tegasnya.

Terkait video terbaru Gofar, Urbanasia bertanya pada dua pakar mikro ekspresi, Kirdi Putra dan Joice Manurung, soal ekspresi pria 38 tahun itu.

- Pakar Ekspresi Mikro Kirdi Putra

Dalam video berdurasi sekitar 7 menit itu, pakar ekspresi mikro Kirdi Putra melihat pria 38 tahun itu menunjukkan ekspresi marah, sedih, dan stress.

"Ekspresi yang ditunjukkan Gofar lebih banyak menunjukkan beberapa penanda ekspresi marah, sedih, dan stress," jelas Kirdi saat ditanya Urbanasia, Jumat (25/6/2021) malam.

Kirdi melihat ekspresi marah terlihat jelas kala Gofar mengatakan siap untuk bertanggung jawab atas statement-nya. Lalu ekspresi sedih muncul ketika menyebut dirinya ingin fokus ke masalahnya, karyawan, dan keluarganya. Dan ekspresi stress muncul ketika ia menyebut dirinya merasa down karena stigma dari netizen.

Dalam videonya, Kirdi menilai kalau YouTuber sekaligus penyiar radio itu lebih banyak melontarkan pembelaan daripada mengklarifikasi masalahnya.

"Buat saya, video klarifikasi ini terlalu panjang, tetapi tidak lugas ke sasarannya. Video ini berdurasi 7 menitan, tetapi “daging” dari klarifikasinya yang utama, hanya ada di antara menit ke 1 ke menit ke 3 alias 2 menit saja. Sisanya? Relatif bicara tentang pembelaan diri," pungkasnya.

Menurut Kirdi, daripada klarifikasi, Gofar harusnya langsung membuat laporan ke pihak berwenang, terutama kalau ia merasa tidak bersalah.

"Apa yang bisa dilakukan untuk klarifikasi yang efektif dan mengena? Langsung buat laporan, kalau memang tidak salah, dan selesaikan di mata hukum, tanpa ada alasan ini itu," ujar Kirdi. 

Cara klarifikasi seperti ini, dikatakan Kirdi, hanya akan memunculkan dua kemungkinan. Pertama, netizen jadi bertanya-tanya kenapa Gofar tidak melapor ke pihak berwenang. Kemungkinan kedua, pria 38 tahun itu dianggap 'playing victim'.

"Dibutuhkan klarifikasi yang singkat, tepat, dan jelas. Cukup sampaikan 'Saya tidak melakukan, saya yakin karena saya berada di situ, dan saya putuskan untuk membawa masalah ini ke ranah hukum. Bila pihak yang membuat cuitan memang meyakini tuduhannya, saya persilahkan untuk kita bertemu di pihak yang berwenang secara hukum'. Singkat, padat, dan jelas," lanjutnya lagi.

Menurut Kirdi, akan lebih baik bila Gofar atau perempuan yang membuat cuitan tersebut mengingat kembali kejadian yang terjadi pada 2018 lalu itu. Dengan demikian, masalah akan jadi jelas.

"Pertanyaan terpentingnya bukan apa yang menjadi statement dan emosi yang ditampilkan. Pertanyaan paling penting adalah apakah Gofar atau perempuan tersebut, saat itu, dalam kondisi sadar atau dalam pengaruh alkohol? Karena jawaban dari pertanyaan ini, bisa jadi kunci dari hingar bingar ini," tutupnya. 

1624585920-gofar-hilman-klarifikasi.jpgSumber: YouTuber Gofar Hilman memberikan penjelasan terkait tudingan atas kasus pelecehan yang menyeretnya. (Instagram @pergijauh)

- Psikolog dan Grafolog Joice Manurung

Menurut Joice, emosi Gofar dalam video terkendali lantaran videonya sudah direncanakan. Namun, di beberapa bagian tetap muncul reaksi alami.

"Sesungguhnya video ini direncanakan. Jadi memang pastinya ada beberapa hal yang sudah dikendalikan. Paling tidak membantu seseorang mengelola emosinya ketika sudah ada perencanaan sebelumnya. Namun ketika seseorang berbicara ada unsur-unsur alaminya yang dikeluarkan," ujar Joice.

Adapun reaksi yang dilihat dari Gofar adalah mengetukkan jari, membasahi bibir, mengambil napas, sampai menelan ludah yang dilakukan berulang.

"Yang pertama adalah ngetuk jari. Biasanya ketika seseorang mengetukkan jari punya beberapa indikasi. Dalam konteks ini yang tergambarkan adalah kejengahan menghadapi situasi ini. Jadi dia ingin segera keluar karena situasinya ini mengancam buat dia," jelas Joice.

"Lalu dalam beberapa momen ada kecenderungan untuk membasahi bibir. Nah, biasanya membasahi bibir itu terjadi ketika ada sebuah ungkapan yang disampaikan dan itu memunculkan ketegangan. Ketika Gofar menyatakan 'nggak fair buat saya', ungkapan itu disampaikan dalam kondisi yang cukup tegas suaranya dan mata terpejam. Mata terpejam itu menunjukkan sebuah upaya meyakinkan bahwa ini memang bukan hasil tindakan saya," lanjutnya.

"Ketika selesai menyampaikan 'saya tidak ambil peluang dari tindakan saya yang tercela', yang bersangkutan mengambil napas panjang, kemudian menelan ludah. Jadi ini adalah sebuah beban yang diberikan kepadanya, entah karena publik atau yang bersangkutan merasa ini adalah beban. Menelan ludah adalah upaya melegakan diri. Lalu ada juga beberapa kali muncul kedipan di mata dan tarikan di hidung," jelas Joice lagi.

Akan tetapi untuk ekpresi yang terakhir disebut, Joice mengatakan ada kemungkinan lain, yakni bawaan dari orang tersebut.

"Saya tidak bisa memastikan secara langsung karena ini ada dua kemungkinan. Apakah memang ada bawaan yang dimiliki yang bersangkutan. Kalau itu bawaan kita nggak bisa ekspresikan sebagai sebuah makna tertentu. Tapi kalau itu bukan bawaan yang bersangkutan artinya kata-kata yang disampaikan membawa ketegangan yang tinggi sehingga itu diekspresikan melalui gerakan berulang," lanjutnya lagi.

Saat ditanya apakah Gofar Hilman jujur di video tersebut, Joice menyatakan dirinya perlu melihat hal-hal lainnya.

"Untuk membaca sebuah kejujuran itu diperlukan gambaran ekspresi dan perilaku dalam konteks waktu tertentu sehingga itu akan diobservasi kemudian dilihat polanya. Pola ini yang bisa dibaca sebagai kecenderungan apakah perilakunya itu alamiah dengan intensi yang negatif atau positif," jelas Joice.

Dan saat ditanya apakah pria 38 tahun itu menyesal, Joice mengungkap di video Gofar memang meminta maaf, namun tidak jelas permintaan maafnya ditujukan ke siapa.

"Ketika menyatakan permintaan maaf itu suaranya low tone, kemudian dia melihat kamera dengan cukup yakin. Dan memang terlihat ada tarikan napas yang dalam. Jadi permintaan maaf ini betul-betul disampaikan, namun kita tidak bisa yakin maafnya untuk perilaku yang mana, atau untuk siapa. Yang saya tangkap seperti itu. Karena sekali lagi permintaan maaf yang sesungguhnya juga biasanya akan muncul secara spontan dan diikuti beberapa ekspresi yang harusnya mendukung," tutupnya. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait